Update Drone KamikazeKlik di Atas

Senasib dengan Indonesia, Thailand Juga Ditolak AS untuk Membeli F-35 Ligthning II

Meski Thailand pernah menjadi sekutu dekat Amerika Serikat selama era perang dingin, tetapi itu tak membuat Washington bergeming akan permintaan khusus Negeri Gajah Putih untuk bisa mengakuisisi jet tempur stealth F-35 Lightning II. Persisnya, senasib dengan Indonesia, permintaan Thailand untuk bisa membeli F-35 telah ditolak oleh AS.

Baca juga: Thailand Incar Dua Unit F-35A Lightning II, Bakal Jadi Pesanan ‘Tersedikit’ untuk Lockheed Martin

Serupa dengan yang ‘dialami’ oleh Indonesia, AS memberikan penolakan secara halus, seperti menyebut Angkatan Udara Thailand (Royal Thai Air Force/RTAF) dianggap belum siap untuk mengoperasikan jet tempur generasi kelima. Dan mirip dengan pendekatan ke Indonesia, lalu AS menawarkan jet tempur alternatif ‘pelipur lara’ – yakni F-16 Viper atau F-15EX Eagle, yang dianggap lebih pas dioperasikan sekutu ‘second tier’ Washington di Asia Tenggara.

Dikutip dari Nationthailand.com (24/5/2023), sumber RTAF mengatakan pada hari Selasa lalu, bahwa Duta Besar AS untuk Thailand, Robert F Godec bertemu dengan KSAU Thaland Marsekal Alongkorn Wannarot minggu lalu untuk secara pribadi memberi tahu tentang keputusan Washington.

Sumber tersebut mengutip pernyataan Godec yang menyebut bahwa RTAF tidak memiliki fasilitas atau tindakan pengamanan yang diperlukan untuk mengakomodasi jet tempur. Namun, sumber itu menyatakan keraguan, dengan mengatakan penolakan itu seperti lebih karena pemerintahan Presiden Joe Biden yang merasa Bangkok terlalu condong ke Beijing.

Sumber itu mengatakan, utusan AS telah mengatakan kepada kepala RTAF bahwa “ketika Thailand siap, AS akan bersedia mengadakan pembicaraan lagi tentang pengadaan jet tempur F35”.

Sejauh ini, RTAF tidak mengalami kerugian apapun dari penolakan tersebut, selain harus mengembalikan 369 juta baht yang telah ditarik dari anggaran pertahanan 2023. Jumlah ini dialokasikan untuk cicilan pertama jika AS setuju untuk menjual jet tempur F-35 ke Thailand.

Kilas balik ke November 2022, awalnya AU Thailand berharap untuk membeli delapan unit F-35A Lightining II, namun kini, unit yang realistis untuk dibeli hanya dua unit saja. Itu pun masih menyisakan beberapa tantangan, dari dalam negeri misalnya, rencana pembelian F-35 mendapat perlawanan dari kubu lawan.

Dengan kemungkinan hanya bisa membeli dua unit, maka Thailand saat itu diproyeksikan sebagai negara dengan pemesan F-35 dengan jumlah ‘terkecil’.

KSAU Thailand, Marsekal Alongkorn Wannarot mengatakan pihaknya tetap memutuskan untuk mengakuisisi dua jet tempur F-35A buatan Lockheed Martin, meskipun ada perlawanan dari pihak oposisi. Orang nomer satu di AU Thailand itu menyebut bahwa negara itu kini sedang menunggu keputusan dari Kongres AS tentang apakah penjualan ke Thailand akan disetujui atau tidak.

RTAF telah mendorong untuk membeli dua pesawat F-35 seharga 7,38 miliar baht untuk menggantikan armada jet tempur F-16 yang sudah tua. Namun, Alongkorn telah mengindikasikan bahwa kemungkinan AS setuju untuk menjual F-35 hanya 50 persen.

F-35 Khusus untuk Loyalis Negeri Paman Sam
Terlepas dari alasan AS yang menyebut ketidaksiapan teknis negara calon pembeli F-35, namun aroma politik tak bisa dikesampingkan. Dengan dalih untuk memproteksi teknologi F-35 dari ancaman lawan, maka AS harus mematikan negara calon pengguna F-35 berada dalam satu poros pertahanan AS/NATO.

Baca juga: Bukan Soal Politis, Ini Alasan AS Tidak Menawarkan F-35 Lightning II ke Indonesia

Sementara, negara seperti Indonesia, Thailand dan Uni Emirat Arab, dianggap ‘bermain’ di dua kaki oleh Washington, yakni dengan juga menggandeng Cina sebagai mitra kerja sama pertahanan, termasuk penggunaan alutsista yang sebagian dipasok dari Negeri Tirai Bambu. (Gilang Perdana)

13 Comments