Update Drone KamikazeKlik di Atas

Schiebel: “Kami Tidak Terlibat Rencana untuk Mempersenjatai Camcopter S-100”

Lewat email yang diterima redaksi Indomiliter.com, pihak Schiebel Elektronische Geraete GmbH selaku manufaktur drone copter Schiebel Camcopter S-100, memberikan klarifikasi atas artikel di Indomiliter.com yang menyebut drone asal Austria ini dapat dipersenjatai. Pihak Schiebel mengatakan bahwa S-100 tidak pernah menjadi drone tempur, meski diakui bahwa pada tahun 2008, salah satu mitra Schiebel pernah menampilkan konsep S-100 yang dipersenjatai rudal LMM (Lightweight Multirole Missile) produksi Thales Air Defence.

Baca juga: Drone Intai Berkemampuan Serang Schiebel Camcopter S-100 Telah Dioperasikan TNI AL

Penampilan drone copter S-100 yang dipersenjatai rudal LMM diperlihatkan ke publik pada Farnborough Airshow 2008 di Inggris. Namun, Schiebel menyebut bahwa konsep S-100 yang dipersenjatai baru dalam tahapan studi, dan pihak Schiebel menyatakan tidak pernah terlibat dalam studi tersebut. “Schiebel tidak memiliki rencana untuk mempersenjatai, dan kami juga tidak pernah mempersenjatai Camcopter S-100,” kata juru bicara Schiebel.

Schiebel menegaskan bahwa fungsi S-100 ditekankan untuk misi Intelijen, Pengawasan, Akuisisi Target, dan Pengintaian – Intelligence, Surveillance, Target Acquisition and Reconnaissance (ISTAR). Lantaran digunakan oleh beberapa angkatan laut negara NATO, seperti Perancis, Belgia, Italia dan Inggris, S-100 belum lama ini diikututkan dalam latihan militer NATO REPMUS 2023 (Robotic Experimentation and Prototyping with Marine Unmanned Systems) di Portugal (11-15 September 2023).

S-100 dalam REPMUS 2023.

Berita tentang drone copter Schiebel Camcopter S-100 mengemuka di Indonesia, khususnya setelah Puspenerbal (Pusat Penerbangan Angkatan Laut) TNI AL, menyebut telah mengoperasikan S-100 yang memperkuat arsenal Skuadron 700 Wing Udara 2 Puspenerbal.

Lingkup tugas Schiebel S-100 mencakup intai jarak jauh, operasi di pesisir pantai, dukungan misi, pelindungan konvoi, pengamanan dan pengawasan multisensor, anti penyelundupan, keamanan perbatasan serta SAR.

Dirunut dari kemunculannya, drone S-100 mulai dioperasikan pada tahun 2006. Sejak diluncurkan, drone ini memang terbilang laris di kalangan sipil dan militer. Di sekitaran Indonesia, S-100 telah digunakan oleh AL Singapura, sebaliknya pengadaaan S-100 justru dibatalkan Australia karena alasan politik beberapa saat lalu.

Baca juga: Karena Masalah Politik, Australia Batalkan Kontrak Pengadaan Schiebel Camcopter S-100

Kemampuan terbang drone ini meliputi kecepatan terbang maksimum 240 km per jam, kecepatan laju 185 km per jam, serta kecepatan operasi 100 km per jam. Endurance di udara Schiebel S-100 adalah enam jam dengan playload 50 kilogram dan batas ketinggian terbang mencapai 5.500 meter. (Gilang Perdana)

One Comment