Update Drone KamikazeKlik di Atas

Setelah Sukses di Polandia, KAI Siapkan Paket Penawaran FA-50 Fighting Eagle ke Bulgaria

Selain Rafale, bisa dibilang jet tempur ringan FA-50 Fighting Eagle menjadi yang paling meroket dalam hal penjualan ekspor. Setelah sukses menjual FA-50 ke Filipina, Polandia dan Malaysia, kini Korea Aerospace Industries (KAI) dikabarkan tengah bersiap untuk memperluas pasar FA-50 ke Eropa Tengan dan Timur.

Baca juga: Kerahkan FA-50 Fighting Eagle, Filipina untuk Pertama Kali Ikut Latihan Tempur Udara “Pitch Black”

Seperti dikutip Scramble, para analis penerbangan berpendapat bahwa pesawat buatan Korea Selatan, khususnya FA-50, dapat menjadi yang terkemuka di masa mendatang. KAI tengah mengembangkan Adaptive Air Platform (AAP) yang memadukan operasi berawak dan tak berawak. AAP dirancang untuk melakukan misi pengawasan, pengintaian, peperangan elektronik, dan serangan, sekaligus meningkatkan kemampuan bertahan pilot dan pesawat serta meningkatkan efektivitas operasional secara keseluruhan.

Efisiensi biaya merupakan keunggulan utama FA-50, yang mana jet tempur single engine ini masih jauh lebih murah untuk diakuisisi dan dirawat ketimbang jet tempur generasi keempat lainnya. Meskipun biaya operasionalnya lebih rendah, FA-50 memberikan performa hingga 80% dalam hal ketinggian dan kecepatan dibandingkan dengan pesawat yang lebih canggih, sehingga menawarkan value for money untuk negara pengguna.

FA-50 milik AU Filipina.

Setelah sukses di Polandia, KAI kini menargetkan Bulgaria dan negara-negara Eropa Timur dan Tengah lainnya dengan armada pesawat yang menua. FA-50 dihadirkan sebagai solusi ideal bagi Angkatan Udara Bulgaria untuk menggantikan pesawat L-39, MiG-29, dan Su-25 yang sudah ketinggalan zaman. FA-50 mampu menangani peran pelatihan dan tempur, FA-50 juga menawarkan platform serbaguna untuk memodernisasi kemampuan udara Bulgaria.

Pada bulan September 2022, KAI mendapatkan kontrak dari Kementerian Pertahanan Polandia untuk akuisisi 48 unit FA-50. Punya interoperabilitas tinggi dengan F-16, yang juga direncanakan akan dioperasikan oleh Angkatan Udara Bulgaria, disorot sebagai keuntungan yang signifikan dalam paket penawaran KAI ke Bulgaria. Kompatibilitas FA-50 dengan standar NATO, termasuk pertukaran data realtime melalui sistem Link-16 dan integrasi dengan persenjataan buatan Barat, memastikan integrasi yang lancar ke dalam operasi gabungan NATO. Kompatibilitas ini sangat penting bagi partisipasi Bulgaria dalam kegiatan pertahanan regional.

FA-50 AU Korea Selatan melakukan afterburner.

Keberhasilan global FA-50 dan penggunaan yang luas oleh berbagai negara menawarkan dukungan yang kuat dan manfaat biaya. KAI juga menawarkan peluang kolaborasi dengan sektor kedirgantaraan Bulgaria, termasuk transfer teknologi dan opsi manufaktur lokal.

Menanggapi meningkatnya ancaman keamanan global dan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, Bulgaria meningkatkan kemampuan pertahanannya. Sementara negara tersebut meningkatkan F-16 untuk kebutuhan pesawat tempur kelas atas, FA-50 berfungsi sebagai pesawat tempur multiperan kelas bawah yang optimal, yang mampu melengkapi F-16 dan berfungsi sebagai platform pelatihan bagi pilot F-16.

Di Korea Selatan, transisi ke FA-50 secara signifikan telah mengurangi waktu pelatihan bagi pilot F-16 hingga 85 persen, yang pada akhirnya menghasilkan penghematan biaya yang substansial dan peningkatan waktu operasional. Kemampuan tempur FA-50 mencakup berbagai amunisi udara-ke-udara dan udara-ke-darat, dan integrasi radar AFAR dan rudal AIM-9X Sidewinder.

Perwakilan KAI menegaskan bahwa adopsi FA-50 tidak hanya akan menggantikan peralatan lama tetapi juga secara substansial meningkatkan kemampuan tempur Bulgaria dan memperkuat perannya dalam NATO, sekaligus menawarkan keuntungan ekonomi yang cukup besar. (Gilang Perdana)

Malaysia Persiapkan Kontrak Akuisisi Tahap Kedua 18 Unit FA-50 Block 20 Fighting Eagle

 

2 Comments