Update Drone KamikazeKlik di Atas

Satuan Rudal Hanud Teluk Naga – Dari Era SA-2 Guideline Menuju Penggelaran NASAMS

Meski efek deterennya tak sedahsyat pada dekade 60-an, namun penggelaran (kembali) sistem rudal hanud MERAD (Medium Range Air Defence) pengaman ibu kota di kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten, membawa angin segar dalam dunia alutsista di Tanah Air. Dalam perspektif strategis, Kohanudnas dan TNI AU akan kembali menghidupkan Satuan Rudal (Satrudal) pengaman ibu kota, yang sebelumnya telah di-non aktifkan berdasarkan instruksi KSAU Nomor INS/10/XI/1984 tanggal 20 November 1984.

Baca juga: SA-2 – Rudal Darat Ke Udara Legendaris AURI

Seperti diketahui, pada dekade 60-an, TNI AU berdasarkan Skep Men/Pangau Nomor 53 Tahun 1963, tanggal 12 September 1963, telah mengaktifkan sistem rudal hanud jarak jauh dengan alutsista berupa rudal V-75 “Dvina” (kode NATO – SA-2 Guideline) buatan Uni Soviet. Wujud organisasinya yaitu dengan dibentuknya Wing Pertahanan Udara (WPU) 100 yang membawahi tiga skadron peluncur dan satu skadron teknik peluru kendali, dengan rincian sebagai berikut:

– Skadron 101 Peluncur Misil darat ke udara berkedudukan di Cilodong.
Satuan ini bertugas menjaga ibu kota dari ancaman udara yang datang dari wilayah timur ibu kota.

– Skadron 102 Peluncur Misil darat ke udara berkedudukan di Teluk Naga, Tangerang.
Satuan ini bertugas menjaga ibu kota dari ancaman udara yang datang dari wilayah selatan ibu kota.

– Skadron 103 Peluncur Misil darat ke udara berkedudukan di Cilincing.
Satuan ini bertugas menjaga ibu kota dari ancaman udara yang datang dari wilayah utara ibu kota.

– Skadron Teknik 104 Penyiap Peluru Kendali yang berkedudukan di Pondek Gede.

Meski belum diketahui persis struktur organisasi pada sistem rudal hanud pengaman ibu kota nantinya, apakah dengan nama Skadron 102 ataukah dengan nama satuan baru. Yang jelas, dengan kehadiran sistem hanud NASAMS (Norwegian Advanced Surface to Air Missile) dari Norwegia, maka beragam persiapan terus dikebut TNI AU untuk penggelaran sistem hanud tersebut.

Yang menjadi tantangan saat ini adalah soal lahan, dikutip dari Tangerangsatu.co.id, disebutkan lahan milik TNI AU di Teluk Naga seluas 46,1 hektar, menurut Kapos Satrudal Teluk Naga Lettu Supriyanto diperkirakan lebih dari 1.000 unit bangunan berdiri di asset TNI AU karena membeli dari oknum warga. Oleh oknum warga, lahan Satrudal Teluk Naga di jual per petak kepada pihak yang tidak mengetahui bahwa itu adalah lahan TNI AU.

KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna dalam kunjungan ke Teluk Naga (foto: tni-au.mil.id)

Lettu Supriyanto menerangkan, bahwa satuan TNI AU Teluk Naga sudah berdiri dalam Satuan Peluru Kendali (Satrudal) sejak tahun 1962. Ketika itu di area Satrudal TNI AU Teluknaga tersebut belum ada sama sekali bangunan masyarakat atau steril.

SA-2 AURI di Teluk Naga

“Tetapi sejak Satrudal TNI AU tidak aktif tahun 1980 sampai sekarang, masyarakat mulai mendirikan bangunan tanpa izin,” ungkap Supriyanto. Sebagai syarat penggelaran rudal, nantinya area dalam radius 160 meter dari Satrudal harus steril dari pemukiman warga agar tidak terkena dampak dari peluru kendali tersebut.

Dikutip dari tni-au.mil.id, KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna dalam kunjungan ke Satrudal di Teluk Naga pada 22 Januari 2020, mengajak semua pihak untuk mendukung program TNI Angkatan Udara dalam membangun sistem pertahanan negara. KSAU minta kerja sama dan bantuan dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga keberadaan dan keamanannya. “Pembangunan satuan rudal ini sangatlah strategis, untuk itu mohon kepada seluruh pihak, baik Forkopimda dan masyarakat agar dapat mendukungnya, karena ini semua untuk pertahanan negara,” ujar KSAU.

Baca juga: NASAMS – Sistem Hanud Jarak Medium Impian Arhanud Indonesia

Sistem NASAMS yang ditempatkan di Teluk Naga terdiri dari peluncur rudal AIM-120 AMRAAM berpemandu active radar homing, radar Raytheon MPQ-64F1 Sentinel high-resolution, sensor infra red (IR) dan electro optic (EO), dan command post atau FCU (Fire Control Unit). MPQ-64F1 adalah 3D beam surveillance radar yang punya jarak pantau hingga 75 km.

Sementara untuk rudal AIM-120 AMRAAM bisa dipilih, mulai dari varian AIM-120 A/B dengan jarak tembak 55- 75 km, AIM-120C (105 km), AIM-120D (180 km), dan AIM-120 ER (Extended Range) dengan jarak tembak 40 – 50 km lebih jauh dari AIM-120D. (Gilang Perdana)

42 Comments