Update Drone KamikazeKlik di Atas

Selain Viral Ditumpangi Kaesang, Gulfstream G650ER Ternyata Masuk Kategori “Top Ten Special Mission Aircraft”

Nama jet bisnis Gulfstream G650ER (Extended Range) kini tengah daun di Indonesia, tapi ini bukan karena adanya kontrak pembelian atas jet mewah produksi Gulfstream Aerospace Corporation, melainkan karena jet bisnis ini menjadi viral setelah digunakan untuk liburan oleh putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep beserta istri dalam penerbangan jarak jauh ke Amerika Serikat.

Baca juga: Boeing MSA – Pesawat Intai Maritim dari Platform Jet Bisnis Challenger 605

Dibalik polemik dan kontroversi atas penggunaan Gulfstream G650ER oleh Kaesang yang membetot perhatian netizen, tulisan ini akan mengulas debut Gulfstream G650ER, yang nyatanya digunakan oleh beberapa angkatan udara di luar negeri, dari penggunaan untuk urusan transport VVIP, medical evacuation, sampai misi ISTAR (intelligence, surveillance, target acquisition, and reconnaissance) dapat dijalankan oleh G650ER.

Pihak pabrikan yang bermarkas di Savannah, Georgia, Amerika Serikat, sejatinya telah menyiapkan G650ER special mission aircraft, yang . diklaim ideal untuk transportasi, pengintaian, peringatan dini udara, patroli maritim, signals intelligence, dan international atmospheric research missions.

Mengutip versi dari Airforce Technology, Gulfstream G650ER termasuk ke dalam “Top Ten Special Mission Aircraft”. Nama G650ER bersanding dengan Lockheed Martin C-130J Super Hercules, Gulfstream G550, Bombardier Challenger 650, Beechcraft King Air 350ER, King Air 250, Guardian 400, PC-12 Spectre, Grand Caravan EX Special Mission Aircraft dan Britten-Norman Defender.

Keunggulan dari Gulfstream G650ER di antaranya kabin pesawat yang luas memungkinkan berbagai konfigurasi dan kemampuan sementara interiornya yang serbaguna memastikan integrasi cepat peralatan misi khusus, muatan kargo atau penumpang plus kargo yang beratnya mencapai 2.948 kg.

G650ER special mission ditenagai oleh dua mesin Rolls-Royce BR725, yang memberikan dorongan tinggi dan efisiensi bahan bakar yang luar biasa. Pesawat ini memiliki jangkauan maksimum sekitar 7.500 nautical miles (13.890 km) pada kecepatan Mach 0.85, yang memungkinkan penerbangan nonstop dari New York ke Hong Kong atau dari Los Angeles ke Sydney. Jet ini dapat terbang pada kecepatan maksimum Mach 0.925, menjadikannya salah satu pesawat jet bisnis tercepat di dunia.

Avionik pesawat mewah ini dilengkapi dengan sistem avionik Gulfstream PlaneView II, yang mencakup tampilan HUD (Head-Up Display), Enhanced Vision System (EVS), dan teknologi kontrol penerbangan fly-by-wire.

Gulfstream G550 CAEW – Stasiun Radar Terbang Conformal Perisai Ruang Udara Singapura

Berikut beberapa angkatan udara yang mengoperasikan Gulfstream G650ER:

1. Kuwait:
Angkatan Udara Kuwait menggunakan Gulfstream G650ER yang telah dimodifikasi untuk misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR). Pesawat ini dilengkapi dengan peralatan dan sensor canggih yang memungkinkan pengumpulan data dan pemantauan dari jarak jauh.

2. Singapura:
Singapura memesan beberapa G650ER untuk digunakan sebagai pesawat transportasi eksekutif bagi pejabat tinggi militer dan pemerintah. Pesawat ini dilengkapi dengan berbagai peralatan komunikasi canggih yang memungkinkan operasi dalam skenario militer.

3. Israel:
Israel juga menggunakan versi khusus dari G650ER untuk berbagai misi termasuk pengangkutan VIP serta misi intelijen, pengawasan, pengintaian (ISR),

4. Italia
Kementerian Pertahanan Italia menunjukkan bahwa Angkatan Udara Italia memilih Gulfstream G650ER untuk menggantikan armada jet Dassault Falcon 50 dan Falcon 900 yang ditugaskan ke 31° Stormo untuk transportasi VIP dan transportasi medis darurat.

5. Belanda
Kementerian Pertahanan Belanda menerima pengiriman Gulfstream G650ER (seri V-117) di Pangkalan Udara Eindhoven pada tanggal 15 Maret 2023. Jet bisnis – yang diakuisisi oleh Jet Aviation atas nama MOD Belanda pada bulan Juli 2022 – dibuat pada tahun 2015 dan telah terbang lebih dari 2.000 jam secara total. G650ER telah diperoleh untuk menggantikan Gulfstream IV milik Angkatan Udara Kerajaan Belanda (RNLAF) yang sudah tua dalam peran transportasi VIP.

Umumnya, Gulfstream G650ER versi militer sering kali dilengkapi dengan sistem komunikasi yang aman dan canggih untuk memungkinkan koordinasi di medan perang atau dalam situasi krisis. Beberapa pesawat ini dapat dilengkapi dengan radar canggih, sistem optik, dan sensor lainnya yang dirancang untuk pengumpulan intelijen, pengawasan, dan pengintaian.

Karena sifatnya yang strategis maka beberapa versi militer juga dilengkapi dengan sistem pertahanan pasif, seperti flare dan chaff untuk melindungi dari ancaman rudal hanud. (Bayu Pamungkas)

Dassault Falcon 50 “Suzanna” – Jet Bisnis dalam Insiden USS Stark, Mampu Luncurkan Dua Rudal Anti Kapal AM-39 Exocet

7 Comments