Selain Perbankan, Akses Komunikasi Data TNI Juga Terganggu Akibat Satelit Telkom 1
Rasanya belum lupa dalam ingatan, di akhir Agustus lalu ada ribuan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dari salah satu bank swasta nasional yang mengalami kelumpuhan akses akibat masalah yang terjadi pada satelit Telkom 1. Rupanya masalah pada satelit milik PT Telkom tersebut tak hanya menimpa dunia perbankan, lebih dari itu imbasnya juga dirasakan pada jaringan komunikasi elektronik TNI.
Baca juga: Garap Proyek Satelit Militer Indonesia, Airbus Defence and Space Gandeng GigaSat
Seperti diungkapkan Sekjen Kementerian Pertahanan RI Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja, bahwa pihak TNI juga terkena imbas dari masalah yang terjadi pada satelit Telkom tersebut. “Sebagai dampaknya kami tengah memikirkan solusi jaringan komunikasi berbasis data non satelit sebagai backbone untuk TNI,” ujar perwira tinggi bintang tiga tersebut saat membuka Seminar “Penggunaan Alat Pengideraan Jarak Jauh dan Peluru Kendali Dalam Menjaga Kedaulatan Ruang Udara Nasional” yang diselenggarakan National Air and Space Power Centre of Indonesia (NASPCI) di Jakarta (25/10/2017).Tidak dijelaskan lebih detail tentang peran satelit tersebut Telkom 1 untuk TNI, namun karena TNI hingga kini belum memiliki satelit komunikasi mandiri, maka fungsi untuk menunjang komunikasi masih ‘meminjam’ transponder dari satelit sipil.
Karena tiadanya satelit militer, TNI pernah menggunakan satu transponder Satelit Papala B4 milik PT Telkom. Satelit Palapa B4 dioperasikan pada tahun 1992 hingga berakhir pada tahun 2005. Terakhir ada BRIsat yang baru diluncurkan dan digunakan oleh Siskomsat (Sistem Komunikasi Satelit) TNI AL.
Baca juga: 2019! Satelit Militer Indonesia Resmi Mengorbit di Luar Angkasa
Menilai dari kontur geografis dan gelar mobilitas antar satuan, maka satelit diunggulkan sebagai backbone jaringan komunikasi. Misalnya saat TNI AD, TNI AL dan TNI AU membahas implementasi data link serta interoperability di lingkup Kodal (Komando dan Pengendalian), maka ujung-ujungnya satelit yang menjadi hub di level macro.
Di Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional), perangkat C-MOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) yang bisa memonitor visual radar militer dan radar sipil secara terinregrasi, jelas juga butuh satelit. Di matra laut, soerang Panglima armada untuk bisa memantau keberadaan (posisi) tiap kapal perang pun juga butuh dukungan satelit, selain ada jalur komunikasi radio.
Terkait dengan alternatif komunikasi data non satelit, teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) layak untuk dipertimbangkan. ecara umum dikenal dua jenis WiMAX, yaitu WiMAX untuk jaringan tetap atau disebut Fixed WiMAX dan WiMAX untuk jaringan bergerak atau sering disebut Mobile WiMAX.
Baca juga: WiMax, Teknologi Jaringan Dibalik Battlefield Management System TNI AD
Fixed WiMAX mampu mendukung kecepatan transfer data sampai 75 Mbps dengan jangkauan sampai 50 km. Sedangkan Mobile WiMAX mampu mencapai kecepatan transfer data hingga 15 Mbps dengan jangkauan 20-50 km. Dengan kemampuan tersebut, WiMAX disebut sebagai jaringan generasi keempat (4G), meskipun sebetulnya kemampuan ini belum memenuhi standar 4G yang ditetapkan IMT-Advanced. Teknologi WiMAX lebih tepat disebut sebagai jaringan 3.9G.
Sekilas tentang Telkom 1, satelit tersebut diproduksi oleh Lockheed Martin Commercial Space Systems dan selesai diproduksi pada Januari 1999. Telkom 1 punya masa hidup 15 tahun, sehingga ditaksir sudah purna tugas pada 2014. Telkom 1 yang diposisikan mengorbit di 108 derajat Bujur Timur membuatnya bisa mencakup seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara, hingga Australia bagian utara. Satelit ini memiliki konfigurasi 24 C-Band dan 12 extended C-Band transponder.
Baca juga: Perang Elektronika Itu Ibarat “Ilmu Setan”
C-band digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan kecepatan data tinggi seperti mesin ATM. Kondisi ini cocok dimanfaatkan untuk wilayah Indonesia yang kerap dilanda cuaca buruk. Telkom 1 berhasil melewati usianya sampai lebih 3 tahun dan beberapa hari hingga hilang dari orbit geostasionernya. Satelit Telkom 1 sendiri diperkirakan telah hancur, perusahaan asal Amerika ExoAnalytic mengkalim telah menemukan jejak Telkom 1 lewat salah satu teleskop optik. Temuan puing-puing satelit diketahui berasal dari Australia Timur dalam keadaan hancur di orbit geostasioner. (Gilang Perdana)
mengapa bisa satelit perbankan Indonesia waktu dulu bermasalah atau hancur ? sepanjang riwayat bbrp satelit indonesia telekomunikasi yang tidak terkait dgn perbankan, aman2 aja. ada yg salah? terus malah ke satelit ada komunikasi sensitif tni terganggu?
udah pernah dengar amerika punya teknologi senjata perusak/penghancur terhadap satelit2 angkasa? tapi entahlah, tapi kl satelit terganggu karena banyak intervensi hacking dari asing? entahlah. makanya sateelit militer harus betul2 dijaga ketat dimulai riset sampai peluncuran. Harus tahu rute satelit yg mengitari bumi tidak boleh ada tabrakan akan disetting atau rute rawan kecelakaan di angkasa. (ketinggian,kecepatan, ritme dll di angkasa)
Jaga ha masuk akal kali jatuh terus hancur kena gesekan atmosfer bumi terus guna mengangkasanya kan sama berarti saya logika satelit ha ada karena ha ada benda Yg bisa melewati atmosfer bumi..asteroid Yg besar aja sekeras baja atur apa LG pesawat gajah di tipu tipu aja sama yahudi
Ngelayap nyang kene to le awakmu….wes gek ndhang bali, kebone diguyang kono!!
Kebutuhan satelit..mau dibelli dari negara mana ya?…amerika,jepang,perancis,korea,rusiia, atau negara eropa laennya?..
Kalo habis masa pakai atau kadaluarsa, itu satelit berarti habis bahan bakar, artinya tidak ada kekuatan untuk mempertahankan orbitnya. Yang mana dalam kondisi ini satelit turun jatuh ke atmosfer bumi dan hancur karena gesekan atmosfer dalam kecepatan tinggi.
Jangan terlalu berfikir jauh ampe berasumsi ditembak rudal segala.
kenapa bisa hancur ya? kalo lepas bukannya lepas begitu saja, kok sampe hancur. Itu satelit buatan amerika yang katanya bertahan hingga 15 tahun. ternyata bisa berlanjut sampai 3 tahun. Mungkin saja amerika beranggapan, itu sangat merugikan mereka. Seharusnya bisa beli lagi. Makanya kalo sampe hancur berkeping2 ada 3 kemungkinan.
1. diledakkan dari perintah di bumi dalam hal ini oleh pihak amerika sendiri
2. ditembak oleh rudal anti satelit. Sebab saat ini negara yang memiliki kemampuan menembak satelit ada 3 negara Rusia, Amerika, dan Cina.
3. Kehantam benda lain. Entah satelit lain atau material luar angkasa.
Kira-kira mana yang peluangnya lebih besar?
Prosedur dan ketetapan keamanan sistem komunikasi-informasi memang harus terus dievaluasi..
Dengan adanya satelit militer sendiri nantinya diharapkan sistem proteksi intersepsi untuk komunikasi-informasi TNI jadi lebih maksimal..
Kinerja sistem WIMAX juga bisa menjadi lebih maksimal setelah adanya khusus satelit militer…