Sukses dengan OPV Arafura Class, Luerssen Tawarkan Korvet C90 ke AL Australia

Bulan September mendatang, Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) akan merilis tinjauan kapal perang permukaan independen dalam Defence Strategic Review. Nantinya dari situ akan diputuskan tentang rencana strategis di masa depan untuk armada kapal perang permukaan. Yang salah satu poinnya adalah, apakah AL Australia membutuhkan kehadiran kapal perang sekelas korvet?

Baca juga: Peronda Perbatasan Australia, Unit Perdana OPV Arafura Class Resmi Diluncurkan

Bagi manufaktur kapal, hasil dari Defence Strategic Review nantinya bisa menjadi peluang bisnis besar. Salah satu manufakur kapal yang sudah pasang kuda-kuda adalah Luerssen. Manufaktur kapal kampiun asal Jerman ini telah mengutarakan niatnya untuk menawarkan korvet C90 ke AL Australia.

Dikutip dari Australiandefence.com.au (27/7/2023), pihak Luerssen mengatakan dapat membangun kapal perang kecil (korvet) yang ideal dioperasikan di Australia dan dapat diserahkan dalam lima tahun sejak kontrak efektif berjalan. Luerssen lewat Luerssen Australia, merupakan mitra industri pertahanan di Australia yang telah mapan secara bisnis. Pasalnya, Luerssen adalah galangan yang dipercaya untuk membangun 12 unit OPV (Offshore Patrol Vessel) Arafura class yang nilai kontraknya mencapai Aus$4,7 miliar.

Luerssen mengusulkan desain korvet C90 untuk Australia, berdasarkan Multipurpose Modular Patrol Vessel (MMPV) yang dibangun untuk Angkatan Laut Bulgaria. C90 adalah korvet dengan panjang 90 meter dan berbobot 2.300 ton.

Korvet C90 dipersenjatai dengan sangat mumpuni. Desain senjaa pada korvet ini mencakup 16 cell VLS untuk rudal hanud, meriam utama kaliber 76 mm, kanon CIWS kaliber 35 mm, rudal anti-kapal NSM, dan sepasang peluncur torpedo triple tube kaliber 324 mm. Luerssen mengatakan kapal itu dapat dilengkapi dengan radar CEA Australia dengan combat management system Saab 9LV, seperti yang diadopsi adal OPV Arafura class.

Apakah Australia membutuhkan korvet? Akan diputuskan oleh Defence Strategic Review untuk kapal perang permukaan independen yang akan melaporkan kembali kepada pemerintah pada bulan September. Tinjauan ini muncul dari Tinjauan Strategis Pertahanan, yang dirilis pada bulan April. Pada saat itu, Menteri Pertahanan Richard Marles mencatat dua kesimpulan utama.

Yang pertama adalah, armada kapal perang permukaan saat ini dibuat pada saat Angkatan Laut memperoleh kapal selam bertenaga konvensional. Namun, proyeksi AL Australia adalah memperoleh kapal selam nuklir, jauh lebih mampu dalam peran perang anti-kapal selam.

Yang kedua adalah tren di angkatan laut dunia untuk mengoperasikan lebih banyak kapal kecil, daripada sejumlah kecil kapal besar yang berkemampuan luar biasa tapi mahal dalam harga akusisi dan operasional.

Defence Strategic Review mengatakan armada permukaan Australia harus terdiri dari kapal Tier 1 dan Tier 2 untuk meningkatkan serangan, pertahanan udara, operasi kehadiran dan perang anti-kapal selam. Tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan Tier 1 dan Tier 2, meski Tier 1 dapat dipahami mencakup tiga unit kapal perusak Hobart class dan delapan unit frigat Anzac class. Sedangkan Tier 2 termasuk kapal kombatan dengan berat 2.000 ton.

Selain Luerssen, nama-nama besar seperti Navantia dari Spanyol dan Babcock dari Inggris, kabarnya juga sedang mempersiapkan penawarannya kepada AL Australia. Dalam hal kecepatan produksi, Luerssen punya keunggulan tersendiri, lantaran ada Luerssen Australia dengan fasilitas produksi OPV yang telah dibangun di Henderson, Australia Barat.

Baca juga: AL Australia Pertimbangkan Instalasi Sistem Hanud C-Dome di OPV Arafura Class

Luerssen Australia saat ini mempekerjakan 15.000 orang hingga tahun 2030. Dua unit pertama dari Arafura Class dibangun oleh Luerssen Australia di Osborne Naval Shipyard, Australia Selatan dan sepuluh unit sisanya akan dibuat oleh Luerssen Australia di Henderson Maritime Precinct di Australia Barat. (Gilang Perdana)

One Comment