Update Drone KamikazeKlik di Atas

‘Self Propelled Howitzer Rawan Rontok’, Norinco WMZ-551 6×6 Dipasangi Howitzer Tarik D-30 Kaliber 122mm

Lantaran punya efek hentakan (tolak balik) yang terbilang kuat, maka lazimnya self propelled howitzer atau howitzer swagerak dipasang pada platform kendaraan berat, seperti dari basis heavy truck atau tank. Sekalipun ada yang menggunakan platform rantis model jip 4×4, itu pun dibatasi pada adopsi kaliber 105 mm. Namun, Angkatan Darat Ethiopia melakukan modifikasi yang terbilang kontroversial.

Baca juga: Norinco WMZ-551 – Ranpur APC Tontaipur Kostrad dari Negeri Tirai Bambu 

Yang dimaksud adalah menempatkan howitzer tarik (towed howitzer) D-30 kaliber 122 mm pada dudukan di ranpur (kendaraan tempur) lapis baja angkut personel (APC) Norinco WMZ-551 6×6. Menjadikan untuk pertama kalinya APC beroda ban disulap sebagai self propelled howitzer, yang sekalgus membuktikan adanya kawin silang antara produk alutsista buatan Rusia dan Cina.

Sebagai catatan, Norinco WMZ-551 6×6 adalah salah satu jenis APC yang juga dioperasikan oleh satuan Kostrad TNI AD. Seperti dikutip Janes.com, Angkatan Darat Ethiopia pada 7 Agustus lalu memperlihatkan artileri yang dipasang pada lima APC Norinco WMZ-551, yang membuat awak howizer berdiri di kompartemen pasukan dengan perisai yang memberikan perlindungan frontal terbatas.

Tidak jelas apakah APC tersebut telah dipasangi stabilisator yang dapat disesuaikan untuk mencegah kerusakan suspensi akibat hentakan saat proses penembakan.

Angkatan Darat Ethiopia diyakini memiliki sekitar 20 unit APC WMZ-551 dan sedikitnya 450 pucuk howitzer D-30. Selain memasang howtizer D-30 pada WMZ-551, Angkatan Darat Ethiopia tampaknya juga telah memasang howtizer D-30 pada sasis MBT lawas T-55 dalam upaya sebelumnya untuk menciptakan artileri swagerak, meskipun hal ini tidak dapat dikonfirmasi.

D-30 Howitzer. Sumber: istimewa

Selain terbilang mirip dengan Anoa APC buatan PT Pindad, WMZ-551 juga punya rancangan yang mirip dengan panser VAB buatan Renault Truck Defense, Perancis. Namun dari segi tongkrongan WMZ-551 tampak lebih besar ketimbang Anoa, seperti lampu utama terbenam dalam lambung, serta rentang  kendaraan yang terasa lebih lebar.

WMZ-551 punya kemampuan amfibi dengan dukungan dua bilah propeller di bagian belakang. Propeller dapat diayunkan sekitar 180 derajat untuk meningkatkan propulsi saat mengarung di air. Saat mengarungi air, WMZ-551 dapat melaju hingga kecepatan 8 km per jam.

Humvee 2-CT Hawkeye 105mm MHS – Self Propelled Howitzer Paling Fleksibel dengan Manuver Tinggi

Pasokan tenaga panser ini berasal dari mesin diesel buatan Jerman Deutz BF8L413F delapan silinder dengan turbocharger yang disokong transmisi 5S-111 GPA yang mempunyai konfigurasi 9 gigi maju dan 1 gigi mundur. Mesin ini dapat menyemburkan daya sebesar 320HP @2.500 RPM, sehingga dapat diterjemakan laju maksimum WMZ-551 di jalan raya bisa mencapai kecepatan maksimum 85 km per jam.

Sementara howitzer D-30 adalah salah satu senjata artileri yang digunakan pada era Uni Soviet. Howitzer yang kenyang dalam banyak peperangan ini punya sistem tolak balik dengan teknologi hydro-pneumatic. D-30 punya jarak tembak maksimum 15,4 km dan proyektil bertenaga roket jarak tembak bisa mencapai 21,9 km. Dalam kondisi maksimum, dalam satu menit dapat dilakukan sampai 12 kali penembakan. (Gilang Perdana)

Iran Tampilkan Aras 4×4 dengan Howitzer M101 – Self Propelled Howitzer dengan Mobilitas Tinggi

One Comment