Sukhoi Su-34 Fullback Lakukan Belly Landing, Jadi Bukti Kekuatan Struktur Pembom Tempur Rusia

Sebuah pembom tempur Rusia dari jenis Sukhoi Su-34 Fullback melakukan pendaratan darurat di pangkalan udara yang dirahasiakan. Yang unik dari pendaratan darurat tersebut adalah dilakukan tanpa roda pendarat (belly landing). Insiden tersebut terekam jelas dalam video yang viral di media sosial X.

Baca juga: Angkatan Udara Rusia Terima Batch Pertama Pembom Tempur Sukhoi Su-34 yang ‘Disempurnakan’

Rekaman tersebut menunjukkan pesawat bermesin ganda itu mendekati landasan pacu dengan roda-rodanya yang tidak dapat diturunkan, dan sebaliknya mengandalkan perutnya untuk mendarat. Untuk memperlambat laju pendaratan, pesawat itu menggunakan parasutnya, meluncur hingga berhenti, dan berhenti dengan bersih, memperlihatkan keterampilan pilot dan ketahanan pesawat yang mengesankan.

Percikan api memang beterbangan saat bagian bawah Su-34 menggores runway, tetapi jet itu tetap utuh, berhenti seolah-olah mendarat secara konvensional.

Insiden yang dilaporkan pada 22 Maret 2025 itu telah menarik perhatian pada keahlian pilot dan ketahanan struktural pesawat tempur canggih ini, meskipun tidak ada pernyataan resmi dari otoritas Rusia yang menjelaskan keadaannya.

Video yang dibagikan secara luas di internet itu menawarkan sekilas pandang langka tentang pendaratan darurat yang dilakukan dengan presisi. Saat Su-34 mendekati landasan pacu, roda pendaratannya tampak jelas tidak ada, situasi yang biasanya akan menjadi bencana bagi sebagian besar pesawat. Sebaliknya, pilot tetap mengendalikan, menggunakan parasut penarik pada saat kritis untuk memperlambat momentum jet.

Pesawat meluncur di sepanjang landasan, menimbulkan percikan api tetapi menghindari kerusakan yang parah. Pengamat di X mencatat kelancaran manuver, dengan beberapa memuji ketenangan pilot dan yang lainnya mengagumi bagaimana pesawat itu tetap utuh di bawah tekanan seperti itu.

Belajar dari Pengalaman Tempur di Ukraina, Rusia Modernisasi Jammer Pod “Khibiny” di Sukhoi Su-34

Tanpa konfirmasi resmi, spekulasi berkisar dari kegagalan mekanis hingga latihan yang disengaja, meskipun lokasi dan penyebab pastinya masih belum diverifikasi.

Kemampuan Su-34 untuk menahan pendaratan seperti ini bergantung pada konstruksinya yang kokoh. Dirancang oleh Sukhoi sebagai pesawat tempur-pembom garis depan, pesawat ini memiliki rangka pesawat yang diperkuat yang dibuat untuk bertahan dalam kondisi pertempuran. Bagian bawahnya menggunakan paduan titanium, yang dikenal karena kekuatan dan ketahanannya terhadap panas dan abrasi.

Belly landing sejatinya kondisi yang telah diperhitungkan dalam situasi darurat. Pilot jet tempur harus memperhatikan beberapa hal krusial untuk meningkatkan peluang keselamatan dan meminimalkan kerusakan pesawat. Di antaranya adalah pilot harus membuang bahan bakar (fuel dump) untuk mengurangi risiko kebakaran saat pendaratan, memilih lokasi pendaratan, sampai menonaktifkan sistem listrik dan bahan bakar yang tidak diperlukan. (Gilang Perdana)

Selain Masalah Avionik, Bird Strike Jadi Penyebab Insiden Belly Landing F-35A Korea Selatan

One Comment