Sebelum Pilihan Ke SA-2, Soekarno Ternyata Mengincar Rudal Hanud Jarak Jauh “Nike”
|Walau kini tinggal sejarah, sosok rudal hanud (Surface to Air Missile/SAM) SA-2 “Guideline” pada dekade 60-an masih menyisakan rasa bangga, bahwa dahulu Indonesia pernah mengoperasikan rudal hanud jarak jauh yang battle proven dan membuat keberadaan Indonesia disegani di kawasan. Berita ditembak jatuhnya pesawat spy Amerika Serikat U-2 ‘Dragon Lady” pada ketinggian 15,24 km menjadi poin penting betapa lethal-nya rudal hanud buatan Uni Soviet ini. Namun dibalik itu semua, tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya yang dilirik Indonesia pertama kali bukanlah SA-2.
Baca juga: SA-2: Rudal Darat Ke Udara Legendaris AURI
Dikutip dari buku “Sang Kolonel Sang Ilmuwan” (2009) yang mengupas biografi Kol. (Purn) AU Ir. Kusudiarso Hadinoto, disebutkan pada April 1959, Kusudiarso yang kala itu masih berpangkat mayor ditugaskan ke Amerika Serikat untuk melihat dari dekat dan menjajaki pembelian rudal Nike (Nike Ajax dan Nike Hercules) yang saat itu adalah rudal hanud paling modern.
Namun, sayangnya pihak AS tidak berkenan menjual Nike ke Indonesia yang kala itu tengah berselisih dengan Belanda. Meski begitu, saat di AS, Kusudiarso bersama Atase Udara RI di Washington, Kol. R. Soedjono mendapat kesempatan untuk melihat demonstrasi penembakan rudal Nike dari kejauhan.
Sekembalinya Kusudiarso ke Tanah Air dengan tangan hampa, kemudian dilaporkan ke KSAU Suryadarma, yang lantas meneruskan ke Presiden RI Soekarno. Mendengar kabar penolakan AS menjual Nike ke Indonesia, Soekarno pun berang dan memerintahkan Jenderal AH Nasution ke Uni Soviet untuk membeli rudal hanud tandingan dari Blok Timur. Setelah melewati beberapa proses, jadilah kemudian SA-2 efektif memperkuat pertahanan udara obyek vital di Indonesia.
Dengan Skep Men/Pangau Nomor 53 Tahun 1963 tanggal 12 September 1963, dilakukan pembagian unsur-unsur rudal Hanud dalam pelaksanaan operasi, berada di bawah naungan Wing Pertahanan Udara (WPU) 100, membawahi 3 skadron peluncur dan 1 skadron teknik peluru kendali Yaitu :
1. Skadron 101 Peluncur peluru kendali darat ke udara SA-75 (di Cilodong)
2. Skadron 102 Peluncur peluru kendali darat ke udara SA-75 (di Tangerang)
3. Skadron 103 Peluncur peluru kendali darat ke udara SA-75 (di Cilincing)
4. Skadron Teknik 104 Penyiap Peluru Kendali (di Pondok Gede).
Rudal Nike
Nike namanya memang tak sekondang SA-2, namun jangan salah, rudal “oleh-oleh” Perang Dingin ini cukup lama dioperasikan AS dan sekutunya. Terdiri dari Nike Ajax, Nike Hercules, Nike Zeus dan Nike-X, rudal-rudal tersebut masih dipercaya untuk memagari langit Eropa sampai pertengahan dekade 80-an. Nike tak lagi digunakan kala Uni Soviet bubar dan AS meluncurkan rudal hanud jarak jauh yang lebih presisi dan punya kemampuan lebih mobile, yakni MIM-104 Patriot.
Ibarat pepatah tak kenal maka tak sayang, menilik rudal hanud incaran Bung Karno tentu menjadi menarik perhatian. Nike Ajax misalnya, rudal ini pertama kali digunakan US Army, diproduksi mulai 1952 dan dioperasikan pada rentang 1954 – 1970. Rudal dengan bobot 1,12 ton ini sanggup meluncur dengan kecepatan Mach 2,5. Ketinggian operasi rudal ini bisa mencapai 21 km, sementara jarak tembak keseluruhannya 48 km. Dengan performanya yang super Nike Ajax disokong Solid rocket booster dan liquid fuel sustainer.
Lain lagi dengan Nike Hercules, rudal hanud dengan label high altitude long range air defense ini punya kemampuan untuk menguber sasaran sampai ketinggian 46 km, sementara jarak tembak operasionalnya hingga 140 km. Disokong Hercules M42 solid-fueled rocket cluster dan Thiokol M30 solid-fueled rocket, bobot Nike Hercules memang fantastis, yaitu 4,87 ton. Dimensi Nike Hercules pun laksana sebuah pesawat tempur, panjang 12 meter dan diameter sayap 3,5 meter.
Nike Hercules mampu menguber sasaran dengan kecepatan Mach 3,65. Tidak seperti Nike Ajax yang hanya dilengkapi hulu ledak konvensional, maka Nike Hercules sanggup membawa hulu ledak nuklir (W-31). Dengan ukuran yang bongsor dan bobot aduhai, varian Nike digelar menggunakan peluncur fixed erector. Prototipe varian mobile memang pernah dikembangkan, namun tidak populer dan tidak diteruskan.
Walau kalah garang dari SA-2, sejatinya Nike lebih canggih untuk ukuran jaman itu, radar Nike dilengkapi penjejak sasarannya (tracking radar) yang sudah menganut prinsip Monopulse. Dalam prinsip ini posisi angular (azimuth,elevasi) sasaran sudah bisa diukur oleh radar hanya dalam sekali pengukuran.
Kebalikannya, SA-2 mengusung sistemnya conical scan, dengan 2 antenna, satu mengukur azimuth dan satunya lagi elevasi. Untuk menghasilkan data pengukuran diperlukan waktu sedikit lebih lama. Pengaruhnya adalah SA-2 lebih rawan terhadap faktor alam, scintillating error, dimana sasaran pesawat itu RCS (Radar Cross Section)-nya berubah ubah sesuai penampang yang dilihat radar. Perubahan tersebut bisa “membingungkan” radar dan menghasilkan pengukuran posisi sasaran yang salah. Pengaruhnya adalah pada proses pemanduan rudal, yang bisa menyebabkan rudal meleset. Atas dasar hal tersebut, SA-2 memiliki hulu ledak relatif besar (200 kg) untuk mengkompensasi error diatas. Efek lain adalah SA-2 relatif lebih rawan terhadap jamming dengan teknik Inverse Gain seperti di Vietnam, seperti SA-2 di Vietnam dan milik AURI kemudian diberi TV/Optical Sight “Karat”.
Baca juga: Raytheon I-Hawk – Rudal Hanud “Tua” Yang Masih Menakutkan
Soal jamming, Nike Hercules lebih sulit di jamming karena menganut azas monopulse, dengan demikian perlu teknik yang lebih maju, seperti cross polarization atau cross eye, pasalnya Nike dan SA-2 hanya bisa memandu rudal ke satu sasaran.
Meski di atas kertas Nike lebih unggul, namun soal mobilitas, walau SA-2 resminya tidak mobile, tapi bisa dipindahkan ke wilayah operasi lain dengan waktu penggelaran kurang lebih 7 sampai 24 jam. (Haryo Adjie)
Ini spoiler nya renstra III ya min? Hahaha
BK mmg gila perang, bhkn saat krisis ekonomi pun pengalihan isunya dgn berkonfrontasi ke malaysia, cm itu sj pencitraannya perang dan perang… Kl fanatik buta sj yg dibawa dgn militer, y soeharto jg bkl dianggap keren dgn ops seroja ny trmsk ke prabowo.
seriously ? pengalihan isu ? kek kader gerindra aja lo….apa2 pengalihan isu 😛
Nda usah berantem ttg alutsista buatan mana yg bagus, yg bagus smua alutsista buatan dlm negeri, sepakat khan sm nasionalisme buta? Menghina alutsista buatan bangsa lain, ky bangsa sndiri sdh diatas mereka saja bikin alutsista… Tau diri ngapaaa…
Waktu kita setuju beli su35 tiba2 matis datang ngelarang beli dan ancem embargo.untung kita gak takut & tetep beli.
Turki mau beli s400 langsung dilabrak as.
Sekarang india mau beli s400, di ancem juga.
Laah, kalo senjata rusia jelek, kenapa harus takut? Mudah2an pengganti hawk ambil su35.
Sesuai prediksi mantan menhan : 180 shukoi
Bukan takut…
Ini terkait hubungan kerjasama politik dan bisnis…
Yang di tembak itu su 25 jadul jaman soviet, yang lebih mengherankan, yang katanya pespur dengan rekor tak terkalahkan dan katanya menyandang batle kecap kena cupang rudal houthi..
Belum lagi kalkun botak yang kesambing sam antik di syria..
Xixixixi..
Wong 500 serdadu militan suriah+ rusia di bantai dengan drone & pespur..
Kalau orang yang berfikir waras sudah tau siapa pemenang nya toh..
Malu”in title phd..
yap propaganda media outlet barat lo makan mentah2….yg mati bukan tentara reguler russia tapi PMC/mercs wagner russia kek blackwater US dan jumlah korban bukan ratusan paling 14 an personel saja….dan smua media mainstream barat seperti “over rejoice” mendramatisir pristiwa ini…tiap pihak baik russia maupun US memainkan psywar dalam konflik suriah ini…
Senjata as & barat mahal, harus cash, rawan embargo, sering ngasih barang bekas, unyil gak gahar, jadi diketawain ama malay, sing & aust.
Segera borong gorhskov, kilo,buk-minah,truk pasir, Murah, bisa tuker hasil bumi.
jangan coba2 yg lagi, itu kerjaan sengkuni yg gak mau kita kuat seperti dulu dwikora
Kata siapa harus cash ?
Kita bisa kredit tuh melalui bank penjamin di luar negeri.
Bank penjamin di luar negeri yang bayar cash ke pabrikan Amrik.
Kita bisa bayar nyicil bertahun-tahun ke bank penjamin di luar negeri.
Kalau beli dari Rusia, nggak ada bank penjamin di luar negeri yang mau minjemin, sebab Rusia sedang diembargo. itulah sebabnya kita mbayar pakai hasil bumi.
Lagipula, harga senjata Rusia yang diekspor itu 3 kali lipat dari yang harga yang dibayarkan Rusia kepada pabrikan. Salesnya aja bilang kalo salah satu panser amfibi di rusia harganya cuma usd 1 juta, begitu diekspor harganya jadi usd 3 juta.
Jadi kalo Rusia mau minjemin RI sebesar usd 5,7 milyar untuk pembelian alutsistanya artinya sesungguhnya adalah nilai barang itu di Rusia hanya 1/3 nya, yaitu 5,7 / 3 = 1,9 milyar di Rusia.
Yang 2/3nya diambil untungnya oleh Rosoboro-ngepot itu lho.
Barang Rusia nggak jadi-jadi, contohnya tuh Gorshkov udah lebih dari 5 tahun nggak jadi2, sampai sekarang belum dipakai Rusia.
Gepard hanya kapal kecil, tapi bikinnya makan waktu 4 tahun !
Pantsir ? Disambit drone aja kagak bisa melawan malah Pantsirnya meleduk rusak berat !
Buk ? Hanya berani nembak pesawat sipil MH17 yang tidak dilengkapi peralatan tempur !
Kilo ? Barang karatan, asap ngebul, mesin bising luar biasa sampai harus ditutupi karet dari dalam dan luar biar nggak terlalu kedenger suara mesinnya dan nggak terlihat karatnya.
Jadi apa hebatnya barang Rusia ?
Kagak ada !
Didunia ini tidak ada superhero ataupun Villain yang ada hanya kepentingan pribadi *
Aneh, kenapa selalu gak suka RI punya senjata dahsyat,
bukankah sing & aus punya F35 itu harus ditandingi dengan SU35 yg membuat mereka ngeri, (untung kita sudah beli SU35, keputusan yg jitu).
Bahkan di suriah, peswt sekutu gak berani terbang begitu tau ada S400 & truk pasir…
Tandingi Sing + Aus ?
Bikin mereka ngeri ?
Elu lupa kata Pak menhan RR ya ?
Australia dan Singapura itu bukan musuh !
Kita itu harus waspadai krisis di LCS yang sewaktu-waktu bakal meleduk !
Untuk itu percuma beli barang Rusia banyak2 ! Lha wong RRC udah tahu kelemahannya.
Coba lihat Su35 siapa dulu yang punya ? RRC !
S300 siapa dulu yang punya ?RRC !
Pantsir siapa dulu yang punya ? RRC !
Kilo siapa dulu yang punya ? RRC !
Tak hanya punya, RRC pun bikin barang tiruannya.
si rubin ini apa salesnya rosoborok itu ya.. Ato otaknya sdh d cuci ama blog sebelah itu.. Dikira alutsista rusia itu canggih apa.. Alutsista jadul aj d banggain.. D suriah nembak drone aj ga becus.. Tuh lihat d suriah, bnyk alutsista ruski yg dibully.. Ajur mumur, keok keok tengkurep.. Masih aj ngganggap “rusia seterong”..
#salamgahar
F16 israel ditembak jatuh d suriah loh.. pesawat stealth F117 ditembak jatoh dua kali oleh misil jadul soviet loh..
Enam f-16 dalam formasi pulang, kemudian suriah meluncurkan 13 rudal sam untuk menghancurkannya tetapi apa daya, hanya satu f-16 yg kena sergap sam suriah, 1 pespur dibanding 13 rudal ini jelas sam yg sangat payah…
Ralat…
8 F-16
yang bilang BK itu gila perang PEKOK bin BAHLUL dari tahun 1948 ampe 1965 pemberontakan kgk brenti2 yang paling lama DI/TII dan variannye…sedangkan senjata yg dibeli bukan karena TERPAKSA…BK pernah mencoba meminta persetujuan kongres amerika dan presiden eisehower utk menjual senjata ke indonesia tapi ditolak mentah2 BK mutunglah dia puter otak kemana lagi bisa dapet senjata bejibun tapi dengan bunga hutang yg lunak dia kirimlah nasution ke moscow membawa pesan pribadi ke khruschev tanpa basa basi moscow bila “DA” artinya OK dalam bahasa rusia…senjata2 itu bukan untuk pamer tapi bener2 untuk pertahan republik belanda di irian, inggris aussie dan selandia baru di kaltara