Setelah KRI RJW-992, Indonesia Kini Siapkan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo 991 Menuju Gaza
|Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat 992 (RJW-992) telah berlayar menuju Gaza awal Januari lalu, persisnya kapal rumah sakit produksi PT PAL Indonesia itu telah menunaikan tugasnya dengan sandar di Mesir. Selain untuk menurunkan bantuan kemanusiaan, KRI RJW-992 sedianya juga akan membuka layanan pengobatan, pasalnya KRI RJW-992 punya kapabilitas penanganan kesehatan setara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Namun, karena situasi dan kondisi di lapangan, misi pelayanan kapal rumah sakit urung digelar, KRI RJW-992 hanya punya kesempatan sandar selama empat hari di Pelabuhan El Arish, Mesir. Yang akhirnya misi KRI RJW-992 sebatas penurunan logisitik bantuan kemanusiaan untuk diteruskan melalui jalur darat menuju Gaza.
Meski misi KRI RJW-992 belum maksimal, kini pemerintah Indonesia tengan bersiap untuk mengirimkan kembali kapal BRS ke Gaza, namun kali ini yang akan diberangkatkan bukan lagi KRI RJW-992. Hal ini merujuk pada arahan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, yang salah satunya meminta PT PAL Indonesia untuk memastikan kesiapan kapal BRS KRI dr. Wahidin Sudirohusodo 991.
Seperti dikutip dari siaran pers, PT PAL Indonesia telah melakukan berbagai persiapan dan perbaikan guna memastikan kapal BRS KRI dr Wahidin Sudirohusodo 991 (KRI WHS-991) milik TNI AL siap mengemban tugas ini. Beberapa langkah yang telah diambil termasuk pengecekan teknis secara menyeluruh untuk memenuhi performa dan kesiapan equipment kapal serta pengecatan ulang warna putih pada lambung kapal hingga tanda Red Cross yang sudah sesuai dengan pasal 32 pada Konvensi Jenewa 1949
“Kami mengacu pada usulan Menhan Prabowo dengan membantu persiapan kapal bantu rumah sakit untuk misi kemanusiaan global. Kapal BRS milik TNI AL ini telah siap menjalankan misi dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan,” kata Kaharuddin Djenod, CEO PT PAL Indonesia.
Landing Platform Dock TNI AL: Peran dari Kapal Markas Hingga Rumah Sakit
Perubahan ini menandakan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo 991 sebagai kapal netral dalam peperangan dan siap sedia memberikan bantuan kemanusiaan kepada siapapun yang membutuhkan, tanpa pandang bulu.
PT PAL menyebut misi sebelumnya oleh KRI WHS telah menarik perhatian banyak negara di Timur Tengah dan Asia. Keberhasilannya menaklukkan perairan internasional tersebut, mendapat apresiasi atas performa. Sekaligus, kemampuan produk PT PAL yang dianggap tangguh dan handal dalam misi-misi kemanusiaan dan diplomasi internasional.
Bethesda Class – Kapal Rumah Sakit Angkatan Laut AS dengan Lambung Katamaran
Kapal BRS ini memiliki endurance atau kemampuan layar hingga 10.000 nautical miles dan mampu mengangkut bantuan logistik sebanyak 200 ton, menjadikannya sangat efisien dalam misi kemanusiaan yang memerlukan jarak tempuh dan kapasitas besar.
Kapal BRS dikatakan mampu membawa 163 awak dan 69 tenaga medis dan siap melaksanakan misi operasi setara rumah sakit tipe C. Kemampuan tersebut ditunjang dengan fasilitas poliklinik rawat jalan (umum, mata, gigi, dll) UGD, ruang operasi, ruang rawat inap, dan unit radiologi. KRI WHS-991 juga mampu mengakomodir 280 relawan, 18 heli crew, serta mampu merawat sebanyak 159 pasien. (Gilang Perdana)
kalau cuma kirim barang logistik kirim LST saja bisa lebih banyak kapasitasnya, percuma buang anggaran dan kasihan para puluhan tenaga medis yg adrenalinnya berada di puncak utk tempur lawan penyakit, luka dan yg butuh perawatan medis segera, disana tak bisa action padahal berita di salah satu media lokal katanya tentara Israel gemetar ketakutan dengan hadirnya kapal BRS karena dikawal pasukan elit didalamnya, bagaimanapun salut bagi awak kapal dan petugas medis KRI RJW-992 yang bertugas ke sana
Kenapa kita kirim kapal jenis brs? Palestina dan hamas itu butuhnya kapal fregat atau gak korvet untuk melawan israel. Karena pejuang Hamas butuh rudal untuk memukul balik Israel keluar dari palestina