Snecma M53 – Mesin Turbofan Afterburner di Mirage 2000-5, Baru Bagi TNI AU

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (6/7/2023), menjelaskan bahwa 12 unit jet tempur Mirage 2000-5 yang dibeli dari Qatar, baru mempunyai jam terbang (flying hours) 30 persen, yang dikatakan 70 persen sisa jam terbang masih dapat digunakan oleh Indonesia. “Tapi sebetulnya, jam terbangnya masih lama, jadi Mirage 2000-5 ini masih punya usia pakai kira-kira 15 tahun lagi,” kata Prabowo, dikutip dari Suara.com.

Baca juga: DEFA 554 30mm – Kanon Internal di Mirage 2000-5, Bukan Senjata ‘Baru’ Bagi TNI AU

Usia jam terbang dipengaruhi oleh kinerja beberapa komponen, yang utama pastinya mesin, kemudian sistem avionik, struktur pesawat itu sendiri, sistem hidrolik dan pneumatik, sistem bahan bakar, dan sistem kelistrikan.

Dan dari yang disebutkan di atas, menarik ditelaah adalah komponen mesin, pasalnya dengan mengadopsi Mirage 2000-5, maka para teknisi Skadron Teknik (Skatek) TNI AU akan beradaptasi pada jenis mesin baru yang menjadi dapur pacu pada Mirage 2000-5, yakni Snecma M53.

Sebagai jet tempur bermesin tunggal, kemampuan Snecma M53 adalah kunci untuk menentukan keunggulan kinerja pesawat tempur. Snecma M53 adalah jenis mesin turbofan afterburner yang dikembangkan untuk pesawat tempur Dassault Mirage 2000 series oleh Snecma (sekarang disebut Safran Aircraft Engines).

Dari sejarahnya, Snecma M53 mulai dikembangkan pada akhir tahun 1960-an sebagai bagian dari program pesawat tempur Mirage F1, yang juga dikembangkan oleh Dassault Aviation. Snecma kala itu ditugaskan untuk merancang dan mengembangkan mesin baru untuk memenuhi persyaratan pesawat tempur tersebut.

Mirage 2000.

Mesin Snecma M53 generasi awal, yang disebut M53-2, diperkenalkan pada tahun 1974 dan digunakan pada varian pertama pesawat Mirage F1. Mesin ini memiliki daya dorong sekitar 64 kN dengan afterburner. Pengembangan generasi berikutnya, M53-P2, dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi mesin.

Setelah sukses dengan Mirage F1, mesin Snecma M53 digunakan pada jet tempur Mirage 2000. Pesawat Mirage 2000 awal menggunakan mesin M53-5 dengan beberapa perubahan dan peningkatan. Kemudian, versi yang ditingkatkan, M53-P2, diperkenalkan pada pesawat Mirage 2000C dan Mirage 2000-5.

Snecma terus melakukan pengembangan dan peningkatan pada mesin M53. Versi yang lebih baru, seperti M53-P2-6, M53-P2-8, dan M53-P2-9, diperkenalkan dengan peningkatan kinerja, daya tahan, dan efisiensi. Pada tahun 2017, Safran Aircraft Engines mengumumkan pengembangan M53-5E, versi terbaru dari mesin M53 untuk digunakan pada Mirage 2000-9. Mesin ini memiliki kinerja yang lebih baik, konsumsi bahan bakar yang lebih rendah, dan masa pakai yang diperpanjang.

Umur operasional mesin M53 dapat diukur dalam jam terbang atau siklus operasi. Namun, informasi spesifik mengenai jumlah jam operasi mesin ini dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk kondisi pemeliharaan, perawatan, dan kebijakan operator pesawat.

Secara umum, umur operasional mesin Snecma M53 sekitar 4.000 jam terbang atau lebih. Jumlah jam operasi mesin dapat diperpanjang atau diperbaharui melalui prosedur pemeliharaan yang tepat. Mirage 2000-5 dengan mesin Snecma M53-P2, dapat membawa pesawat tempur ini sampai kecepatan Mach 2.2 (high altitude).

Baca juga: Thales RDY-2 – Radar Pulse-Doppler Multimode di Mirage 2000-5, Baru Bagi TNI AU

Mirage 2000-5 dari Qatar akan dikirimkan 24 bulan setelah kontrak efektif dan akan ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Materiil kontrak meliputi 12 unit Mirage 2000-5 bekas dari Angkatan Udara Qatar (9 Single Seat and 3 Double Seat, 14 Engine and T-cell, Technical Publications, GSE, Spare, Test Benches, A/C Delivery, FF & Insurance, Support Service tiga tahun). Kontrak itu juga termasuk pelatihan pilot dan teknisi serta persenjataan. (Gilang Perdana)

14 Comments