Sesuai Jadwal, Perusak Kawal Rudal KRI RE Martadinata 331 Resmi Diserahterimakan ke TNI AL
Meski baru terpasang senjata berupa kanon reaksi cepat OTO Melara 76 mm SR (Super Rapid) gun, namun sesuai jadwal akhirnya Perusak Kawal Rudal (PKR) KRI Raden Eddy (RE) Martadinata telah resmi diserahterimakan kepada pihak TNI AL. Acara serahterima kapal kombatan terbesar yang dibangun di galangan PT PAL ini berlangsung pada Senin (23/1/2017). Tidak seperti acara peluncurannya yang berlangsung 18 Januari 2016, maka momen serahterima kapal perang tercanggih Satuan Kapal Eskorta ini terasa sepi dari pemberitaan.
Baca juga: Perusak Kawal Rudal KRI RE Martadinata 331 Telah Lulus Masa Uji Coba
Mengutip dari laman tnial.mil.id (23/1/2017), Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto, S.H., M.A.P., menghadiri acara serah terima Alutsista baru berjenis Kapal Perusak Rudal (KCR)-1 KRI Raden Edi Martadinata 331 dari PT PAL kepada Menteri Pertahanan Ryamirzad Ryachudu yang diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabaranahan Kemhan) Laksda TNI Ir. Leonardi dengan didampingi oleh Dirut PT PAL Indonesia (Persero) Ir. M. Firmansyah Arifin serta dihadiri, Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksda TNI I.N.G.N. Ary Atmaja, dan Komandan Satgas PKR di dermaga Divisi Kapal Perang PT PAL Surabaya.
Baca juga: Thales Smart-S MK2 – Radar Intai Udara dan Permukaan Andalan KRI RE Martadinata 331
Pada kesempatan tersebut, secara simbolis dilaksanakan penandatanganan naskah serah terima KRI Raden Edi Martadinata-331 dari Dirut PT Pal Indonesia dan (Persero) Project Director PKR DSNS Jeroen waalewijn kepada Kabaranahan. Selanjutnya, Kabaranahan menyerahkan kepada TNI AL yang diterima oleh Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksda TNI Mulyadi.
Dalam sambutan Menhan yang di bacakan oleh Kabaranahan menyampaikan bahwa dalam pembangunan KRI RE Martadinata 331, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda selaku Main Contractor melaksanakan Transfer of Technology (ToT) kepada PT PAL Indonesia dalam rangka meningkatkan kemampuan PT PAL Indonesia dalam pembangunan kapal perang. Program ini dilaksanakan melalui mekanisme Joint Production dimana untuk Kapal PKR-1 Modul 1,2,4 dan 6 dikerjakan oleh PT PAL Indonesia di Indonesia, sedangkan Modul 3 dan 5 dikerjakan oleh DSNS di Belanda.
Baca juga: Mengintip Hanggar Helikopter di KRI RE Martadinata 331
Keberhasilan program ToT ini dibuktikan dengan telah diserahkannya KRI RE Martadinata 331 yang baru dilaksanakan, Keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama yang baik dari semua pihak yang terkait serta keinginan yang kuat dan seluruh staf dijajaran DSNS dan PT PAL Indonesia untuk bisa memberikan yang terbaik bagi Bangsa dan Negara Indonesia di bidang pembangunan Kapal Perang. Semoga momentum kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara ini dapat terus ditingkatkan di masa masa mendatang.
Merujuk ke spesifikasinya, PKR SIGMA 10514 punya bobot 2.400 ton, panjang 105 meter, dan lebar 14 meter. PKR dapat membawa 120 awak, dengan fasilitas hanggar, flight deck sanggup didarati helikopter seberat 10 ton. Dari segi performance, KRI RE Martadinata 331 mampu melaju sampai kecepatan maksimum 28 knots. Kemampuan jelajahnya maksimum hingga 5.000 nautical miles (setara 9.260 km), hal ini dapat dicapau jika kapal berlayar dengan kecepatan jelajah 14 knots. Bila kecepatan ditingkatkan ke 18 knots, maka jarak jelajahnya melorot ke 4.000 nautical miles (7.408 km).
Baca juga: MBDA Mica Naval – Generasi SAM VLS Pertama Untuk TNI AL
Selain kanon OTO Melara 76 mm, racikan sistem senjata untuk frigat ini adalah rudal anti kapal MM40 Exocet Block III, peluncur torpedo Eurotorp B515, kanon CIWS Oerlikon Millenium 35 mm buatan Rheinmetall Defence, dan 12 peluncur rudal anti serangan udara VL-Mica buatan MBDA. Namun sampai saat ini, yang terpasang baru kanon OTO Melara 76 mm. Integrasi beragam sistem senjata di kapal perang ini menggunakan combat management system (CMS) Tacticos dari Thales.
Baca juga: Thales Tuntaskan Implementasi CMS Tacticos di KRI RE Martadinata 331
Sebagai informasi, First Steel Cutting kapal PKR-1 dilangsungkan pada 15 Januari 2014, sedangkan kapal PKR-2 pada 16 Juli 2014. Menurut jadwal, PKR-1 akan diserahkan ke TNI AL pada bulan Januari 2017, sementara PKR-2 (KRI I Gusti Ngurah Rai 332) akan diserahkan ke TNI ALpada bulan Oktober 2017. (Bayu Pamungkas)
Cukup diisi setara Nakhoda ragam class..Tapi keluaran terbaru 2016(Kalo mampu)
Semoga tentara negara Indonesia selalu terjaga imannya, keluarganya, akal dan hatinya serta bertambah ilmunya, rejekinya…
Gak bosen lihat kapal ini, bener2 bagus. Semoga bisa dibuat lebih banyak lagi. Pada saat fully operational nanti, banyak teknologi yg masih baru bagi tnial, mulai dr radar 3D jarak jauh smart mk2, vls mica, oerlikon milenium, sonar tarik vds, sampai heli aks as565mb sbg organik kapal. Walau tidak tercanggih di asean tapi bagi tnial ini sebuah lompatan yg penting.
Sbg info, banyak sistem yg sama dg yg akan dipakai malay di kelas gowind mereka.
Memang Sangat cantik tapi sangat garang, namun sayangnya Pertahanan belakang kurang
Mungkin disain selanjutnya bisa disempurnakan lagi
Semua negara dengan budget pas-pas an seperti Indonesia, pasti memilih komponen/Sistem yang Murah tapi lumayan canggih.
Harga murah didapat karena Banyak diproduksi
Demikian juga suku cadangnya mudah didapat dan murah, karena diproduksi dalam jumlah banyak
Jadi kalau terjadi perang, akan bergantung penuh pada Taktik Tempur
Memang bagian buritan terlihat kurang tercover, walau vls mica bisa 360°, tapi paling tidak harusnya ada canon 20/30 mm otomatis, mungkin krn anggaran shg tak ada fire control di buritan. Tapi saya yakin tnial akan tambah sepasang canon 20mm manual spt denel vector g12 diburitan.
@budiman
Sepasang kanon dennelnya ditempatkan persis dibelakang mast (tiang radar) pak budi…
kenapa indonesia blm menguppgrade radar array (yg mirip kotak persegi di bangunan persegi lima).. radar array katanya mampu mencapai jarak lbh jauh, dan kenapa tidak dipasang radar pasif anti siluman? dan dilengkapi kemampuan jamming yg kuat jarak jauh. dan rudal2 balistik jarak jauh. Sebagai kapal perang pemukul. biar lbh unggul..
Harganya sangat amat mahal
Duitnya ngak ada
@wahyunya
Bicara radar phased array, ada 2 macam: pesa, seperti yang digunakan pd aegis atau radar aesa (fixed array atau yang berotasi).
Sesuai dg dimensi PKR, radar aesa-berotasi spt ns-100 buatan thales ato radar mf-star buatn israel lebih cocok karena memiliki bobot yang masih bisa diakomodasi dipucuk tiang radar PKR….cuma faktor harga yang tampaknya mjd hambatan.
PKR, sigma, mrlf, fpb, van speijk, fatahillah class, kcr U-209/CBG dan lain2 telah dilengkapi dg sensor deteksi pasive (kebanyakan buatan thales) utk memantau emisi elektronik dan komunikasi yang cara kerjanya mirip dg yang disebut dg radar pasif
Si cintia itu cuma nge’Troll, kerjaannya emang gitu, HIT and RUN, Dia itu keknya Kurang perhatian Dari org2 terdekat, jadinya doi cari perhatian dah di Formil 😀
Saat ngomong sama kambing, biar dijelasin bagaimanapun ya tetep aja jawabnya “mbeeek”
Yes..segera d lengkapi
klo upgrade dari exocet block 2 ke block 3 bisa ga min?? apa lebih mahal lagi??
Bisa, dan kebanyakan semua negara memilih jalur upgrade dari pada beli baru.
Jelas lebih mahal
perbedaan exocet 40 mm block 2 dan 3 terletak di boster yah bung admin? klo sekiranya exocet 40 mm block 2 di upgrade ke block 3 apa cuma nambah boster aja min?
@Andri: coba cek disini http://www.indomiliter.com/exocet-mm40-block-3-rudal-anti-kapal-high-subsonic-andalan-korvet-tni-al/
Dilihat dari dimensi kapal ini, kenapa gak pake meriam yg lebih garang spt Bofors 120 mm ?
Lebih optimal utk tembakan bantuan pada saat pendaratan amfibi/marinir, atau konfrontasi dengan kapal lawan saat berhadapan jarak dekat.
Karena jarang yang pakai, maka harga suku cadang dan amunisinya sangat mahal
jauh berbeda dengan 76mm yang sangat banyak suku cadang dan amunisinya, karena hampir semua AL dunia memakainya.
dan juga 76mm bisa juga dipakai anti pesawat secara optimal dibanding 120mm
jadi lebih Multipurpose
@cintia
“tapi percuma kalau pintar hanya dimulut doang pintar mengejek kekurangan orang seolah2 anda yg lebih baik dan ngerti”
Lah, bknnya itu kelakuan ente sndiri?? liat komen ente d bwh… ampe fitnah negara laen sgla gk malu ente ngomongin dri sndri??