Update Drone KamikazeKlik di Atas

Suriah Blokir Kapal Kargo Rusia “Sparta II”, Evakuasi Aset Militer Rusia dari Lanal Tartus Kian Sulit

Melanjutkan berita sebelumnya tentang sejumlah sistem rudal hanud S-400 Rusia yang ‘terjebak’ di pangkalan angkatan laut (Lanal) Tartus di Suriah, lantaran tidak semua aset militer Rusia dapat dipindahkan lewat jalur udara dari Lanud Khmeimim, maka aset militer berat harus dievakuasi lewat jalur laut, dan untuk yang satu ini rupanya ada kendala.

Baca juga: Dari Foto Satelit, Sejumlah Sistem Rudal Hanud S-400 Rusia Diduga ‘Terjebak’ di Lanal Tartus

Seperti dikutip Army Recognition yang merujuk pada publikasikan UAWire pada 10 Januari 2025, evakuasi aset militer Rusia dari Suriah menemui hambatan kritis, ini bukan karena serangan dari pasukan pemberontak, melainkan karena kapal kargo Rusia Sparta II telah ditolak akses masuknya ke pelabuhan Tartus oleh otoritas baru di Suriah.

Perkembangan ini menyusul perubahan rezim di Suriah yang menyebabkan tergulingnya Bashar al-Assad, yang menimbulkan ketidakpastian atas masa depan Rusia di wilayah tersebut.

Sparta II tiba di lepas pantai Suriah pada 5 Januari 2025, setelah meninggalkan wilayah Kaliningrad Rusia pada bulan Desember 2024, dan kini masih berada di lepas pantai karena negosiasi yang gagal.

Lanal Tartus, yang merupakan satu-satunya pangkalan angkatan laut Rusia di luar perbatasannya, merupakan titik tumpu dalam strategi regional Moskow. Namun, sejarah kapal yang kontroversial, termasuk aktivitas yang tercantum dalam sanksi sebelumnya seperti mengangkut peralatan militer dari Krimea ke Suriah, kemungkinan besar turut menyebabkan penyangkalan tersebut.

Foto Satelit Ungkap Eksodus Armada Kapal Perang Rusia dari Tartus Suriah

Kebuntuan ini secara efektif telah menghentikan upaya evakuasi Rusia, sehingga memaksa Rusia mengandalkan rute alternatif, seperti operasi udara melalui pangkalan udara Khmeimim, untuk menarik personel dan aset yang lebih kecil.

Citra satelit telah mengungkap penumpukan peralatan militer Rusia yang ekstensif di Tartus, termasuk sistem radar pertahanan udara yang dibongkar dan lebih dari 100 truk yang disiapkan untuk dipindahkan. Kurangnya akses maritim menggarisbawahi beratnya tantangan yang dihadapi Moskow saat berupaya mengkalibrasi ulang kehadirannya di Suriah.

Konteks geopolitik yang lebih luas semakin memperumit situasi. Penarikan armada Rusia dari Tartus pada bulan Desember menyusul kemajuan pesat pemberontak Suriah menuju Damaskus, yang menandakan perubahan besar dalam dinamika kekuatan negara tersebut.

Penggulingan rezim Assad telah mendorong Moskow untuk terlibat dalam negosiasi dengan otoritas baru untuk mengamankan pijakannya yang tersisa di Suriah, khususnya pangkalan angkatan laut Tartus dan pangkalan udara Khmeimim. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah mengonfirmasi pembicaraan ini, menyoroti pentingnya strategis instalasi ini bagi pengaruh Rusia di kawasan tersebut.

Sementara itu, perhatian internasional terhadap situasi tersebut semakin meningkat. Sebuah pesawat patroli maritim P-8A Poseidon milik Angkatan Laut AS telah dikerahkan untuk memantau Sparta II dan perkembangan yang lebih luas di Mediterania, yang mencerminkan meningkatnya minat terhadap implikasi dari reposisi Rusia.

Penundaan evakuasi aset militer Rusia yang terus berlanjut menambah ketidakpastian, memperkuat kekhawatiran atas kemampuan Rusia untuk melindungi dan mengekstraksi aset militernya di bawah dinamika regional yang terus berubah.

Buntut Jatuhnya Aleppo, Ada Indikasi Rusia Mulai Pindahkan Aset Militernya dari Lanal Tartus di Suriah

Sparta II
Sparta II adalah kapal komersial yang dioperasikan oleh Oboronlogistika, sebuah perusahaan Rusia yang sering digunakan untuk mendukung logistik militer. Meskipun statusnya komersial, kapal ini kerap dimanfaatkan oleh militer Rusia untuk transportasi peralatan militer, termasuk dalam operasi di Suriah.

Penggunaan kapal komersial untuk kebutuhan militer adalah taktik umum untuk menjaga fleksibilitas logistik dan mengurangi pengawasan internasional.

Sparta II dirancang sebagai kapal Ro-Ro (Roll-on/Roll-off), sehingga cocok untuk membawa kendaraan, alat berat, dan peralatan militer yang dapat digerakkan langsung ke dalam kapal.

Sparta II dibangun oleh Flensburger Schiffbau-Gesellschaft (FSG) di Flensburg, Jerman, yang terkenal dengan spesialisasi dalam pembangunan kapal Ro-Ro dan kapal angkut logistik. Kapal ini dibangun pada tahun 2000 dengan nama Sloman Provider. Kapal ini awalnya dibangun untuk keperluan komersial dan digunakan di pasar Eropa sebelum dibeli dan dioperasikan oleh Rusia di bawah pengelolaan Oboronlogistika.

Dengan panjang keseluruhan 122 meter, Sparta II memiliki kapasitas bobot mati (DWT): 8.194 ton, menunjukkan kapasitas total kargo, bahan bakar, perlengkapan, dan awak yang dapat dibawa kapal tanpa melebihi batas keamanan. (Bayu Pamungkas)

Kedepankan Efisiensi, Angkatan Laut Singapura Pilih Sewa Kapal Kargo Ro-Ro Sebagai Wahana Latih