Seperti Super Hornet, Jet Tempur F-16 Bakal Mampu Luncurkan Rudal Anti Kapal AGM-158C LRASM
Kemampuan serang jarak jauh pada sasaran di lautan pada jet tempur F-16 Fighting Falcon, nampaknya ingin digenjot oleh Angkatan Udara AS (USAF). Setelah belum lama ada upaya uji integrasi AGM-84N Harpoon Block II+, kini ada kabar terbaru bahwa F-16 USAF akan diberi kemampuan untuk meluncurkan rudal anti kapal jarak jauh AGM-158C Long Range Anti-Ship Missiles (LRASM).
Persisnya, pada tanggal 17 Maret 2025, US Naval Air Systems Command (NAVAIR) merilis prapermohonan untuk menegosiasikan kontrak dengan Lockheed Martin untuk integrasi dan dukungan pengujian AGM-158C LRASM pada jet tempur F-16. Perkembangan ini menyusul berita tentang kontrak baru dengan Lockheed Martin untuk meningkatkan produksi JASSM (Joint Air-to-Surface Standoff Missile) dan LRASM.
Pemberitahuan tersebut menyebutkan bahwa NAVAIR bermaksud untuk mengadakan negosiasi sumber tunggal dan selanjutnya memberikan Cost-Plus Fixed Fee (CPFF) Delivery Order (DO) kepada Lockheed Martin Corporation-Missiles Fire Control. Selain itu, pemberitahuan tersebut menyebutkan bahwa “persyaratan tersebut mencakup pengujian AGM-158C-1 Legacy and UAI interfaces.”
UAI (Universal Armament Interface) merupakan hasil dari program Departemen Pertahanan AS untuk mengembangkan antarmuka fungsional standar pada pesawat terbang dan senjata untuk mendukung integrasi cepat senjata baru yang independen dari siklus Operational Flight Program (OFP) pesawat tempur, seperti F-16 dan JASSM telah diuji dengan antarmuka baru tersebut. NAVAIR sejauh ini belum merilis rincian tentang integrasi AGM-158C LRASM pada F-16.

Dalam anggaran tahun fiskal 2025, Angkatan Udara AS meminta pengadaan 550 JASSM, setelah jumlah yang sama juga diminta pada tahun 2024 dan 600 diminta pada tahun 2023. Anggaran Angkatan Udara AS meminta stoknya sendiri dan Angkatan Laut sebanyak 115 LRASM pada tahun fiskal 2025, 27 pada tahun fiskal 2024 dan 57 pada tahun fiskal 2023.
Bila kelak F-16 mampu meluncurkan AGM-158C LRASM, menjadikan Elang Penempur ini akan punyan kemampuan serang jarak jauh untuk sasaran permukaan, seperti halnya F/A-18F Super Hornet. Kandidat lain yang bakal punya kemampuan meluncurkan AGM-158C LRASM adalah jet tempur stealth F-35A/F-35B Lightning II dan F-15E Strike Eagle dan F-15EX Eagle II.
Setelah F-35C, Kini Giliran F-35B Lightning II Uji Gotong Rudal Jelajah Anti Kapal AGM-158 LRASM
Dengan kecepatan high subsonic, AGM-158C LRASM dapat melesat sejauh 560 km. Bahkan bila hulu ledaknya dipangkas (450 kg), maka jangkauan rudal anti kapal ini bisa mencapai 1.600 km. Rudal dengan bobot 1,1 ton ini dilengkapi hulu ledak dengan pemicu blast fragmentation penetrator.
Untuk memastikan kemampuan bertahan dan efektifitasnya terhadap target, LRASM dilengkapi dengan sistem pencarian dan pemandu rancangan BAE Systems, integrating jam-resistant GPS/INS, passive RF and threat warning receiver, imaging infrared (IIR infrared homing) seeker with automatic scene/target matching recognition, data-link, passive Electronic Support Measure (ESM) dan radar warning receiver sensors. Kesemuanya perangkat tadi disinergikan dengan aplikasi AI alias kecerdasan buatan.
Karena masih tergolong senjata anyar, baru beberapa jet tempur dan bomber yang kini lolos uji coba melepaskan rudal ini, seperti F/A-18 Super Hornet dan pembom strategis sayap ayun B-1B Lancer. Lain dari itu, LRASM dapat pula diluncurkan dari kapal perang permukaan lewat Mark 41 Vertical Launch System. (Gilang Perdana)
Australia Sukses Uji Peluncuran Rudal Anti Kapal Jarak Jauh AGM-158C LRASM dari Super Hornet