Spotter: Ini Dia! Teman Sejati Para Sniper
Hadirnya seorang spotter (observer) dalam gelar aksi penembak runduk (sniper) menjadi elemen yang menentukan. Tanpa spotter, sniper hanya beraksi sebagai eksekutor rapuh yang sulit mempertahankan diri saat misinya usai. Memang tak sedikit sniper yang mampu beroperasi secara mandiri, tapi melihat kompleksitas misi dan sasaran, maka dukungan spotter dalam konteks saat ini menjadi mutlak.
Meski seorang sniper punya kualifikasi tempur yang serba mumpuni, tapi toh sebagai manusia biasa, sniper punya banyak keterbatasan. Untuk mengamati keadaan, mencari sasaran, menghitung jarak, mengoreksi hasil tembakan, dan melindungi keberadaan sang sniper, itulah semua tugas dari spotter.
Dalam prakteknya, seorang spotter juga memiliki kualifikasi sebagai sniper yang sama terlatihnya dengan sang eksekutor, dan dalam operasi tempur, posisi spotter dan sniper bisa dilakukan saling bergantian secara fleksibel, tergantung perencanaan dan kesepakatan di awal misi atau siapa yang punya kesiapan mental dan kondisi fisik yang lebih baik untuk menarik pelatuk senapan.
Baca juga: H&K G3/SG-1 – Senapan Runduk TNI dengan Basis Senapan Serbu G3

Baca juga: H&K HK416 – Senapan Serbu dengan Akurasi Tinggi dan Kualitas ‘Sebandel’ AK-47

Baca juga: Accuracy International Arctic Warfare – Senapan Runduk TNI Yang Tahan Suhu Ekstrim
Baca juga: Pindad SPR-2 – Mampu Menjebol Lapisan Baja 10mm dari Jarak 2 Kilometer
Dalam tim sniper standar, yakni dengan senjata kaliber 5,56 mm atau 7,62 mm, satu tim biasanya hanya terdiri dari dua orang, sehingga spotter biasanya membawa senapan otomatis berkaliber lebih kecil untuk melindungi penembaknya. Sementara dalam tim sniper kelas berat dengan senapan anti material (heavy barrel), satu tim biasanya digelar dalam jumlah lebih besar (tiga orang), peran spotter akan diisi oleh penembak runduk kedua.
Saat sniper dan spotter beroperasi bersama, spotter harus menempatkan dirinya sedemikian rupa sehingga berada di sisi kanan penembak pada jarak yang berdekatan (dengan asumsi penembak tidak kidal), tujuannya agar dapat melakukan percakapan dengan suara sepelan mungkin. Selain bekal senapan otomatis, modal utama seorang spotter adalah teropong medan. Berikut beberapa aksi sniper dan spotter TNI yang terangkum dalam beberapa foto.

Baca juga: Galil Galatz Sniper – Senapan Penembak Runduk Taipur Kostrad TNI AD
Baca juga: Zastava M-93 Black Arrow – Senapan Anti Material Kopassus dengan Stabilitas Tinggi


Baca juga: Hecate II – Senapan Runduk Heavy Barrel Andalan Den Bravo Paskhas TNI AU
Baca juga: Denel NTW-20 – Senapan Anti Material Taifib Korps Marinir TNI AL
Bicara tentang teropong medan, ada dua jenis yang biasa digunakan, yakni teropong observasi menggunakan lensa obyektif tunggal, dan teropong binokular. Untuk teropong lensa obyektif tunggal biasanya didirikan di atas tripod dan punya magnifikasi besar. Namun, bila sifat misi mengharuskan tim bergerak secara dinamis, maka teropong lensa tunggal ini terasa tidak fleksibel, karena memang butuh waktu untuk membuka dan menggelar sistem. Kalau urusannya harus serba cepat dan reaktif, maka jawabannya harus menggunakan teropong binokular.
Di pasaran tersedia puluhan model binokular lapangan yang canggih, dengan fitur-fitur tambahan seperti pengukur jarak (laser rangefinder), pengindara malam (night vision) dan kompas digital. Untuk binokular militer, fitur yang wajib hadir adalah retikula mil-scale pada tabung sebelah kiri. Retikula membantu spotter mengalkulasi jarak antara sasaran dengan keberadaan tim. Penggunaannya relatif mudah, sama seperti teleskop pada senapan sniper. (Beng)
Related Posts
-
Uji Roket Balistik R-Han 122B: Berangkat dari Penyempurnaan, Maksimalkan Jarak Jangkauan
6 Comments | Aug 25, 2015 -
Berkaca dari Perang di Ukraina, India Lakukan “Kawin Silang” MBT T-72 dan T-90
4 Comments | Jan 5, 2023 -
Jerman Rancang MBT Leopard 2AX, Punya Bobot Lebih Ringan dengan Desain Kubah Baru
15 Comments | Aug 9, 2021 -
Airbus Rayakan 30 Tahun Usia Pengabdian Helikopter Serang Tiger
1 Comment | Apr 28, 2021
mantab artikelnya, one shot one kill 🙂
Kebanjiran artikel ttg sniper niii… BTW bukannya Indomiliter hanya membahas alutsista? Kok ini personel dibahas juga?
Intinya hardware sih mas, persenjataan dan alutsista yang kita kupas, tapi kami tidak tekankan pada update profil dan sepak terjang kesatuan.
mantap tambah pengetahuan & wawasan
jd berhubungan skali dgn sepak terjang ace sniper kita alm dadang koswara dimana beliau pernah bercerita di detik dimana 16 sniper yg terjun dlm operasi seroja dmana mayoritas bkn personel kopassus tp para spotternya hampir 100% dari kopassus.
justru disinilah indahnya sniper sbg seni pertempuran
Kalau saja tiap angkatan punya 1.000 sniper/spotter & senjatanya,
RRC juga mikir 10 kali buat nyerang RI