Sea Cavalry SD-40: Drone Hybrid VTOL Pengintai Laut Cina Selatan
|Produksi dan pengembangan drone yang dilakukan Negeri Tirai Bambu serasa tak terbendung, beragam varian drone telah dirilis, bahkan dalam beberapa hal telah melampaui pencapaian yang dilakukan Amerika Serikat dan Israel. Seperti pada latihan perang AL Cina yang digelar Februari 2019 lalu di Laut Cina Selatan, nampak kapal perusak Lanzhou Class – Luyang II (Type 052C) meluncurkan drone vertical take-off and landing (VTOL) ukuran mini yang diketahui merupakan tipe Sea Cavalry SD-40.
Baca juga: KOAX 3.0 – Drone Hybrid VTOL Untuk Misi Khusus
Sea Cavalry SD-40 bukan sosok drone yang sangar, melainkan jenis drone ukuran mini yang difungsikan untuk peran intai semata. Dikutip dari Janes.com (5/3/2019), SD-40 merupakan produksi Han’s Eagle Aviation Technology Company dari Xiamen. SD-40 dilengkapi satu mesin bensin (utama) pada bagian ekor untuk terbang, sementara untuk fungsi gerak vertikal dan hovering, drone intai ini dibekali 8 unit electric motor.
Sea Cavalry SD-40 sejatinya mirip dengan KOAX 3.0, yang merupakan drone hybrid VTOL buatan PT Carita Boat Indonesia. Namun SD-40 dirancang lebih kuat dengan 8 unit electric motor untuk menahan terjangan angin kencang dalam pengoperasian di lautan, persisnya drone ini mampu melaju secara VTOL di kondisi sea level 4.
Payload yang dibawa SD-40 terbilang padat, mencakup double light EO (electronic optic), communication relay equipment, airborne digital SLR camera, mini SAR (synthetic aperture radar), dan mini laser radar. Bobot maksimum saat lepas landas SD-40 hanya 40 kg. Dari komposisi pada payload, terlihat konfigurasi perangkat di drone ini terbilang kompak dan padat, dimana jatah untuk payload adalah 6 kg.
Sea Cavalry SD-40 sanggup melesat dengan kecepatan maksimum 180 km per jam, dan kecepatan jelajah 90 – 144 km per jam. Ketinggian terbang maksimum drone adalah 5.000 meter, sementara ketinggian terbang operasi berada di rentang 1.000 – 5.000 meter. Dalam meroda di atas lautan, drone berukuran mini ini dapat terbang selama 6 jam.
Baca juga: Harbin BZK-005 – Drone Pengintai Andalan Militer Cina di Laut Cina Selatan
Dari spesifikasi, Sea Cavalry SD-40 punya panjang 2 meter dan lebar bentang sayap 3,7 meter. Dari aspek penguasaan teknologi, jenis drone hybrid VTOL seperti Sea Cavalry SD-40 sejatinya telah dikuasai oleh industri di dalam negeri Indonesia, adopsi SD-40 untuk operasional AL Cina merupakan contoh atas pengakuan dan keberpihakan negara pada industri pertahanan nasional. (Gilang Perdana)
inisial l
bukan jumawa tapi mengingatkan
bahwa ada monster berbulu kelinci
bermulut manis berhati iblis
Tapi dari dulu jaman awal kemerdekaan kita sudah berteman dengan sang monster, kita melatih para pilot kita disana, kita mempertahankan keutuhan negara kita dg alutsita dan doktrin tempur mereka…bahkan berlanjut sampai sekarang @daud japek
ini baru betul2 kapal perusak
yg namanya kapal perusak rudal nya harus gede2,
dan juga rudalnya harus jauh jangkauannya.
kok ada kapal perusak rudalnya kecil2 itu bukan kapal perusak namanya tapi kapal ecek2.
sama kalau pesawat tempur harus gotong rudal jauh,namanya juga pesawat tempur.kok ada pesawat tempur gotongnya rudal kecil berarti pesawat ecek2.
ausrlia beli rudal jauh sama pesawatnya,singa beli pesawat baru ( mau pensiunkan f 16,kata ntung beli aja kan lumayan murah katanya,emang disini tempat buang sampah pesawat ya ntung? ) vietnam beli rudal jauh,kok cina macan rudal asia.
nb: tni beberapa kali bentrok dengan kapal vietnam,karna vietnam alutsistanya kuat,jadi agak jumawa.
nb: singapur sok karna mau ada rencana ambil alih fir,jadi beli ini itu seolah2 mau menggertak,mentang2 alutsistanya kuat jadi agak jumawa.
nb: australia terus provokasi papua,melalui surat kabar dan berita canel bahwa tni menggunakan bom fosfor,australia mentang2 alutsistanya kuat jadi selalu jumawa.
nb: inggris terus resek,kemarin parlemennya voting dan mendesak diadakan investigasi kepapua soal bom fosfor,mentang2 alutsistanya kuat jadi terus jumawa.
nb: asu sok jadi raja dunia,selalu melarang negara gak boleh beli ini dari sono harus disini belinya,sok mengatur2 negara lain
kalau sebuah negara gak nurut akan ada saksi seperti rusia,embargo seperti turki,perang dagang seperti cina,invasi militer seperti timur tengah,dll masih banyak lagi……
nb: waktu alutsista tni lemah thn 2000 an malaysia alias malon
selalu cari2 gara2,mulai dari sipadan ligitan,karang unarang,curi patok perbatasan,curi kayu,jual dadah,dlll
jadi yg selalu ikut campur masalah dalam negri dan pendukung keonaran dan musuh dalam selimut menguras sda itu pasti gak jauh2 dari negara itu juga.
Lha kamu….”alutsistamu” lemah, kenapa tiap komen ikut2an jumawa @rudal🤦🤦🤦
Indonesia juga punya beberapa macam drone2 dalam pengembangan .. dan banyak juga yg udah operasional .. lebih ditingkatkan budget buat riset dan pengembangan oleh pemerintah untuk drone
ngeri ngeri sedap juga ada drone dikasih sebutan bisa VTOL………
tpi misinya hanya pengintaian, kgk multi fungsi……
ada tuh namanya kaman K-Max, kata sudah 33 bulan dronenya bisa angkut logistik dan dipakai samak us marine di afghanistan, drone multi fungsi lumayan buat diakuisisi…..cmiiw
Udah 33 bulan di afgan…dikit lagi jadi drone ” bang toyib” tuh 😂😂😂