Seperti Indonesia, Selandia Baru Juga Pesan Lima Unit C-130J-30, Tapi Lebih Unggul dengan Dua Fitur Ini

Ada kesamaan antara Indonesia dan Selandia Baru, yakni sama-sama mengakuisisi lima unit pesawat angkut berat C-130J-30 Super Hercules produksi Lockheed Martin. Bedanya, Indonesia sudah menerima empat unit, dan tinggal menunggu pengiriman unit terakhir. Sementara Selandia Baru, unit pertama C-130J baru akan dikirim akhir tahun ini, setelah pada 15 Februari 2024, unit pertama C-130J untuk Angkatan Udara Selandia Baru (Royal New Zealand Air Force/RNZAF) keluar dari fasilitas produksi di Georgia dengan livery resmi.
Baca juga: Unit Keempat C-130J-30 Super Hercules (A-1344) TNI AU Tiba di Lanud Halim Perdanakusuma
Livery resmi C-130J-30 Super Hercules AU Selandia Baru menampilkan logo Kiwi Roundel dan kompas pelaut dari Skuadron No. 40. Lima pesawat C-130J-30 untuk AU Selandia Baru akan dikirim mulai akhir tahun ini untuk menggantikan seri C-130H Hercules yang diakusisi pada tahun 1965. Kelima unit C-130J-30 AU Selandia Baru yang dibeli dengan kontrak US$1,5 miliar, akan dikirim secara bertahap pada periode tahun 2024 sampai 2025.
Dari kuantitas dan seri pesawat, pesanan C-130J-30 untuk Indonesia dan Selandia Baru adalah sama, namun, C-130J-30 pesanan Selandia Baru nampaknya mengikuti standar Super Hercules milik Angkatan Udara Australia (Royal Australian Air Force).
Setidaknya ada dua fitur tambahan yang menjadi keunggulan C-130J-30 Selandia Baru ketimbang C-130J-30 Indonesia, yakni Super Hercules Selandia Baru dari pabrikannya sudah dipasangi perangkat high speed satellite communications (SATCOM) system dan electro-optical/infra-red EO/IR turret. Antena SATCOM dipasang pada bagian atas fuselage berupa dome berukuran kecil, sedangkan EO/IR turret dipasang di bagian bawah hidung (nose radome).
“Peralatan tersebut akan menjadikan Super Hercules baru kami menjadi salah satu yang paling mampu di dunia. Sistem komunikasi satelit akan memungkinkan citra, video dan data untuk dialirkan secara real-time, dan kamera EO/IR memungkinkan pengawasan udara, termasuk pada saat yang sama ketika pesawat sedang melakukan tugas transportasi, khususnya berguna pada operasi kemanusiaan dan bantuan bencana dan misi pencarian dan penyelamatan,” ujar Menteri Pertahanan Selandia Baru Ron Mark, dikutip Australian Defence Business Review.

Dalam spesifikasi, C-130J-30 Super Hercules dapat ditambahkan perangkat Honeywell Ka-Band satellite communications (SATCOM) system. Sistem ini menggunakan Inmarsat Global Xpress Network untuk menyediakan konektivitas internet broadband untuk video definisi tinggi dan mampu mendukung perencanaan misi yang kompleks saat dalam penerbangan.
Intalasi perangkat SATCOM dan EO/IR turret sejatinya ada dalam konfigurasi SOF (Special Operations Forces) yang ditawarkan oleh Lockheed Martin. (Gilang Perdana)
Mengenal C-130J Super Hercules TNI AU, Inilah Kelebihannya Dibandingkan Seri C-130H
Related Posts
-
Iran Kirim Arash 2 ke Rusia, Drone Kamikaze Generasi Baru dengan Spesifikasi Masih Misteri
4 Comments | Oct 28, 2022 -
Drone Tempur Orion-E Kini Tampil dengan Senjata Baru, Rudal Anti Tank Vikhr
14 Comments | Jul 27, 2021 -
Karena Masalah Politik, Australia Batalkan Kontrak Pengadaan Schiebel Camcopter S-100
1 Comment | Sep 26, 2023 -
Dipasang Pada Rantis Sherpa Light 4×4, Senjata Laser ini Siap Amankan Jalannya Olimpiade Paris 2024
No Comments | Jul 26, 2024
Nah itu dia lebih penting hidup ayem tentrem
Sekelas Amerika Serikat yang militernya maju saja kalau perang jg maen keroyokan 😩, klw daku pribadi lebih baik menjaga hubungam baik dengan China. Karena banyak potensi yang bisa didapatkan indonesia
Superhercules kita mah tak utk perang tugas utama hanya dipersiapkan utk penanggulangan bencana, kan satu musuh dah kebanyakan buat kita, maksudnya satu pun berat utk dihadapi, jadi lebih baik berteman sajalah dengan musuh dari pada kalah.
Fitur yang tidak terlalu penting, Hercules TNI AU Tinggal diupgrade kalau ada dana ☺️, untuk misi pengawasan lebih ekonomis menggunakan UAV dan Satelit