Setelah 12 Tahun, Pasukan AS Akhirnya Diizinkan Keluar Pangkalan Udara Incirlik
|Meski hubungan antara Amerika Serikat dan Turki kerap mengalami pasang surut, namun, sebagai bagian dari anggota senior NATO, di Turki terdapat pangkalan udara yang dikelola bersama antara Turki dan AS, yaitu Pangkalan Udara (Lanud) Incirlik, yang berlokasi kota Adana, selatan Turki. Dan belum lama ini ada kabar, bahwa setelah 12 tahun, pasukan AS yang bertugas di Incirlik akhirnya bisa keluar dari Lanud dan bepergian ke kota.
Dikutip dari Hurriyet Daily News (25/1/2023), personel AS yang bekerja di Pangkalan Udara İncirlik sekarang diizinkan untuk meninggalkan pangkalan dengan izin yang diberikan setelah larangan keluar pangkalan selama 12 tahun terakhir. Keputusan tersebut mendapat tanggapan positif dari warga, yakni dipercaya dapat menghidupkan kembali perekonomian di wilayah tersebut.
Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dan Angkatan Udara Turki adalah pengguna utama pangkalan udara tersebut, meskipun kadang-kadang juga digunakan oleh Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi.
Lingkungan Incirlik di Distrik Sarıçam mengalami periode terbaiknya dengan ekonomi yang diciptakan oleh lebih dari 20.000 pasukan AS selama Perang Teluk dan pendudukan AS di Irak. Meskipun ekonomi sedikit melambat dengan pengurangan jumlah pasukan pada tahun 2002, mobilitas pasukan AS ke wilayah kota berakhir pada tahun 2011, dimana larangan pasukan AS keluar pangkalan dikarenakan ancaman serangan ISIS yang menarget personel AS.
Pangkalan Incirlik dihuni oleh 5.000 penerbang Angkatan Udara AS, dengan beberapa ratus penerbang dari Angkatan Udara Arab Saudi dan Turki. Unit utama yang ditempatkan di pangkalan tersebut adalah 39th Air Base Wing Angkatan Udara AS.
Pasca pelarangan aktivitas pasukan AS di luar pangkalan, menyebabkan banyak sektor, seperti makanan dan minuman, hiburan, tekstil, perhiasan, suvenir, pembuatan karpet, olahraga, dan tato, yang sangat diminati tentara AS, harus menutup tempat kerja mereka.
Namun, setelah pasukan AS diizinkan keluar pangkalan pada pada 21 Januari lalu, setelah absen selama 12 tahun, pemilik toko mulai membuka jendela tempat kerja mereka. Bahkan pemerintah kota telah mengerjakan lansekap dan pekerjaan aspal di jalan.
“Hal-hal yang sangat baik di masa lalu, orang mendapatkan banyak mata uang asing di sini. Saat ini, kami tidak dapat melakukan persiapan serius karena belum jelas apakah akan ditutup kembali,” kata Muzaffer Güven, seorang pedagang di wilayah tersebut.
“Ada kebangkitan kecil untuk sementara waktu. Kami telah melihat beberapa tentara selama dua hari terakhir, tetapi kami yakin bulan depan akan lebih ramai, ”kata pembuat manisan Mehmet Yılmaz, mencatat bahwa pedagang telah melakukan penjualan online selama 12 tahun.
Keputusan untuk membangun Pangkalan Udara Incirlik dibuat selama Konferensi Kairo Kedua pada bulan Desember 1943, tetapi konstruksi baru dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Pasukan Zeni Angkatan Darat AS. memulai pekerjaan pembangunan pangkalan pada musim semi tahun 1951. Angkatan Udara AS. awalnya berencana untuk menggunakan pangkalan ini sebagai emergency staging and recovery site bagi pembom menengah dan berat. Staf Umum Turki dan Angkatan Udara AS menandatangani perjanjian penggunaan bersama untuk Pangkalan Udara baru pada bulan Desember 1954.
Baca juga: Duh, Paket Penjualan dan Upgrade F-16 Viper ke Turki Terancam Deadlock
Pada tanggal 21 Februari 1955, Pangkalan Udara secara resmi bernama Pangkalan Udara Adana, dengan7216th Air Base Squadron sebagai unit tuan rumah. Pangkalan Udara ini berganti nama menjadi Pangkalan Udara Incirlik pada 28 Februari 1958. Saat ini, Lanud Incirlik menjadi basis armada pesawat tanker USAF, salah satunya KC-135 Sratotanker. (Bayu Pamungkas)
Geopolitik itu dinamis bersyukur founding father kita non blok jadi balancing power kita lebih fleksibel dengan bebas aktif
@bodoamat kalo masih di bawah bayang2 IMF ga usah la sok keras nonblock2 an , terbukti mendekati uncle sam lebih menguntungkan
Gerakan Non-Blok adalah suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun
Nah, liat. Penempatan pangkalan asing seperti USA jelas memberikan dampak yg positif bagi pertumbuhan ekonomi wilayah sekitar dan tentunya bisa menambah devisa negara. Bayangkan jika ada 5000 personil dari USAF yg mangkal di Pangkalan Supadio, Iswahyudi atau Halim. Andai kata setiap orang mengeluarkan pengeluaran hingga USD 2000/bulan, dalam sebulan saja bisa menambah pendapatan daerah hingga USD 1 juta atau sekitar Rp 15 Milyar. Pertahun bisa Rp. 180 Milyar bagi masyarakat sekitar. Itu belum yg lainnya khususnya jaminan keamanan dan kerjasama pertahanan yg tinggi bagi negara yg ditempati. Indonesia kan banyak pangkalan yg tersebar di seluruh Indonesia. Kan bisa ditempatkan 2 atau 3 pangkalan untuk menjalin kerjasama pertahanan yg erat dg USA. Kalo ekonomi dg China gpp yg penting pertahanan dg USA.