Sempat Ikut Tender di 2017, Korvet Gowind 2500 Class Kini Dilirik Menhan Prabowo
|Kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Perancis beberapa waktu lalu rupanya menyertakan sejumlah harapan bagi modernisasi alutsista TNI. Terlepas dari realisasi yang butuh proses lebih lanjut, tersebut beberapa nama alutsista yang berpotensi diakuisisi Indonesia. Situs latribune.fr (17/1/2020) menyebut Indonesia tertarik dengan dengan 48 unit jet tempur Rafale, 4 unit kapal selam Scorpène dengan rudal SM39 Exocet dan dua unit korvet Gowind Class yang berbobot 2.500 ton.
Baca juga: Siap Ikut Tender di 2017, DCNS Tawarkan Dua Desain Kapal Perang Untuk TNI AL
Nah yang disebut terakhir, yaitu Gowind Class ternyata bukan kontestan baru dalam program pengadaan kapal perang TNI AL pada tahun 2017. Seperti diinformasikan dari artikel terdahulu, Naval Group (d/h DCNS) pada akhir tahun 2016 telah mempersiapka proposal desain frigat dan korvet yang mampu memenuhi standar dan kualifikasi TNI AL.
Naval Group disebut menawarkan dua desain kapal perang permukaan , dalam proposal ini juga mencakup proses ToT (Transfer of Technology) hingga pengenalan produksi kapal perang pada industri lokal di Tanah Air. Dua desain yang ditawarkan DCNS, yakni mengacu pada desain OPV (Offshore Patrol Vessel) 90 dan desain dengan platform korvet Gowind 2500 Class.
Khusus tentang Gowind 2500 Class, masuk sebagai kelas korvet dengan bobot 2.500 ton. Gowind 2500 punya panjang 102 meter dan mampu berlayar terus menerus selama 11 hari.
Dari spesifikasi, Gowind 2500 berada di atas OPV 90, dari kelengkapan senjata misalnya, Gowind 2500 dibekali kanon reaksi cepat OTO Melara 76 mm, kanon Nexter Narwhal 20 mm, 16 × VLS for VL Mica surface-to-air missiles, 8 × MBDA MM40 Exocet antiship missile launchers, dan 2 × triple torpedo launcher.
Gowind 2550 Class dilengkapi hanggar dan deck yang dapat didarati helikopter ukuran sedang (10 ton). Gowind 2500 Class disokong propulsi CODAD (Combined diesel and diesel), dimana korvet ini dapat dipacu hingga 25 knots. Dengan kecepatan jelajah 15 knots, korvet ini dapat mengarung sejauh 6.900 km.
Baca juga: Untuk Heavy Frigate TNI AL, Pilih FREMM Italia atau Perancis?
Satu unit Gowind 2500 (El Fateh) saat ini telah dioperasikan oleh AL Mesir, dan ada dua unit Gowind 2500 yang kini telah diluncurkan Alexandria Shipyard dan kini dalam proses penyerahan ke AL Mesir. Pembangunan Gowind 2500 di Mesir oleh galangan lokal memperlihatkan komitmen Perancis dalam pemenuhan ToT. (Bayu Pamungkas)
Iver Huitfeldt vs badai selama 24 jam dalam pelayaran ke AS. Tinggi ombak sampai 15 meter. Kapal2 kecil kita kalau nggak balik haluan, bakal bergabung dengan Nagapasa-class tapi nggak bisa surface lagi.
https://twitter.com/Jatosint/status/1222022547107008512
Spek Gowind sama persis dengan Sigma class baikan mantapkan dulu jumlah keluarga Martadinata nya, secara teknis insinyur2 kita sudah paham lah jadi untuk kejar tayang kapasitas bisa lebih cepat karena sudah berjalan, seperti Changbogo jilid 2 itu tepat sekali pemantapan skill tak nanggung sebenarnya saya lebih pilih deZeven Provincien timbang Gowind, ada CIWS dan meriamnya gede 127 mm mendekati kaliber meriam destroyer cina terbaru, Jerman saja baru2 ini pesan kapal perang nya malah ke Belanda lagian pula kenapa ikut2an Malaysia pilih Gowin dan Scorpene
Spek Gowind sama persis dengan Sigma class baikan mantapkan dulu jumlah keluarga Martadinata nya, secara teknis insinyur2 kita sudah paham lah jadi untuk kejar tayang kapasitas bisa lebih cepat karena sudah berjalan, seperti Changbogo jilid 2 itu tepat sekali pemantapan skill tak nanggung sebenarnya saya lebih pilih deZeven Provincien timbang Gowind, ada CIWS dan meriamnya gede 127 mm mendekati kaliber meriam destroyer cina terbaru
Masih tetap berharap iver yg datang
apakah dgn membeli martadinata class 2 biji atau changbogo 3 biji kita sudah dapat mrmbuat kapal perang dan kapal selam sendiri?tidak mungkin,selalu ada tekhnologi inti yg ga dibuka selama belinya ngecer..korsel dan belanda tidak bodoh memberikan semua tekhnologi itu kr kita,teknologi itu mahal dapat dari riset dgn biaya besar atau beli mahal, ga mungkin diobral murah..mungkin yg dicari menhan adalah kepingan puzzle ini utk melengkapi tekhologi yg sudah kita dapat dari tot sebelumnya
Ada yang tau kenapa TNI tidak memesan lebih banyak martadinata class tambahan? Secara knowledge sdh dapat TOT nya kan? Secara skill pun saya rasa tidak ada kesulitan unt PAL. Mohon koreksi jika keliru.
Menurutku lagi ngumpulin macam2 teknologi kapal perang. Biar ga bergantung sama Damen Belanda.