Singapura Akuisisi F-35B dengan Kemampuan STOVL, Ini Sejumlah Alasannya!

F-35B Lightning II, bisa lepas landas vertikal seperti Harrier.

Sebagai negara tajir di Asia Tenggara, tentu sah-sah saja untuk mengakuisisi alutsista mahal sekalipun, dan bukan berita baru bila Singapura berambisi mendatangkan F-35 Lightning II sebagai bagian dari rencana untuk membangun Next-Generation Singapore Armed Forces.

Baca juga: Singapura Akuisisi 4 Unit F-35 Lightning II, dengan Opsi Tambahan 8 Unit

Hal tersebut telah diungkapkan secara gamblang oleh Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen pada Maret 2019 silam. Bahkan Menhan Singapura lebih detail bakal terlebih dahulu membeli 4 unit F-35, dengan opsi untuk menambah 8 unit. Dan pada 9 Januari 2020, ada kabar dari US Department of State dan Defense Security Cooperation Agency (DSCA) yang menyetujui rencana akusisi 12 unit F-35 ke Singapura senilai US$2,5 miliar.

Dan ternyata yang akan dibeli Singapura adalah varian F-35B yang kapabilitas vertical or short takeoffs and vertical landings (STOVL). Pada pemberitaan sebelumnya, belum dipastikan jenis F-35 yang diakuisi Singapura, pada Maret 2019, Menhan Ng Eng Hen hanya memastikan bahwa jenis F-35 yang akan diakuisisi bukan F-35C, yaitu varian F-35 yang dirancang untuk tinggal dan lepas landas dari kapal induk. Namun mengutip dari thediplomat.com (10/1/2020), pola akuisis tetap mengacu pada pembelian 4 unit jet tempur terlebih dahulu.

F-35B di atas deck LHA USS Wasp.

Pada awal 2019, Ng Eng Hen mengumumkan bahwa RSAF (AU Singapura) dan Defense Science and Technology Agency (DSTA) telah menyelesaikan evaluasi teknis menyeluruh dan mengidentifikasi F-35 sebagai pengganti yang paling ideal untuk armada F-16 C/D Fighting Falcon. Armada F-16 dan F-15 kelak akan ditempatkan sebagai skadron tempur di Guam, Pasifik Barat.

F-35B sebelumnya juga pernah hadir di Singapura, persisnya dua jet tempur ini ikut dalam memeriahkan ajang Singapore AirShow 2018. Karena punya kemampuan take-off dan landing bak tempur Harrier, varian F-35B juga digunakan oleh Korps Marinir AS (USMC) dalam mendukung operasi amfibi.

Dalam paket US$2,5 miliar, Singapura nanti juga mendapatkan 13 unit mesin Pratt & Whitney F135, electronic warfare systems, the Autonomic Logistics Information System, training systems, software development dan personnel training.

Selain dianggap sesuai sebagai jet tempur penerus F-16, pertimbangan akuisisi F-35B oleh Singapura diasumsikan karena beberapa alasan lain, seperti terbatasnya ruang mobilitas untuk pergerakan pesawat tempur di daratan Singapura, dengan VTOL, maka point penempatan jet tempur ini bisa dilakukan dari titik mana saja.

F-35 yang punya kemampuan stealth dengan RCS 0,005

Baca juga: Endurance Class 170 – Ambisi Singapura Wujudkan Kapal Induk Helikopter

Meski mengaku tak ada niatan ofensif, namun Singapura bisa saja menempatkan armada F-35B pada wahana amfibi, seperti saat ini AL Singapura mengoperasikan kapal pendarat jenis Landing Platform Dock (LPD) Endurance Class yang berbobot 7.000 ton. Lewat modifikasi yang tidak terlampau rumit, deck di Endurance Class dapat menjadi sarang F-35B kelak. Strategi ini juga digunakan oleh Korea Selatan dan Jepang yang ikut mengakuisisi F-35B. (Gilang Perdana)

34 Comments