Setelah 68 Tahun, Angkatan Udara AS Persiapkan Masa ‘Purna Tugas’ U-2 Dragon Lady di 2026
|Setelah terlibat dalam misi intai di atas posisi balon mata-mata Cina yang terbang melintasi daratan Amerika Serikat. Kini ada kabar lain terkait pesawat intai legendaris U-2 Dragon Lady, yakni Angkatan Udara AS (USAF) terus tengah mempersiapkan untuk U-2 Dragon Lady pada tahun fiskal 2026.
Baca juga: Penampakan Unik, Balon Mata-mata Cina Difoto dari Kokpit U-2 Dragon Lady
Dikutip dari airforcetimes.com (3/5/2023), disebut bahwa para petinggi di USAF telah mempertimbangkan untuk mempensiunkan armada U-2 selama hampir dua dekade. Usulan yang diajukan kepada Kongres adalah dalam beberapa tahun untuk memensiunkan U-2, atau di tahun lain, untuk memensiunkan drone intai RQ-4 Global Hawk yang dimaksudkan untuk menggantikannya.
Jika Kongres menyetujui divestasi dan mengizinkan Angkatan Udara AS memensiunkan RQ-4 yang tersisa satu tahun kemudian, maka AU AS pada sisa dekade ini akan beroperasi tanpa pesawat pengintai di ketinggian tinggi (drone HAlE/High Altitude Long Endurance) yang mengintip melintasi perbatasan dan melacak pergerakan musuh.

Senator Ted Budd, R-N.C., mencatat rencana layanan untuk U-2 pada hari Selasa dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat tentang permintaan anggaran fiskal 2024 Departemen Angkatan Udara. Pensiun yang tertunda disebutkan secara singkat dalam dokumen anggaran militer yang dirilis awal musim semi ini.
Permintaan pengeluaran layanan sebelumnya telah meramalkan akhir tugas armada U-2 pada pertengahan 2020-an, termasuk permintaan untuk tahun fiskal 2021 dan 2022. Permintaan tahun lalu tidak menentukan kapan badan pesawat akan pensiun, tetapi dana modernisasi akan mencapai nol setelah tahun 2025.
Dokumen anggaran terbaru mengakui bahwa Angkatan Udara AS berencana untuk mempertahankan armada U-2 hingga akhir September 2025, sebelum mengalihkan dana yang ada ke prioritas yang lebih tinggi. Tapi begitu memotong armada itu, Angkatan Udara AS malah akan beralih ke sensor berbasis ruang angkasa untuk mengumpulkan satu set gambar ketinggian yang serupa.
Saat ini ada 27 unit U-2 yang dioperasikan Angkatan Udara AS dan ditempatkan di Pangkalan Angkatan Udara Beale, California, yang sebagian dirotasi melalui instalasi militer AS yang tersebar di seluruh dunia.
U-2 Dragon Lady mampu terbang pada ketinggian yang sangat tinggi, mencapai ketinggian operasional maksimum sekitar 70.000 kaki (21.300 meter). Pesawat ini dikembangkan oleh Lockheed Martin dan pertama kali diterbangkan pada 1 Agustus 1955.
Kemampuan terbangnya pada ketinggian yang sangat tinggi memungkinkan U-2 Dragon Lady untuk mengumpulkan informasi intelijen dari udara dengan akurasi yang sangat tinggi, termasuk pengintaian terhadap kegiatan militer musuh dan survei lingkungan alam. Pesawat ini juga memiliki daya tahan terbang yang luar biasa, mampu terbang hingga 12 jam tanpa perlu melakukan pengisian bahan bakar.
Meskipun memiliki kemampuan terbang yang luar biasa, U-2 Dragon Lady tetap memerlukan keterampilan penerbangan yang sangat baik dari para pilotnya. Karena ketinggian terbangnya yang sangat tinggi, pesawat ini memerlukan kabin tekanan khusus dan pilot harus memakai pakaian khusus dengan oksigen selama penerbangan.
Lebar sayap U-2 sekitar 31 meter atau 103 kaki. Sayapnya yang panjang dan tipis membantu pesawat ini mencapai kemampuan terbang di ketinggian yang sangat tinggi dengan efisien. Selain itu, sayapnya juga dilengkapi dengan flaps dan spoiler untuk membantu pengendalian pesawat selama lepas landas dan mendarat.
Dikenal karena menangkap gambar yang membuktikan bahwa Uni Soviet sedang membangun situs rudal nuklir di Kuba pada tahun 1962, yang memicu Krisis Rudal Kuba, U-2 belum lama ini memperoleh ketenaran lain karena mampu melacak perjalanan balon mata-mata Cina saat melintasi Amerika Serikat.
U-2 Dragon Lady dapat melintasi wilayah yang luas dengan sangat cepat dan mengambil foto atau merekam video dengan resolusi yang sangat tinggi. Kamera-kamera dan sensor yang dipasang pada pesawat ini dapat mengambil gambar atau merekam video dalam berbagai kondisi cahaya dan cuaca, termasuk pada malam hari dan saat kondisi cuaca buruk.
Selain itu, data yang terkumpul dapat langsung dikirimkan ke stasiun darat atau langsung diproses di dalam pesawat menggunakan sistem pengolahan data yang canggih. Dengan demikian, informasi intelijen dapat diperoleh dengan cepat dan akurat untuk kepentingan keamanan nasional.
Dragon Ladies baru-baru ini mengambil peran baru sebagai testbed untuk sejumlah teknologi pengintaian dan komunikasi yang lebih canggih, dan telah membantu memeriksa alat kecerdasan buatan baru dalam pencarian Angkatan Udara untuk drone yang lebih mumpuni.
Baca juga: Ternyata Balon Mata-mata Cina Sudah Diintai Duluan oleh U-2 Dragon Lady
U-2 juga digunakan sebagai platform pengganti dalam Air Force Advanced Battle Management System program yang secara dramatis meningkatkan kemampuan berbagi data di antara aset militer. Tidak jelas bagaimana Angkatan Udara AS akan menggunakan kembali pilot U-2 dan lainnya jika nantinya U-2 benar-benar diizinkan pensiun. (Bayu Pamungkas)
Ya lebih baik dipensiunkan saja secepatnya. Soalnya sdh gak bisa menghindar dr peperangan modern, dmn rudal udara ke udara semakin cepat dan semakin canggih serta semakin tinggi daya jelajahnya. Pesawat kuno spt ini kena senggol S-400 paling langsung nangiss..👍