Setelah 17 Tahun, TNI AL Kini Resmi Menerima Helikopter AKS Terbaru, AS565 MBe Panther!

Sejak tahun 2000, TNI AL tak lagi mengoperasikan helikopter AKS (Anti Kapal Selam), pasca dipensiukannya Westland Wasp karena usianya telah uzur. Dan kini setelah 17 tahun berselang, Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) kini telah memiliki helikopter AKS keluaran terbaru, AS565 MBe Panther yang hari ini (29/9) secara resmi diserahkan oleh pihak PT Dirgantara Indonesia (PT DI) kepada TNI AL di fasilitas Hanggar Rotary Wing PT DI di Bandung, Jawa Barat.

Baca juga: Di HUT TNI Ke-72, Dua Helikopter AKS AS565 MBe Panther Akan Unjuk Kebolehan

Dalam momen penyerahan helikopter ini mencakup dua unit helikopter AS565 MBe Panther dengan nomer HS-4203 dan HS-4204. Sebelumnya diserahkan ke pihak TNI AL, kedua helikopter tersebut menggunakan nomer sementara dalam beragam test flight, yakni HX-5602 (HS-4203) dan HX-5604 (HS-4204). Kedua helikopter produksi Airbus Helicopters ini diserahkan Direktur Niaga PT DI, Irzal Rinaldi Zailani kepada pihak TNI AL yang diwakili Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama Manahan Simorangkir.

Berdasarkan informasi dari pihak PT DI, setelah diserahkan kepada TNI AL, selanjutnya pada Sabtu (30/9), kedua helikopter akan melakukan ferry flight dalam misi persiapan mengikuti parade alutsista di HUT TNI Ke-72 di Cilegon, Banten. Dan secara eksklusif, Indomiliter.com mendapatkan beberapa foto helikoper Panther setelah di cat dengan atribut TNI AL.

Secara keseluruhan TNI AL akan mendapatkan 11 unit AS565 MBe Panther, setelah penyerahan dua unit hari ini, selanjutnya dijadwalkan akan ada penyerahan 5 unit Panther pada September 2018, berlanjut 3 unit pada November 2018 dan 3 unit lagi pada Januari 2019 termasuk instalasi sistem sonar dan torpedo. Pihak PT DI menyebut delivery time untuk helikopter Panther dapat dilakukan lebih cepat satu tahun dari jadwal pengiriman yang tertuang di dalam kontrak.

Baca juga: Ini Dia! 10 Helikopter Anti Kapal Selam Paling Mematikan

Sebagai penghancur kapal selam, helikopter ini dilengkapi dengan dua torpedo. Jenis torpedo yang dapat dibawa adalah MK46 dan A.244. Sementara untuk mengendus keberadaan kapal selam, AS565 MBe Panther TNI AL akan dilengkapi dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS). Selama ini teknologi HELRAS sudah banyak dipakai dalam platform AKS di negara-negara NATO. Sonar ini dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam. HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pads sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mendeteksi keberadaan kapal selam dari jarak jauh.Khususnya dengan perangkat DS-100, dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dalam dan dangkal.

Cara operasi HELRAS DS-100 dengan diturunkan dari helikopter hingga masuk ke permukaan air. HELRAS DS-100 terdiri dari tujuh elemen proyektor dan delapan lengan hidrolik yang dapat dibentangkan hingga 2,6 meter saat digunakan. DS-100 mampu beroperasi di kedalaman 500 meter dan memiliki Figure Of Merit (FOM) untuk mencapai konvergensi zona deteksi. DS-100 berjalan dengan frekuensi rendah 1.38 Khz menggunakan transduser eksklusif, mengurangi kontaminasi gema dari sinyal yang diterima, dan interoperabilitas dengan sonars kapal dan sonobuoys dalam pekerjaan bistatic atau multistatic.

Baca juga: AS565 MBe Panther TNI AL Akan Dibekali Teknologi HELRAS DS-100 dan Peluncur Torpedo

Diawaki oleh pilot dan co-pilot, Panther dapat membawa 10 pasukan. Dengan komposisi muatan tersebut, orang mengira AS-565 Panther adalah heli yang berbobot besar. Tapi itu keliru, helikopter ini punya bobot maksimum saat take off hanya 4,3 ton. Kuncinya adalah adopsi material bodi dari kombinasi glass fibre yang diperkuat Nomex untuk menambah daya tahan dan sekaligus mengurangi berat helikopter. Nomex juga dikenal sebagai bahan tahan api. Rotorhead dengan empat bilah baling-baling utama menggunakan bahan serat gelas Starflex. Posisi pilot juga ditingkatkan keamanannya dengan kursi yang dapat menahan tekanan gravitasi hingga 20 g.

AS565 Panther disokong dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2C. Masing-masing mesin punya kekuatan 635 kW. Dengan mesin ini, Panther memiliki performa yang dapat diandalkan dalam kondisi apa pun, termasuk panas dan di ketinggian. Kendali mesin digital dengan otoritas penuh memungkinkan starter mesin secara otomatis dan menjamin operasional mesin sesuai batas akselerasi, torque dan suhu. Panther dapat melakukan hovering hingga ketinggian 2.600 meter, bicara tentang kecepatan, Panther dapat melesat hingga 285 km per jam.

Baca juga: Beginilah Cara Helikopter AS565 MBe Panther TNI AL Menghancurkan Kapal Selam Lawan

AS565 MBe Panther dengan kemampuan AKS saat ini juga telah dioperasikan oleh beberapa negara, seperti Irlandia, Uni Emirate Arab, Islandia, Saudi Arabia, Israel, Meksiko, Cina, dan tentunya Perancis. (Haryo Adjie)

19 Comments