Update Drone KamikazeKlik di Atas

Super Kreatif, Ahli Robot Asal Jepang Ciptakan Kanon CIWS ‘Airsoft’ Phalanx

Senjata airsoft tentu sudah dikenal banyak orang, peminat airsoft gun terus menjamur dengan beragan pilihan senapan serbu. Namun, pernahkah terbayang, bahwa kanon reaksi cepat – Close In Weapon System (CIWS) Phalanx kaliber 20 mm yang biasa ditempatkan di kapal perang, diciptakan dalam wujud airsoft?

Baca juga: AL Korea Selatan Adopsi Kanon CIWS Phalanx Generasi Terbaru, Ini Kemampuannya

Video baru-baru ini muncul menunjukkan senjata seperti kanon CIWS Mk 15 Phalanx di garasi seorang pria. Jika diamati lebih dekat, ternyata Phalanx sebenarnya adalah model skala yang dapat menyemprotkan pelet senjata airsoft dengan kecepatan yang mencengangkan.

Dalam video yang bisa dilihat di Tweet di bawah ini, miniatur Phalanx yang ditempatkan di bagian belakang truk pickup menghadap target. Meskipun tidak segera jelas terbuat dari apa targetnya, kemungkinan besar bahan kertas yang tebal. Video kemudian menunjukkan bahwa target bukan tandingan airsoft Phalanx.Semburan pelet senjata dari Phalanx dengan mudah memotong target menjadi dua.

Pria di balik penciptaan mini-Phalanx adalah Kogoro Kurata, CEO perusahaan robotika yang berbasis di Jepang, Suidobashi Heavy Industry. Perusahaan ini menjadi terkenal lebih dari satu dekade yang lalu ketika Kurata, bersama dengan ahli robot Wataru Yoshizaki, mengembangkan prototipe robot Kuratas setinggi empat meter, yang juga menyemprotkan peluru senapan airsoft. Kuratas terkenal ikut serta dalam pertarungan robot Megabots pada tahun 2017, yang akhirnya menang.

Airsoft Phalanx besutan Kurata menggunakan airsoft M134 Minigun yang diproduksi oleh CAW (Craft Apple Works) yang berbasis di Jepang. M134 Minigun yang sebenarnya, yang menembakkan peluru 7,62×51 mm, merupakan kembaran dari kanon laras putar M61 Vulcan 20 mm pada Phalanx. Baik M134 Minigun dan Phalanx, keduanya adalah senjata tipe Gatling enam laras bertenaga listrik.

Agar lebih mendekati aslinya, Kurata juga menunjukkan bahwa kubah airsoft Phalanx, di mana radar pencarian dan pelacakan Phalanx CIWS disimpan, yang difungsikan Kurata sebagai tangki yang menyimpan sekitar 900.000 pelet BB airsoft. Dibandingkan dengan Phalanx yang sebenarnya, yang tingginya sekitar 4,7 meter, versi miniaturnya tingginya sekitar 2,3 meter, termasuk tumpuannya.

Bertujuan untuk membuat reproduksi CIWS seperti aslinya, Kurata juga memasang “kamera”, yang dirancang menyerupai kamera Forward Looking Infrared (FLIR) yang dipasang di samping yang pertama kali terlihat pada varian Block 1B dari Phalanx.

Dalam versi aslinya, kanon CIWS Mk 15 Phalanx diproduksi oleh Raytheon, dipersenjatai dengan munisi kaliber 20 mm dari kanon M61 Vulcan yang terkenal dan memiliki laju tembakan 4.500 putaran per menit. Phalanx dapat menghadapi target dalam mode manual atau secara mandiri (otomatis), yaitu melalui penggunaan dua radar, sementara versi terbaru telah menyertakan sensor elektro-optik dan inframerah.

Baca juga: Bersaing di Program “CIWS-II,” LIG Nex1 dan Hanwha Systems Tampilkan Rancangan Kanon Reaksi Cepat

Ambisi Kurata untuk membuat airsoft Phalanx sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Dalam Tweet yang dia posting pada 5 Maret, dia menunjukkan komponen airsoft Phalanx yang berada di garasi. Dalam terjemahan Tweet, Kurata menjelaskan bahwa dorongan awalnya untuk membangun model telah terhenti karena timbulnya pandemi Covid-19 pada tahun 2020, tetapi dia baru saja kembali mengerjakannya. (Gilang Perdana)

One Comment