SC.7 Skyvan 3M-400: Menelisik Jejak Pesawat Angkut Ringan TNI AU Yang Terlupakan

Punya kemampuan STOL (Short Take Off and Landing), dilengkapi pintu rampa (ramp door), dan berbobot ringan dengan twin engine, bukan hanya predikat untuk NC-212 200 Aviocar semata. Justru sebelum TNI AU mengoperasikan NC-212, lebih dulu Skadron Udara 4 mengoperasikan SC.7 Skyvan, yakni jenis pesawat angkut ringan buatan Short Brothers, Inggris. Perusahan yang juga memproduksi rudal hanud pertama di frigat TNI AL, Sea Cat.

Baca juga: Sea Cat – Rudal Hanud TNI AL Era 80-an

Tidak seperti latar belakang NC-212 yang terang benderang, kiprah SC.7 Skyvan yang desainnya unik, sampai kondang disebut “Flying Shoebox,” tak begitu jelas di Tanah Air. Yang jelas, selain pernah digunakan Skadron Udara 4 Angkut Ringan, jenis pesawat twin-turboprop ini juga sempat laris dioperasikan beberapa maskapai carter dan penerbangan perintis, sebut saja ada Gatari, Deraya, dan Indonesia Air Transport.

Meski sah terekam sebagai eks arsenal Skadron Udara 4, tak diperoleh informasi yang pasti berapa unit Skyvan 3M-400 yang pernah digunakan TNI AU. Dari penelusuran lewat situs aviation-safety.net, setidaknya ada dua peristiwa kecelakaan yang menyangkut Skyvan TNI AU. Peristiwa pertama pada 1 Februari 1971 yang menyebabkan Skyvan dengan nomer T-701 dinyatakan hilang di Perairan Biak, Papua. Kemudian peristiwa kedua, pada 19 Desember 1972 menimpa pesawat dengan nomer T-703. Namun pada peristiwa kedua disebut tidak mengalami total lost.

Baca juga: NC-212 200 Aviocar – Tulang Punggung Pesawat Angkut Ringan Tiga Matra

TNI AU diketahui masih resmi mengoperasikan SC.7 Skyvan pada tahun 1985, saat itu Skadron Udara 4 terdiri dari 10 unit C-212-100/200 Aviocar, enam unit Cessna 401/402, empat unit C-47, dan satu unit SC.7 Skyvan. Atas keputusan reorganisasi struktur kekuatan, home base Skadron Udara 4 dipindahkan dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Lanud Abdul Rachman Saleh di Malang, pemidahan skadron dilaksanakan pada 5-8 April 1985.Sebanyak 20 pesawat berhasil dipindahkan, kecuali satu unit Skyvan yang keadaannya unserviceable hingga akhirnya batal bergabung.

Dengan batal bergabungnya Skyvan pada migrasi Skadron Udara 4, maka berakhir pula kisah pesawat angkut ringan laris di pasar sipil dan militer ini.

Baca juga: AC-47 Gunship TNI AU – Pesawat Angkut Berkemampuan Serbu

Ibarat tak kenal maka tak sayang, pengabdian pesawat bercat merah putih ini tetap menjadi catatan sejarah bagi TNI AU. Dibuat dalam berbagai varian, Skyvan terbang perdana pada 17 Januari 1963, produksi pesawat ini baru berakhir pada 1986 dengan total produksi mencapai 153 unit. Yang dioperasikan TNI AU adalah tipe Skyvan 3M-400, masuk sebagai varian angkut militer. Dikutip dari wikipedia.org, varian ini punya kemampuan untuk supply dropping, assault transport, dropping paratroops, troop transport, cargo transport, casualty evacuation, dan SAR. Selain kemampuan STOL, Skyvan juga terkenal dapat malahap unprepared runways, maka itu jenis pesawat ini diminati pada penerbangan perintis.

Saat pertama kali diluncurkan, Skyvan masih menggunakan mesin Turbomeca Astazou turboprop, baru ada pergantian ke mesin Garrett AiResearch TPE331 pada produksi selepas tahun 1968. Dari segi kapasitas, Skyvan bisa membawa muatan hingga 2,3 ton, sebuah sedan dapat dimasukkan ke dalam ruang kargo. Sementara untuk angkut pasukan, ruang kargo dapat dimuati 19 personel. Sampai saat ini, beberapa Skyvan masih diterbangkan secara terbatas.

Baca juga: Ilyushin Il-14 Avia – Legenda Pesawat Angkut Sedang TNI AU, Dari Air Force One Hingga Angkut Personel

Spesifikasi SC.7 Skyvan 3M-400
– Engine Model: Garrett TPE331-201
– Engine Power (each): 533 kW
– Speed: 324 km/h
– Service Ceiling: 6.858 meter
– Range: 1.117 km
– Empty Weight: 3.331 kg
– max. Takeoff Weight: 5.670 kg
– Wing Span: 19,79 meter
– Wing Area: 34,7 m²
– Length: 12,22 meter
– Height: 4,60 meter

Punya Kenangan Tersendri Bagi Megawati Soekarnoputri
Seperti telah disebutkan diatas, kecelakaan pertama Skyvan TNI AU terjadi pada pesawat dengan nomer T-701 di Perairan Biak, 1 Februari 1971. Sang penerbang Skyvan T-701 tak lain adalah suami pertama mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri, yakni Lettu (Penerbang) Surindro Supjarso. Yang masih menyisakan misteri, sampai saat ini pesawat dan jasad Surindro tak juga ditemukan. Pencarian terhadapnya tak membuahkan hasil. Surindro dinyatakan hilang. Megawati pun berbulan-bulan hidup dengan hari kelabu. Apalagi ketika suaminya kecelakaan, dia tengah hamil anak kedua.

Selain Skyvan TNI AU T-701 yang hilang di Perairan Biak, masih ada satu musibah Skyvan di Indonesia yang misterius. Tercatat SC.7 Skyvan Pan Malaysia Air Transport dengan 11 penumpang dan 5 awak jatuh di hutan Aceh Timur pada 30 Januari 1993. Dan baru Agustus 2010, bangkai pesawat nahas tersebut ditemukan. (Bayu Pamungkas)

4 Comments