Update Drone KamikazeKlik di Atas

Sebelum Akuisisi AH-64 Apache, Ternyata Korea Selatan Pertimbangkan Helikopter Serang Rusia Kamov Ka-52

Pilot Korea Selatan di kokpit Ka-52.

Sebagai sekutu Amerika Serikat, posisi Korea Selatan mendukung penuh Ukraina, termasuk dalam memasok amunisi, persenjataan dan logistik. Lantaran kebijakan politik tersebut, berimbas pada memburuknya hubungan antara Korea Selatan dan Rusia. Namun, tahukah Anda, bahwa sebelum perang Ukraina, Korea Selatan dan Rusia punya hubungan yang lumayan baik, termasuk kerja dalam aspek persenjataan.

Baca juga: Presiden Ukraina Minta Korea Selatan Kirimkan Alutsista Produksi Rusia, MBT T-80U dan IFV BMP-3

Sebagai contoh, meski militer Korea Selatan identik dengan persenjataam berstandar AS/NATO, namun Angkatan Darat Korea Selatan mengoperasikan alutsista buatan Rusia, yakni Main Battle Tank (MBT) T-80U (43 unit) dan Infantry Fighting Vehicle (IFV) BMP-3 (67 unit). Kerja sama yang lebih serius bahkan pernah terjalin dalam produksi rudal pertahanan udara (hanud).

Sebagai bukti, sistem hanud rudal jarak sedang KM-SAM (Korean Medium-range Surface-to-Air Missile) Block II atau disebut Cheongung II, meski produksinya dilakukan oleh dua perusahaan pertahanan besar Korea Selatan, yakni LIG Nex1 yang memproduksi sistem rudal dan Hanwha Aerospace yang memproduksi sistem peluncur dan radar, namun, pada awalnya KM-SAM dibangun berdasarkan asistensi dari manufaktur rudal hanud Rusia, Almaz-Antey – yang ikut berperan dalam merancang KM-SAM Block I.

BMP-3 Korea Selatan. (Foto: Istimewa)

Sementara inisiator dari kehadiran KM-SAM adalah Agency for Defense Development (ADD) yang mendapat dukungan teknis dari Almaz-Antey dan Fakel, yang memanfaatkan teknologi rudal 9M96 yang digunakan pada sistem hanud rudal Rusia, S-350E dan S-400.

Meski tidak sampai terealisasi, namun Korea Selatan sempat mempertimbangkan untuk mengakuisisi helikopter serang buatan Rusia, yakni Kamov Ka-52.

Seperti dikutip Defense Express, ada upaya Rusia untuk menjual Ka-52 ke Korea Selatan pada awal tahun 2000-an. Namun, detail tentang hal ini ‘tidak terlalu jelas’ karena informasi yang terbatas di domain publik. Satu-satunya yang diketahui adalah foto pilot militer Korea Selatan di kokpit Ka-52, hal ini membuat cerita semakin menarik.

Pada awal tahun 2000-an, militer Korea Selatan mengadakan tender untuk pembelian helikopter serang, dengan dua model yang berhasil masuk ke babak final, yakni Apache AH-64 dari Amerika Serikat dan Ka-52 Rusia. Perlu dicatat bahwa pada saat itu, Rusia sendiri menganggap Ka-52 terutama sebagai pesawat latih tempur, yang dirancang untuk menjadi ‘pendukung’ bagi helikopter serang Ka-50.

Berdasarkan ketentuan tender, Korea Selatan berencana membeli 36 helikopter serang, dengan anggaran sebesar US$1,8 miliar dengan nilai tukar saat itu. Pengiriman helikopter pertama diharapkan akan dimulai paling cepat pada tahun 2004.

Ada referensi yang menunjukkan bahwa varian Ka-52 untuk tender Korea Selatan diberi nama Ka-52K, di mana “K” kemungkinan berarti “Korea.” Versi ini diharapkan berbeda dari model dasar dengan memiliki empat hardpoint bukan enam, dan kanon 20 mm, bukan 30 mm.

Kamov K-52K Katran.

Helikopter Serang Kamov Ka-52 dengan Ekor Rusak Parah Tetap Bisa Terbang, Ini Sebabnya

Tapi dikemudian hari, ternyata Ka-52K menyitatkan label ‘Katran’ – varian naval, yang kontraknya ditandatangani dengan Cina pada tahun 2021, pada dasarnya berasal dari desain yang ditujukan untuk tender Korea Selatan pada awal tahun 2000-an.

Tidak ada rincian yang tersedia, apakah Korea Selatan melakukan uji perbandingan antara Ka-52 Rusia dan AH-64 Apache. Meskipun melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1997, Ka-52 baru mulai dioperasikan militer Rusia pada tahun 2011. (Gilang Perdana)

KM-SAM Block II – Sistem Hanud Rudal Jarak Sedang Andalan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dengan ‘Sentuhan’ Rusia

 

One Comment