Sisi Lain C-130 Hercules TNI AU, Angkut Helikopter Ke Pangkalan Aju
Dalam operasi lintas udara, hingga pergeseran pasukan secara cepat, maka peran pesawat angkut taktis dan strategis C-130 Hercules tak bisa dikesampingkan, maklum sampai saat ini, pesawat produksi Lockheed Martin ini lah yang paling jadi andalan untuk misi jembatan udara. Lain dari misi tersebut, angkut beragam kendaraan dan logistik juga dipercayakan pada Sang Putra Zeus ini.
Baca juga: Searcher UAV, ‘Sosok’ Terlupakan di Balik Operasi Pembebasan Sandera Mependuma
Nah, sejatinya masih ada peran strategis lain dari C-130 Hercules TNI AU, yakni sebagai wahana yang paling dijagokan untuk men-deploy helikopter di pangkalan aju. Dalam beberapa kasus, seperti Operasi Mapenduma di Papua pada tahun 1996, peran helikopter menjadi tumpuan penting mengingat gelaran operasi hanya efektif dijalankan lewat kehadiran helikopter.
Mengigat ketersediaan helikopter TNI yang sangat terbatas di medan operasi, maka dalam waktu singkat diperlukan kekuatan BKO (Bawah Kendali Operasi) tambahan. Dari basis Puspenerbad di Semarang, Jawa Tengah misalnya, untuk menghadirkan helikopter ke Papua jelas makan waktu bila dilakukan dengan ferry flight, perlu beberapa kali penerbangan transit antar pulau. Selain biaya operasional dan bahan bakar yang tinggi, penerbangan jarak jauh lintas pulau juga mengandung risiko tinggi, seperti ancaman cuaca buruk selama perjalanan.
Seperti pada Operasi Mapenduma, dua NBell-412 serta satu heli serang NBO-105 diberangkatkan dari Semarang ke Wamena dengan menggunakan pesawat C-130 Hercules. Karena ruang kargo C-130 yang sejatinya tidak terlalu besar, maka untuk loading helikopter bukan perkara mudah. Yang pasti bagian rotor utama dan baling-baling helikopter harus dilepas terlebih dahulu. Bahkan untuk memasukkan helicopter sekelas NBell-412, landing skit juga harus dilepas agar fuselage helikopter dapat masuk ke ruang kargo.
Baca juga: NBell-412 SP/HP/EP – Tulang Punggung Kavaleri Udara TNI AD
Sebagai informasi, ruang kargo C-130H Hercules punya panjang 12,19 meter, lebar 3,02 meter, tinggi 2,74 meter dan panjang pintu rampa (ramp door) 3,12 meter. Jika ‘tamu’ yang dibawa adalah NBell-412, maka bisa dibayangkan betapa ngepas space yang tersisa. (Drajat)
Masih lebih lumayan lg ilyushin pesawat angkut, blm lg nanti keluar ilyushin super ton yg bisa mengangkut a400m & hercules
😅😆
Bung admin sorry rada oot tpi tolong dong klo bsa bikin artikel ttg perbedaan sukhoi buatan pabrikan KnAAPo dan buatan Irkutsk, katanya perbedaanya ada d jumlah kursi tpi ane rasa ada lebih dri itu.. sankyu
Benar sekali kalau KnAAPo itu kursi 2 -2 Eksekutif… kalau Irkuts itu 2 – 1 Super Eksekutif…
Hahaha bercanda looo…
Makanya perlu tambah A400m biar muat heli lebih banyak.
Helipun juga perlu diperbanyak, kalau bisa di tiap lanud (yang jumlahnya 51 itu) ditaruh sedikitnya 3 unit heli yang sejenis.
Di tiap bandara ditaruh minimal 1 heli kecil untuk polri dan 1 heli sedang untuk basarnas.
Sedang di tiap rumah minimal ditaruh 1 heli gukgukguk.
A400 masih bermasala…
😁😃😅😂😂
Herky model ini keren juga.. https://www.defensemedianetwork.com/stories/credible-sport-the-super-stol-hercules/
Mungkin belum pernah diulas di sini..
Belum klik linknya. Yg dimaksud Fat Albert kah?
Itumah model biasa hanya ditambahkan rocket jadinya RATO(Rocket assisted take off). Jarang dipakai, digunakan pada waktu emergency aja
Jangankan heli bell412…herky milik RAF malah pernah gotong heli puma yg dicopot baling2 dan bagian boom ekornya, hhh
Punya kita juga sering kok, pake angkut puma dan super puma..