Sepi Pesanan, Boeing Berencana Tutup Jalur Produksi Helikopter Serbu Ringan MH-6 Little Bird
Memperingati 62 tahun penerbangan perdana OH-6 Cayuse pada 27 Februari 2025, rupanya justru ada kabar bahwa produksi varian dari OH-6, yakni MH-6 Little Bird akan berakhir. Boeing kabarnya tengan mempersiapkan untuk menutup produksi helikopter serang/serbu ringan Little Bird setelah memenuhi kontrak dengan angkatan bersenjata Thailand.
Little Bird terkenal sebagai helikopoter tempur ringan dioperaikan oleh US Army 160th Special Operations Aviation Regiment (SOAR). Little Bird hadir dalam konfigurasi serang ringan AH-6 dan serbu MH-6.
Seperti dikutip The War Zone, Boeing saat ini hanya mampu mengamankan dua penjualan ekspor varian AH-6i ‘internasional’ ke Arab Saudi dan Thailand dalam 15 tahun terakhir. Beberapa media telah melaporkan rencana Boeing untuk menutup lini produksi Little Bird-nya.
“Kami mungkin akan menghentikan produksi AH-6i,” kata Mark Ballew, Boeing director for Vertical-Lift Program Business Development and Strategy kepada Aviation Week. “Kami akan menyelesaikan produksi untuk Thailand, tetapi saat ini, kecuali ada negara lain yang datang langsung dan mengatakan kami menginginkan AH-6 hari ini, itu akan tetap menjadi tantangan karena akan ada kesenjangan dalam produksi.”

Ballew juga “menyarankan bahwa membangun kembali rantai pasokan untuk pesawat itu tidak hanya akan memakan waktu, tetapi juga membuat helikopter itu lebih mahal untuk diproduksi,” menurut laporan Aviation Week.
Boeing saat ini sedang berupaya mengirimkan delapan AH-6i ke Angkatan Darat Kerajaan Thailand berdasarkan kontrak yang diselesaikan pada tahun 2022, yang nilainya hanya di bawah US$104 juta. Pemerintah AS telah menyetujui penjualan tersebut pada tahun 2019.
Mesin turbin tunggal AH-6i merupakan evolusi dari OH-6 Cayuse, yang awalnya dikembangkan oleh Hughes Helicopters pada tahun 1960-an dan menjadi terkenal karena digunakan oleh pasukan khusus Delta Force Angkatan Darat AS sebagai helikopter pengintai ringan selama Perang Vietnam, dan varian H-6 berikutnya yang didasarkan pada desain Model 500 yang ditingkatkan.
Dari runutan sejarah, McDonnell Douglas mengakuisisi Hughes Helicopters pada tahun 1984. Boeing kemudian mengambil alih McDonnell Douglas, untuk menyertakan Little Bird dan sisa lini produk Hughes Helicopter sebelumnya, pada tahun 1997, sehingga divisi helikopternya menjadi bagian dari Boeing Rotorcraft Systems.
Kisah Little Bird menjadi agak membingungkan karena Boeing menjual hampir semua lini produk Hughes Helicopter yang diwarisinya, dengan pengecualian utama AH-64 Apache, pada tahun 1999 kepada perusahaan yang dikenal sebagai MD Helicopters.
Pada 1999, Boeing menjual lini helikopter sipil McDonnell Douglas kepada perusahaan Belanda RDM Holdings, yang kemudian membentuk MD Helicopters, Inc. (MDHI). Sementara itu, Boeing tetap mengendalikan lini helikopter militer, seperti AH-64 Apache dan AH-6 Little Bird (varian dari MD 500).
Boeing terus bekerja dengan desain Little Bird setelah itu, termasuk Mission Enhanced Little Birds (MELB) yang ditingkatkan untuk SOAR. MD Helicopters juga mengembangkan versi H-6U tanpa awak dan varian serang ringan yang disempurnakan yang dijuluki AH-6S. AH-6S diajukan ke Angkatan Darat AS untuk program Armed Aerial Scout (AAS) yang gagal. (Gilang Perdana)
AS Setujui Penjualan 8 Unit Helikopter Serbu Ringan Boeing AH-6i ke Thailand
Kasihan @tukang ngitung π
Widya,
Kayaknya kita nggak perlu ini deh, tanggung banget masalahnya. Ada saingan dari little bird ini yang punya kemauan lebih dari AH-6 ini.
H-145m dengan HForce system punya daya angkut lebih besar dan lebih jauh.
Nah ALRI kan punya target sbb :
10 helikopter angkut ringan, kelihatannya cocok kalo diisi H145m 10 unit
22 helikopter angkut sedang kelihatannya cocok kalo diisi 11 panther mbe yang kita sudah miliki plus 11 helikopter lagi yang setara dengan itu (bisa panther mbe lagi atau kembarannya yang dari Tiongkok).
16 helikopter ASW kayaknya cocok kalo seluruhnya diisi MH60R sebanyak 16 unit.
16 helikopter AKPA (Anti Kapal Permukaan Air) sepertinya cocok jika diisi H225m dengan dilengkapi rudal Exocet seperti punya Brazil. H225m pun juga bisa dilengkapi HForce Weapon System untuk menghajar sasaran permukaan ukuran kecil atau pun sasaran darat.
8 helikopter escort kayaknya cocok kalo kita ambil helikopter serang AH-1Z atau Changhe Z-10.
Kabur ah. Nanti pasti dibilang delulu.
Hihihihi
“Little Bird terkenal sebagai helikopoter tempur ringan dioperaikan oleh US Army 160th Special Operations Aviation Regiment (SOAR). Little Bird hadir dalam konfigurasi serang ringan AH-6 dan serbu MH-6.”
Di Asia Tenggara operator Little Bird hanya Thailand, karena heli serang ringan ini memang diperuntukan sebagai sarana untuk mobilitas cepat pasukan komando via udara apakah kita tak mempertimbangkan membelinya untuk melengkapi Koopsusgab TNI sebelum lini produksi heli tersebut benar-benar ditutup? π€