Spektakuler! Pembom Tu-95 Bear Terbang Langsung dari Vladivostok ke Biak
|Untuk pertama kali dalam sejarah, pesawat pembom legendaris AU Rusia Tu-95 Bear mendarat secara resmi di Indonesia. Pembom turboprop ini sangat layak disebut legendaris, pasalnya dibangun di awal-awal era Perang Dingin dan sampai saat ini pamornya tak pudar, bahkan masih jadi andalan kekuatan pembom dari Negeri Tirai Besi. Dan pada Selasa siang (5/12/2017), dua unit Tu-95 mendarat di Bandara Frans Kaisiepo, Biak.
Baca juga: Tupolev Tu-2 Bat – Pembom Propeller TNI AU Yang Terlupakan
Kedatangan Tu-95 Bear ke Biak seolah ingin meyakinkan pada dunia bahwa pesawat besutan OKB Tupolev ini merupakan pembom strategis jarak jauh. Betapa tidak, Tu-95 terbang langsung dari Vladivostok ke Biak selama hampir 12 jam. Selain memang fungsinya sebagai pembom strategis, Tu-95 juga digadang sebagai patroli maritim jarak jauh, dan pengintai elektronik.
Kunjungan dua unit Tu-95 Bear ke Biak tentu ada maksudnya, Komandan Lanud Manuhua Biak, Kolonel Pnb Fajar Adriyanto mengatakan, “kedatangan pesawat Rusia ini telah seijin Mabes TNI dan merupakan penerbangan dengan misi latihan Navigasi jarak jauh bagi para crew pembom Rusia. Kegiatan navigasi ini merupakan hal biasa yang dilakukan oleh para crew untuk meningkatkan profesionalismenya sebagai awak pesawat. Sama halnya dengan kami juga sering melaksanakan terbang navigasi jarak jauh.”
Tu-95 Bear ke Indonesia tidak sendiri, pembom ini juga didukung dengan kehadiran ground crew yang di datangkan menggunakan dua pesawat angkut Iluyshin 76. Dua unit Ilyushin 76 tersebut mengangkut 81 personel dan berbagai peralatan ground handling untuk digunakan melayani kebutuhan pembom Tu-95. Dua Ilyushin 76 disebut-sebut berangkat dari Ukraine AFB melalui Singapura dan Manila, lalu ke Biak.

Baca juga: Antonov An-12B Cub – Eksistensi Pesawat Angkut Berat TNI AU Yang Terlupakan
Hadirnya Tu-95 di Indonesia jelas membuat kejutan, pesawat inilah yang menjadi lambang kekuatan Uni Soviet di era Perang Dingin. Bergelar pembom stragegis, Tu-95 Bear terban perdana pada 12 November 1952, dan mula dioperasikan pada Agustus 1957. Pembom yang oleh NATO dibaptis dengan nama Bear ini memiliki daya jangkau sangat jauh dan mampu terbang cukup lama berkat pemakaian mesin turboprop khusus.
Mesinnya adalah empat unit contra rotating turboprop NK-12 yang menggantung di sayap. Bentuk mesinnya kelihatan berbeda dari pesawat propeller pada umumnya, ditambah lagi baling-balingnya yang mencapai enam meter, menjadikan aura sangar Tu-95 sulit dicari tandingannya. NK-12 adalah hasil racikan Kuznetsov Design Bureau. Setiap propeller memiliki empat bilah (blade) besar, yang membuat unik adalah cara kerja kedua propeller. Keduanya berputar saling berlawanan arah. Konon sistem contra-rotating propeller semacam ini mempakan salah satu sistem penggerak mekanis paling efisien, dengan menjadikan aliran udara yang mengalir terpakai seluruhnya.
Fungsi propeller kedua yang berputar berlawanan arah dari propeller bagian depannya adalah udara yang disapu oleh propeller depan. Hal ini membuat daya dorong yang dihasilkan mesin jenis ini jauh melebihi mesin turboprop biasa. Buntutnya selain kecepatan pesawat lebih tinggi dari kecepatan pesawat turboprop biasa, urusan konsumsi bahan bakar pun bisa lebih ditekan. Bear memang dikenal sebagai salah satu pesawat turboprop tercepat di dunia.
Baca juga: Tu-16 (1) – Awal Kehadiran Pembom Termasyur TNI-AU
Gara-gara urusan efisiensi bahan bakar pula Bear memiliki daya tahan terbang (endurance) cukup lama, sekitar 19 jam dengan kecepatan jelajah minimum. Kemampuan ini masih bisa di dongkrak berkat kemampuan mengisi bahan bakar di udara. Dalam suatu misi penerbangan jarak jauh, konon Tu-95 Bear pernah terbang selama lebih dari 28 jam.
Dimensinya yang besar dan terkesan masif, serta ditambah tampilan yang memang bak badak nan menyeramkan laksana beruang raksasa, menjadikan Tu-95 memang alutsista yang berkesan bagi bandara yang pernah di daratinya. Para awak Tu-95 dan Iluyshin 76 akan berada di Biak hingga Sabtu (9/12/2017), kemudian akan langsung kembali ke Rusia. Agar lebih mengenal sosok Tu-95 Bear, simak spesifikasinya di bawah ini. (Gilang Perdana)
– Perancang/Pembuat: OKB Tupolev
– Terbang perdana: 12 November 1952 (prototipe Tu 95/1)
– Operasional: Agustus 1957
– Mesin: 4 x Kuznetsov NK-12 turboprop dangan contra rotating propeller
– Daya mesin: 4 x 114.000 shp
– Dimensi: Panjang 49,5 meter; rentang sayap 51,1 meter; tinggi 12,12 meter
– MTOW: 188 ton
– Kecepatan Maksimum: 850-925 km per jam (tergantung tipe)
– Kecepatan Jelajah: 440-550 km per jam (tergantung tipe)
– Ketinggian terbang: 12.000 meter
– Jangkauan operasi: Muatan maksimum 6.500 km; muatan normal 13.200 km (jarak jelajah tergantung kecepatan ketinggian terbang yang ditempuh)
– Endurence tanpa air reluelling: 18-20 jam
– Jumlah awak: 8
– Persenjataan: Berbagai macam bom nuklir/konvensional berat maksimum 15.000 kg, Kanon GSb-ZSL laras kembar kaliber 23mm di ekor, 6-16 rudal nuklir Kit-55 Granat, 2-3 rudal nuklir Kh-26, 2 rudal nuklir Kh-22N/M/MN, 2 rudal konvensional Kh-22A/V, dan banyak lainnya yang bisa dimuat ke bomb bay.
– Jumlah diproduksi: 500 unit dalam berbagai varian
Beli 4 TU95, komandan.
Yang paling realistis untuk Indonesia adalah memiliki pesawat sekelas SU-30/35 multi role long range fighter bomber, kalau bisa mengoperasikan total 4 skadron tempur bersenjata lengkap saja sudah cukup menggetarkan kawasan
Tanda awal…pengembangan biak jadi pusat peluncuran satelit rusia indonesia
Ini adalah clue…bahwa NKRI Harga Mati,siapapun yg berniat ganggu kedaulatan NKRI,adalah mimpi buruk buatnya….Bravo TNI.
Yang IL76 terbang dr Ukraine AFB. Ukraine maksudnya Ukraina? Rusia udh damai ya sm ukraina?
Wow misi ngapain ini? Bukannya biak ud ada join sama rusia ttg landasan satelit?
Pesawat ini juga merupakan bukti bahwa alutsista tua sekalipun masih ada tajinya kalau dirawat dengan baik @admin apa alasan russia masih pakai pesawat ini? Kalau misalnya terbang perdana 1952 berarti pesawat ini lebih tua dong min dari btr 50 kita wkwkwk
kan udah diproduksi 500 unit. ya yg lama diganti sama yg baru
Jawabannya sederhana:
1. Karena Russia tdk punya duit
2. Karena untuk R&D biayanya tdk murah
Wkwkwk bisa aja tuh mereka nyelinap ngebom jakarta tanpa sebab,kalo jahat wkwkwwk
Biak memang mampu untuk tempat mendarat pesawat2 besar. Memang layak jadi pangkalan udara utama / tipe A. Dan sudah ada unit Paskhas setingkat batalyon Kalau jadi pangkalan aju / operasi, sudah sangat siap, tapi kalau jadi home base?
Mulai provokasi ini, udah gak bisa di biarkan percepat radar pertahanan udara untuk melindungi obyek vital, percepat pengadaan missil medium dan long range, untuk antisipasi pembom melegenda tupoleve 95 bear , siapa lagi yg di buat panas dingin kalo bukan tetangga sebelah biar jangan suka iseng buat gaduh papua kalo gak mau kota canberra jadi tempeyek Wkwkwk
Baru nyampe udara Vietnam aja udah keditek duluan oleh radar Jindalee Brur….
Konon kebisingan mesinnya bisa kedenger dari kasel yang sedang menyelam
Radar jindale itu di operasikan tidak samapai 24 jam karena konon mahal ongkosy
Assalamu’alaikum wr. wb.
masa?
insya allah saya tidak percaya kebisingannya sebelum mendengarnya sendiri
Dari teknisnya bisa dicari penyebab kebisingannya, hal itu karena baling-balingnya besar hiingga kecepatan ujung baling2nya supersonic dan menciptakan sonic boom, fyi mesin turbofan jaman skrg fannya sampe harus diturunkan rpm nya karena noise tsb, tapi dikompensasi dengan diameternya yg makin besar shg powernya ttp besar dan efisien krn rpm rendah tsb
Assalamu’alaikum wr. wb.
Kalau menurut saya rpm tu95 rendah karena sistem rotasi baling2nya kontra.
walaupun begitu blade baling2nya di rancang memasukkan angin dalam satu arah untuk menuju ke sayapnya, perbedaannya cuma satunya agar angin memenuhi ruang ke sisi kanan satunya ke sisi kiri.
jika rotasi baling2nya terlalu cepat maka yang terjadi hambatan udara lebih besar.
karena anginnya menabrak baling2.
hal ini yang menyebabkan suara gesekan udara.
insya allah benar juga yang di katakan bpk Abud.
untuk meminimal suara yaitu dengan memberi pelumas pada baling2, bahan baling2 harus absorben suara mungkin seperti karet.
Namun hebatnya pesawat ini insya allah tahan dengan kecepatan angin tinggi karena sistem kerja baling2nya yang kontra
Insya allah juga pesawat ini tetap di operasikan sebagai bomber karena saya tidak melihat sistem AEW atau perangkat maritime.