Skadron Udara 700 Puspenerbal, Dibentuk dengan Kekuatan Drone ScanEagle
|Seolah mengikuti jejak TNI AU, rencananya TNI AL lewat Puspenerbal bakal membentuk skadron khusus drone/UAV (Unmamned Aerial Vehicle). Bila di TNI AU ada Skadron Udara 51 yang bermarkas di Lanud Supadio, Pontianak, maka nantinya skadron drone TNI AL akan bermarkas di Lanudal Juanda, Surabaya, dan kesatuan baru tersebut dibentuk dengan nama Skadron Udara 700.
Baca juga: Antara Drone Intai Aerostar dan C-130 Hercules, Ternyata Punya Hubungan Lebih dari Erat
Hal tersebut pertama kali diungkapkan situs Janes.com (12/7/2018) yang mengutip pernyataan dari pihak TNI AL. Dan bila Skadron Udara 51 TNI AU menjagokan drone Aerostar buatan Aeronautics Defense Systems, Israel, maka Skadron Udara 700 nantinya akan mengandalkan ScanEagle buatan Boeing Insitu. Persisnya sesuai jadwal, TNI AL akan menerima hibah empat unit ScanEagle dari Amerika Serikat lewat program pembangunan kapasitas untuk angkatan laut Asia Tenggara yang dikenal sebagai Maritime Security Initiative (MSI).
Program MSI pertama kali diungkapkan oleh sekretaris pertahanan AS Ashton Carter pada 2015 Dialog Shangri-La di Singapura. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengawasan maritim mitra Washington di kawasan ini, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Filipina menerima pengiriman enam ScanEagle, yang telah dikirimkan sebagai bagian dari program MSI, pada Maret 2018.
Walau bukan masuk kelas drone MALE (Medium Altitude Long Endurance), namun dengan desainnya yang unik, ScanEagle dapat mengudara sampai 22 jam 10 menit. Bahkan pada uji coba dengan bahan bakar JP5, endurance ScanEagle bisa sampai 28 jam 44 menit di udara.
Sebagai mata indra kekuatan laut, ScanEagle dilengkapi sensor thermal beresolusi tinggi DRS E6000. Sensor ini menyediakan resolusi 640×480 pixels dengan 25 micron pitch. ScanEagle juga dilengkapi short-wave infrared camera buatan Goodrich Sensors. Untuk misi memburu sniper, ScanEagle milik AU AS dipasangi sniper gun fire detection and location system. Pengujian terus berlanjut, yang terbaru ScanEagle malah digarap Boeing untuk instalasi NanoSAR synthetic aperture radar (SAR).
Baca juga: Filipina Terima Enam Unit Drone Intai ScanEagle, Indonesia Menyusul
ScanEagle diawaki oleh kru pada Ground Control Station. Sistem kontrol dan navigasi ScanEagle menggunakan GPS waypoint dan autonomous object tracking and autonomous in-flight route mapping. Untuk transmisi data, ScanEagle disokong datalink UHF 900MHz dan downlink S-band 2.4GHz untuk transmisi video. (Gilang Perdana)
min bahas bahan bakar dong
jp5 ,jp8 ,avtur dan lain lain
beda nya,kekurangan sama keunggulan masing masing.
hahaha…..lah amrik malah punya peta bawah laut indonesia komplet..indonesia malah belum komplet dan baru mau bikin peta bawah laut…kalau soal sadap menyadap tuh inget kasus ausy nyadap indonesia ga? itu kan rombongan sebenarnya.. nyadap sistem komunikasi indonesia mah dah tiap hari kali
hAhAhA…..lAh AmRik MaLah pVnyA PeTa BaWaH LaVt InDoNeSiA KoMpLeT..InDoNeSiA MaLaH bElUm KoMpLet DaN BaRu mAu BiKiN PeTa BaWah lAuT…KaLaU SoAl SaDap MeNyAdAp tUh InGeT kAsUs AuSy NyAdAp InDoNeSia Ga? iTu kAn RoMbOnGaN SeBeNaRnYa.. NyaDaP SisTeM KoMuNiKaSi InDoNeSiA MaH dAh tIaP HaRi KaLi
AwAs 4mErIkA PaStI 1NgIn mEnAnAMkAn AlAt PeNyAdAp kE DaLaM dRoNe TeRsEbUt! MaKaNyA KiTa EnGgAk TaU
Cah gendheng ki…
Ngapain taruh penyadap kalo tiap hari ada beberapa kali satelit Amrik lewat angkasa di atas wilayah RI ?
Jaman sekarang nggak ada rahasia-rahasiaan segala, semua benda bisa dimonitor lewat satelit.
Jangankan benda di atas permukaan tanah, benda beberapa km di dalam bumi di dasar laut juga bisa ketahuan lewat satelit, tuh contohnya kandungan minyak, gas dan mineral.
hahahaha .. kalo mau nyadap udah dari dulu tong ! google map , waze dll udah menggambarkan secara detail posisi2 setiap negara didunia .. tenang kita tidak sedang berperang , curiga aje lu
Jangan lupa min walaupun jarang terdegar angkatan darat juga punya skuadron tersendiri milik topografi angkatan darat