Sukhoi Su-27/Su-30 Tidak Pernah Gunakan External Fuel Tank, Inilah Sebabnya!
|Meski foto dan video jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU sudah lazim kita lihat, namun berbeda dengan penampakan arsenal persenjataannya, hampir tidak pernah terlihat sosok Su-27/Su-30 tampil dengan tangki bahan bakar eksternal (external fuel tank). Pemandangan yang berbeda bila dibandingkan dengan jet tempur TNI AU besutan AS dan Barat, dimana pemasangan external tank sudah menjadi pemandangan yang biasa kita lihat. Lantas apa yang menyebabkan keluarga Sukhoi terasa ogah dipasangi tangki bahan bakar eksternal?
Baca juga: Melihat Skema Combat Radius (Calon) Jet Tempur Baru TNI AU
Merujuk ke beberapa literasi, sejatinya jet tempur seperti Su-30 dapat dipasangi hingga tiga unit external fuel tank. Namun toh rasanya sulit dicari foto atau video yang memperlihatkan, baik Su-27/Su-30 di luar negeri sekalipun yang terbang dengan external fuel tank tercantel pada hardpoint. Tapi itu pun tak berlaku pada semua varian, AU India yang mengoperasikan varian Su-30MKI yang dilengkapi canard, disebutkan memang sejak awal tidak dapat dipasangi external fuel tank.
Meski tidak langsung menjawab alasan tiadanya external fuel tank di Su-27/Su-30, namun perlu jadi catatan, bahwa jet tempur seperti Su-30 memang dilengkapi internal fuel tank yang terbilang besar, terutama jauh lebih besar dibandingkan kapasitas bahan bakar internal yang ada di jet tempur buatan AS/NATO. Sukhoi Su-30 dibekali dua internal fuel tanks pada sayap dan empat internal fuel tanks pada fuselage (badan pesawat), yang jika di total, maka Su-30 dalam sekali terbang dapat membawa 12,1 ton bahan bakar. Kalau pun masih kurang, secara teori sebenarnya bisa dipasangi tiga unit external fuel tanks, yang kapasitas tiap tangki bisa mencapai 3.000 liter.
Cukup mengandalkan internal fuel tanks dengan 11 – 12 ton bahan bakar, Su-30 bisa terbang selama 210 menit dengan radius tempur (combat radius) mencapai 3.000 km. Sesuai tradisi, dengan satu kali air refueling, maka radius tempur bisa ditingkatkan menjadi 5.200 km. Sebagai perbandingan, jet tempur keluaran Barat dengan twin jet punya kapasitas bahan bakar internal yang berada jauh di bawah Su-30, sebut saja Rafale (4,2 ton), Eurofighter Typhoon (5 ton) dan F-22 Raptor (8,2 ton).
Besarnya kapasitas bahan bakar internal tentu punya sisi plus dan minus, plus-nya sudah jelas, bahwa endurance dan jarak jelajah pesawat jadi lebih unggul, namun minusnya ini harus dibayar dengan huge radar signature, belum lagi bobot pesawat yang menjadi begitu berat dengan kapasitas bahan bakar jika terisi penuh.

Baca juga: Alami Gangguan Mesin, Sebuah Jet Tempur Terpaksa Lepaskan Tangki Bahan Bakar Eskternal
Besarnya kapasitas internal fuel tank juga bisa dimanfaatkan untuk misi lain, yaitu jet tempur dapat berperan sebagai pesawat tanker ‘dadakan.’ Seperti Su-30 jika dilengkapi UPAZ-1A Sakhalin pod pada centreline dapat melakukan air refueling dengan teknik probe. Seperti satu unit Su-30MKI India dapat menyusui 4 sampai 5 jet tempur sekelas Mirage-2000 atau Tejas. (Dwi Kuncoro)
Strong bingitsss tambah 2 ska su 30…+ 1 ska su30…
Mungkin karena Yg bikin pesawat negara pengekspor minyak, stok bbmnya melimpah, jadi lebih mengutamakan tenaga dan kecepatan..
Karena Russia itu negara dengan wilayah daratan yang sangat luas bung… sehingga sangat efektif kalau menggunakan pespur yang memiliki ferry range yang jauh dan memiliki payload yang besar…
Kalau kecepatan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pespur pada umumnya, untuk pespur yang memiliki kecepatan tinggi sebenarnya itu lebih karena kebutuhan di era perang dingin dimana USA sering menggunakan pesawat mata2 yang cepat dan bisa terbang tinggi…
Mungkin karena Yg bikin pesawat negara pengekspor minyak, stok bbmnya melimpah, jadi lebih mengutamakan tenaga dan kecepatan.
walau kelihatannya boros dan mahal cost, pespur jarak jauh sejenis sukhoi tetep lebih efektif dibanding pespur jarak pendek,
dlm kondisi tugas mendadak, byk pihak msh awam ttg isi ulang avtur, pespur jarak pendek kalo sekali saja hrs turun reload avtur, biaya nya justru sangat mahal …
kudu nyari airport, nanya stok avtur JP, nanya kesiapan ground crew, landing dulu, cek kondisi pswt dll … habis waktu jg,
kalo dlm misi buru sergap, target nya udah kabur duluan, saat perang … musuh sdh menghanguskan 1 pangkalan …
Emangnya mobil?? Justru bahan bakar di pesawat bakal dihabiskan atau dibuat tepat sampai landing. Gak mungkin nyisain bahan bakar di pesawat setelah landing. Kalo mau terbang lagi ya diisi lagi ntar.
Makanya kalo mau Scramble pesawat baru diisi avtur sebelumnya dan karena Scramble itu persiapannya singkat maka yg diisi juga sedikit, lagian waktu yg dibutuhkan buat Scramble juga cepat. Emangnya mobil. Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Scramble kalau lokasi dan posisi target sudah ketahuan dan jaraknya dekat maka bisa menggunakan teorimu bung… bayangkan scramble dengan bahan bakar sedikit… begitu diajak duel bahan bakarnya sudah di R… belum lagi kalau yang di Scramble ngajak ngebut, apa ngga makin keteteran…
Hla ini Sukhoi kan juga buat patroli… bukan hanya Scrambling… kalau patroli jelas lebih efektif kalau memiliki ferry range yang jauh terutama untuk wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah laut…
Kalau negaranya relatif tidak besar seperti negara2 Eropa, jelas tidak dibutuhkan pespur dengan ferry range dari bahan bakar internal yang besar…
Lebih efektif bagaimana ? efektif itu juga memperhitungkan cost nya..kalau terlalu mahal itu dinamakan tidak efektif
Sama saja bung, kalau terlalu memperhitungkan faktor ekonomis akirnya juga tidak ada efek deterennya… sekaligus akan sulit untuk mendapatkan supremasi udara…
Pernah dikemukakan efek dari penempatan Sukhoi di Indonesia timur yang salah satunya bisa menekan pelanggaran wilayah oleh pesawat militer maupun pesawat sipil yang tidak berijin melalui wilayah Indonesia…
selalu ngawur ya kamu itu…Lha kalau tak memperhitungkan ekonomi…apa sukhoi itu terbang pakai air kenc**g ?..sama aja ngebet pingin beli mobil lamborgini tapi tak punya duit beli bensin dan merawatnya..Pikir duit dulu dul..
Hla memang Sukhoi terbang pakai apa to bung???? dipakai oleh TNI AU dari tahun kapan sampai sekarang bahkan waktu memilih untuk pangganti F-5 jelas2 TNI AU memilih Su-35 sebagai penggantinya… apa ya itu ngawur???
Begini saja, menurut anda itu yang ekonomis dan mumpuni itu apa??? F-16/F-18/F-15/Rafale/Thypoon/Gripen???
Sukhoi itu tidak sama dengan Lamborgini/Ferrari/Bugatti… ini alat perang bung, bukan untuk gaya dan untuk hobi… ini untuk perang… kalau untuk perang maunya yang ngirit, habis kita sebelum maju berperang…
Ngawur lagi kamu…keputusan akhir pembelian Su-35 siapa bung ?
Intinya, demi keamanan negara kedaulantan. Kita tidak memandang biaya, yang penting kepentingan NKRI terpenuhi, dan hingga detik ini alusista dr Rusialah yg dpt memenuhi kebutuhan kita. Mau dibilang boros atau hemat, yg terpenting NKRI Harga mati. Buat sukhoi ada temapt khusus buat NKRI, melihat kebutuhan jelas dan sangat gamblang kita sangat butuh Su-35 entoh boros atau hemat yg penting NKRI harga mati. Hiraukan ocehan dr Negri Paman Sam. Ajak negara yg mau membantu.
Tidak memandang biaya ??? emangnya itu duitnya siapa ??? jelas ada yang dikorbankan, biasanya kesejahteraan rakyat dan prajurit yang dikorbankan hanya untuk membiayai si sukroi
NKRI hancur bukan dari luar, tapi dalam negeri sendiri, mau ??? pemberontakan sana sini chaos
kacau bener kementae eluu.
Su 27 ”EXPERIMENTAL CONFORMAL FUEL TANK”
Kayak PUNUK di Mig 29 SMT.
https://www.google.com/amp/s/amp.reddit.com/r/WeirdWings/comments/86lent/wind_tunnel_testing_of_an_experimental_ejectable/
Yg ini aslinya RECCE POD, tapi bisa menjadi IDE untuk buat UNDER BELLY CFT dgn EXTRA CANTELAN juga. Kayak CFTnya silet eagle.
https://www.key.aero/forum/modern-military-aviation/15701-su-30mkk-with-conformal-tank
Mendingan beli pesawat super Tucano aja supaya irit Sukhoi gak guna :v
kalo gak guna kenapa ada di arsenal tni au
Gak usah heran,SU 27/30 strong bingits anti nyusu, gak perlu psw tanker,
Memang diciptakan untuk negara yg luas…hhh
Boros BBM mengingat mesin AL-31F dibawah 5000 jam terbang
Ralat…iklannya 2500 jam….tapi untuk safenya dibawah 2000 jam ganti
Heavy fighter jelas boros. Kl mau irit pakai tucano
Kalo ada yang lebih hemat dan lebih kompeten…. Why not?
Yg hemat ada tp hrs dpt surat ijin dulu kesono. Namanya SIM T alias Surat Ijin Mboleh Tempur……xicixicixicixi
bisa minta sumbernya kalau tni-au harus punya SIM T alias Surat Ijin Mboleh Tempur dari sono, kalau tidak ada berarti kamu raja hoax
Dalam pertempuran dog fight nyata, manuver cobra dan manuver extrime lainnya tak bisa digunakan di kecepatan tinggi, karena keterbatasan daya tahan tubuh pilot yang rata-rata hanya tahan di 6 – 9G
Berbeda dengan Akrobatik di pameran yang menggunakan kecepatan rendah sehingga masih bisa ditolerir oleh tubuh.
Jadi dijaman sekarang ini musuh pilot adalah rudal, rudal sekarang sangat lincah dan canggih, manuver bisa sampai 50G, “First Lock First Kill”, Elektronik sangat amat berperan
Tenang aja dek, Rusia sdh mengantisipasi sengatan rudal dng menggunaksn jammer. Jammer pd pesawat tempur buatan Rusia bisa membutakan dan membelokkan arah rudal lawan. Secanggih apapun rudal lawan, bakal dibuat melipiiirrr oleh jammer pod buatsn Rusia yg Strooongg Bingiiit dek
Jammer Rusia Letoyy gampang ditembus rudal jadul Dhek Rukimin. Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
xicixicixicixi…..
Itu khusus disebelah aja dek gatol nda dibahas disini. Kita hrs kedepankan etika berargumen dek….jd bahasan khusus sesuai artikel saja, gak boleh ngepot.
Bodi yang besar dan jauh lebih berat akhirnya menuntut biaya operasional yang sangat mahal Rp. 500 juta perjam. sekali terbang butuh 2 pesawat jadi Rp. 1 Milyar perjam.
Kalau yang dicegat F/A-18E/F Super Hornet Australia yang hanya Rp. 155 juta perjam bisa gulung tikar negara !!
Nyatanya gak gulung tikar tuh negara2 yg operasionalkan sukhoi….xicixicixicixi
Karena jadi hangar queen wkwkwk
Silahkan dibaca :
Malaysia :
https://www.indomiliter.com/sukhoi-su-30mkm-malaysia-ternyata-loyo/
Indonesia :
Pendapat Mantan Dirut PT.DI Yusman Syafei Djafar “Beban anggaran pemerntah Indonesia akan melonjak tajam setelah kedatangan su-27/30 disebabkan biaya perawatannya yang terlalu mahal”
Dikutip dari Majalah Tempo 2010
Walau fans boy barat amatiran bilang mahal, nyatanya dibeli oleh TNI AU. Dan bisa dipake utk ngelawan siapapun dan dari negara manapun.
Dr pada yg perawatannya katanya murah cuma bisa buat patroli kapal doank dan parade saja, apalagi sdh siap2 kena hadang CAATSA…..xicixicixicixi
bagus dong..memang fungsinya beli pespur itu buat patroli dan mencegat…daripada sukhoi lebih sering jadi hangar queen wkwkwk
SPBU terbang namanya….murah di awal mencekik di belakang biaya operasionalnya. Hanya sedikit negara yg melakukan repeat order thd pesawat ini