Star Shadow: Mengudara Pertengahan 2019, Satu Lagi Prototipe Drone Tempur Stealth dari Cina
|Nama Chengdu Aircraft Design & Research Institute (CADI) belakangan jadi sering disebut, lantaran CADI adalah sosok dibalik rancang bangun Wing Loong I, drone tempur alias UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicle) yang dipesan empat unit untuk kebutuhan Skadron Udara 51 TNI AU. Dan masih dari Chengdu Aircraft Design, ada pernyataan bahwa pada pertengahan 2019, biro desain di bawah Aviation Industry Corporation of China (AVIC) ini mulai akan melakukan uji terbang pada UCAV Stealth terbaru, Star Shadow.
Baca juga: Indonesia Akuisisi Drone Tempur Wing Loong I Untuk Skadron Udara 51
Pernyataan ini telah diwartakan Chengdu Aircraft pada ajang Singapore AirShow 2018 pada Februari lalu. Bagi Cina yang begitu gigih melawan hegemoni militer Amerika Serikat, rintisan drone stealth sudah dijalankan sejak 2013. Tak tanggung-tanggung sudah enam prototipe drone stealth milik Ciba yang teridentifikasi, seperti Sky Crosbow, Wind Blade, Cloud Bow, Warrior Eagle, Sharp Sword, dan Dark Sword. Meski di bawah naungan AVIC, namun keenam prototipe drone stealth ini digarap oleh Shenyang Aircraft Design Institute (SYADI).
Namun diantara keenamnya, Sharp Sword adalah yang paling kondang, pasalnya prototipe drone tempur dengan tampilan mirip pembom B-2 ini sudah berhasil melalui uji terbang dan fotonya marak tampil di media massa.
Tak ingin kalah langkah dari SYADI, CADI lantas mengedepankan Star Shadow. Persisnya drone ini menyandang peran low-observable and highly survivable surveillance and strike platform. Dibuat dengan desain futuristik, Star Shadow disajikan dengan karakter radar cross section (RCS) yang sangat rendah, saat tertangkap radar besaran Star Shadow tak lebih dari 0,1 m2.
Menyandang peran sebagai drone tempur stealth, maka konfigurasi persenjataan ditempatkan pada bomb bay (payload bay). Bicara tentang sebesar besar payload bay ini, panjangnya 2,5 meter, lebar 0,76 meter dan tinggi 0,75 meter. Total kapasitas payload mencapai 400 kg. Jadi bisa ditakar, jenis rudal dan bom pintar apa yang dapat dibawa Star Shadow.
Bobot maksimum saat take off adalah 4 ton, dan panjang keseluruhan Star Shadow 7,3 meter dan lebar bentang sayap 15 meter. Sumber tenaga drone ini disokong dua small turbofan engines TWS800 rancangan Chengdu Chinese Academy of Sciences Aircraft Engine Co Ltd (CCAS Aircraft Engine). Menurut keterangan, Star Shadow dapat melesat hingga maksimum 700 km per jam, dan kecepatan jelajah 400 km per jam. Untuk ketinggian terbang maksimal sampai 15.000 meter dan punya endurance terbang selama 12 jam.
Tandingi Amerika Serikat
Di segmen stealth UCAV, kedigdayaan Amerika Serikat seolah menjadi pemicu kreativitas Cina. Untuk saat ini, setidaknya ada dua prototipe drone tempur AS yang dianggap paling mutakhir, yakni Phantom Ray dari Boeing Integrated Defense System, dan X-47B dari Northrop Grumman. Yang disebut terakhir malahan sudah berhasil tinggal landas dan mendarat dari kapal induk. (Bayu Pamungkas)
Kalo kayak gini kita bisa apaaaaa,…?
Kejar dan berusaha keras
Masih zamankah tekhnologi stealh sementara radar pendeteksi stealth makin berkembang. Bbrp tahun lg tekhnologi stealth bakal usang & semua pengembangan pesawat stealth akan sia2 yg kemampuan manuvernya bkl tak lbh baik dr pesawat gen 4th.
betul gan sekarang aja sudah ada radar yg dapat melacak frekuensi elektromagnetik yg dipancarkan drone/UAV
Masih guna kok om..
Ini barang masih efektif untuk gempur negara kere..
Indonesia kere gak yah
Kalau yg stealth saja bakalan usang apalagi yg konvensional ??
1. kalo teknologi yg begini dianggap usang, gimana dengan yg ada di hanggar kita.
2. teknologi radar memang berkembang begitu pula dgn teknologi pesawat siluman.
3. sejarah mencatat pada umumnya perang lebih sering terjadi antara “negara canggih” vs “negara belum canggih”
Kita Itu horang kaya Bo’s. Wong berani hutang Ribuan Triliun Rupiah kok……he..he
Bungkus Blue Printx
Drone sharp sword mirip yaa dng drone rq 170 amrik yg pernah d tembak jatuh iran