Sebelum ‘Melaut,’ Ranpur Amfibi Korps Marinir Lakukan Uji Kedap dan Uji Arung di Kolam Rampa

Meski terlahir sebagai ranpur amfibi, namun tak serta merta tank atau pansam (panser amfibi) Marinir dapat langsung digeber untuk mengarung di birunya lautan. Untuk menjamin keselamatan awak dan kelancaran operasi amfibi, secara berkala ranpur amfibi harus melaksanakan uji kedap dan uji arung, persisnya dua ujian ini tidak dilakukan di laut, melainkan di fasilitas kolam rampa.

Baca juga: Bedah Ranpur “Stupid Crazy” LVTP-7 Resimen Kavaleri Korps Marinir

Sebutannya memang kolam rampa, tapi wujudnya berupa danau yang ada di masing-masing markas Resimen Kavaleri (Menkav) Marinir, yakni ada di Surabaya dan Jakarta. Fasilitas di kolam diantaranya seperti tiruan pintu rampa di LST (Landing Ship Tank). Uji kedap dan uji arung umumnya dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan material tempur sebelum dilangsungkannya hajatan latihan pendaratan.

Seperti pada Senin lalu (15/1/2018), Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi-1 Marinir (Ranratfib-1 Mar) melaksanakan Uji arung pada 5 unit kendaraan tempur (ranpur) LVT-7A1 bertempat di kolam rampa Detasemen Pemeliharaan (Denhar) Karangpilang Surabaya. Uji Arung dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan material tempur khususnya Ranpur LVT-7A1 guna mendukung Latihan Pendaratan Triwulan (TW) IV Tahun 2017 yang rencananya akan di gelar di kota Bima, Nusa Tenggara Barat.

Dikutip dari Dispen Korps Marinir, sebelum dilakukan uji arung, kegiatan diawali dengan uji kedap terlebih dahulu di Kolam Detasemen Pemeliharaan (Denhar) guna mengetahui apakah ada kebocoran atau tidak, serta mengecek pompa penyedot air yang ada di ranpur.

Uji kedap tank BMP-3F.
Uji arung BMP-3F di Kolam Rampa Marinir Cilandak.

Dalam pelaksanannya, uji arung ini langsung diawasi oleh Tim Harwat Batalyon Ranratfib-1 Mar yang di bantu oleh Tim SAR dari Batalyon Intai Amfibi -1 Marinir (Taifib-1Mar) dan satu Tim kesehatan dari Batalyon Kesehatan-1 Marinir.

Baca juga: Expeditionary Fighting Vehicle – Nasibnya Terganjal Harga, Inilah Sang Penerus LVTP-7

Meski tak datang sebagai alutsista baru, karena unit yang ada di Indonesia adalah bekas pakai Marinir Korea Selatan, namun LVTP-7 terbilang kondang kiprahnya. Di dunia sudah jelas, LVTP-7 ikut aktif dalam Perang di Irak dan Somalia, dan di Indonesia ranpur ini bisa diibaratkan “Tank Kepresidenan,” lantaran kerap digunakan Presiden RI dalam melakukan inspeksi saat berlangsungnya Latihan Gabungan TNI.

LVTP-7 merupakan produksi tahun 1984 dan diterima Korps Marinir pada tahun 2009/2010, jumlah yang didatangkan dari Korea Selatan ada 15 unit. Sepuluh unit ditempatkan di Batalyon Tank Amfibi 2 (Jakarta) dan lima unit lainnya ada di Batalyon Tank Amfibi 1 (Surabaya). LVTP-7 aslinya dibuat oleh FMC Corporation, Amerika Serikat, namun LVTP-7 milik Korps Marinir TNI-AL berasal dari Korea Selatan, pabrik pembuatnya pun bukan FMS, melainkan dibuat berdasarkan lisensi oleh Samsung Techwin. Indonesia memperoleh ranpur ini lewat program hibah. LVTP-7 buatan Korea Selatan ini semuanya sudah di upgrade ke versi AAV (Assault Amphibious Vehicle)-7A1. (Gilang Perdana)

4 Comments