Setelah Meriam S-60, Kanon Lawas 2M3 25mm Twin Ikut Dilibatkan dalam Perang Ukraina, Dipasang pada Ranpur MT-LB
|Perang Rusia versus Ukraina yang terus berlanjut, telah memaksa keluarnya alutsista sepuh dari pertapanya. Selain penggunaan meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) S-60 oleh kedua belah pihak yang berperang, rupanya ada fakta lain, kanon 2M3 25 mm Twin yang kerap dipasang pada kapal perang Soviet era 60-an, telah digunakan kembali, namun tidak lagi dipasang pada platform kapal perang.
Baca juga: Bukan Cuma Ukraina, Pasukan Rusia Juga Gunakan Meriam Legendaris S-60 di Truk Ural 6×6
Dari forum boards.4channel.org, terlihat foto kanon 2M3 25 mm Twin dipasang pada ranpur APC roda rantai MT-LB. Meski tampilannya terasa janggal, model desain kubah kanon 2M3 25 mm Twin dapat memberikan proteksi pada awak penembaknya.
Pada foto terlihat MT-LB dengan kanon 2M3 25 mm Twin dan berlogo Z tengah diangkut menggunakan kereta api. Tidak diketahui jelas tentang rencana penggunaan ranpur gado-gado ini. Namun disebutkan, bahwa pengguna MT-LB dengan kanon 2M3 25 mm adalan naval infantry, atau pasukan marinir Rusia.
Kanon 2M3 25 mm Twin sudah tidak asing di lingkup TNI AL. Kanon ini adalah bagian dari persenjataan pada Kapal Cepat Rudal (KCR) Komar class. Dalam menyongsong operasi Trikora, TNI AL menerima 12 kapal kelas Komar. Setengahnya mulai dioperasikan antara tahun 1961 – 1963. Kemudian pada September 1964 datang tambahan kapal sejenis. Lalu di tahun 1965 ada dua Komar yang masuk jajaran KCR.
Setiap kapal Komar class dapat membawa dua peluncur rudal SS-N-2 Styx dan kanon penangkis serangan udara tipe 2M3 25mm Twin.
Pasca Komar class dipensiunkan dini dari kenidasan TNI AL, kanon 2M3 25 mm Twin tak lantas dibestuakan, setelah kanon ini dipreteli dari dudukan awalnya di kapal Komar, senjata berlaras ganda ini ‘dipercaya’ untuk memperkuat taring pada persuka kawal (destroyer escort) kelas Claude Jones (Samadikun class).
Seiring waktu berjalan, armada perusak kawal Claude Jones sudah masuk masa kadaluwarsa, dan resmi non aktif dari armada TNI AL di tahun 2005. Dan hebatnya, lagi-lagi kanon 2M3 25mm Twin tidak ikut ‘mati,’ justru kanon buatan Uni Soviet ini punya ‘majikan’ baru, yakni ditempatkan sebagai senjata utama pada kapal patroli (KAL) kelas Viper yang dioperasikan beberapa Lantamal.
Kanon 2M3 25mm Twin pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953. Dioperasikan dengan sistem amunisi belt, kanon laras ganda ini terbilang banyak digunakan oleh negara-negara sekutu Soviet. Untuk membidik target, masih dilakukan secara manual dengan dukungan iron ring sight. Kehandalan kanon ini dapat dilihat dari jangkauan tembak permukaan yang bisa mencapai 3.250 meter, dan jarak tembak obyek udara mencapai 2.770 meter.
Secara teori, jangkauan tembak maksimum bisa mencapai 3.400 meter. Secara teori, 2M2 25 mm dapat memuntahkan 450 peluru per menit, meski dalam prakteknya hanya 270 peluru per menit.
Berat kanon ini mencapai 1.500 kg, mempunyai sudut elevasi mulai -10 sampai 85 derajat. Untuk urusan amunisi, tersedia jenis AA, AA tracer, AP tracer. Untuk soal daya tahan, umur laras dapat digunakan hingga 12.000 tembakkan, selanjutnya laras harus diganti. Agar tidak panas berlebih, laras mengusung pendingan udara. Lagi-lagi kanon ini diproduksi secara lisensi oleh Cina, dan diberi kode type 61.
Tentang sosok ranpur MT-LB, terbilang laris manis di negara-negara sekutu Soviet. Pertama kali diproduksi oleh Kharkiv Tractor Plant, MT-LB punya bobot 12 ton dan dapat membawa 11 pasukan infanteri bersenjata lengkap. Ciri khas ranpur yang punya kapabilitas amfibi ini adalah dilengkapi lapisan baja 14 mm.
Baca juga: Myanmar Pamerkan Tank Ringan Hasil “Kawin Silang” Antara Ranpur Cina dan Rusia
MT-LB disokong tenaga dari mesin diesel YaMZ 238 V-8 yang mengasilkan tenaga 240 hp. Kecepatan melaju di jalan raya mencapai 65 km per jam dan mampu menjelajah hingga 500 km. (Gilang Perdana)
Strong, awet, murah, tanpa SK berlaku bebas dipakai utk apa saja. Pasti bisa tu untuk ngrontokin pespur katro F35 Legimin. Lhooo…. Ya ampun gaeszz… 860 unit diseluruh dunia wajib diretur ke pabriknya gaeszz… Disuruh Pentagon gitu. Mesine cacat semua. Parahh mendunia. Saya baru baca ni. Gimana tu, 860 F35 Legimin kudu masuk bengkel selama 90 hari. Parah….parah mendunia.