Update Drone KamikazeKlik di Atas

Sama-sama Gunakan Sistem Hanud Buatan Rusia, Turki dan Yunani Bergabung dalam ‘European SkyShield Initiative’

Turki dan Yunani memang unik, dua negara anggota NATO yang berseteru ini adalah pengguna sistem hanud buatan Rusia. Dan kedua negara tersebut belum lama ini dilaporkan bergabung dalam European SkyShield Initiative (ESSI) atau Inisiatif Perisai Langit Eropa yang dipimpin oleh Jerman.

Baca juga: Meski Ditentang Perancis, 19 Negara Eropa Bersatu dalam ‘European SkyShield Initiative’

Bergabungnya Turki dan Yunani diumumkan pada tanggal 15 Februari 2024 oleh Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, keanggotaan ini menandai langkah menuju penguatan pertahanan Eropa di ESSI yang diluncurkan pada Oktober 2022.

Proyek pertahanan rudal ESSI bertujuan untuk mengembangkan sistem pertahanan udara multilayer untuk Eropa, menggabungkan rudal IRIS-T SLM dari Diehl Defense, sistem Arrow-3 Israel-Amerika, dan sistem Patriot PAC-3 dari AS.

IRIS-T SL.

Dengan tambahan Turki dan Yunani, maka jumlah negara yang berpartisipasi kini meningkat menjadi 21, termasuk negara-negara non-NATO seperti Swiss dan Austria. Namun, preferensi terhadap sistem Patriot PAC-3 dibandingkan SAMP/T Perancis-Italia telah menyebabkan Perancis dan Italia menjauhkan diri dari proyek tersebut untuk sementara waktu.

ESSI telah menarik partisipasi beberapa negara Eropa, termasuk negara-negara bukan anggota NATO, seperti Austria. Austria telah menyatakan niatnya untuk bergabung dalam inisiatif ini guna memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap risiko serangan pesawat tak berawak atau rudal balistik, sebuah kekhawatiran yang meningkat akibat perang di Ukraina.

Kanselir Austria menekankan perlunya mengatasi ancaman yang semakin parah dan menyatakan bahwa bergabung dengan ESSI tidak akan mempertanyakan netralitas Austria.

Proyek ESSI merupakan respons terhadap kebutuhan akan pertahanan Eropa yang lebih terintegrasi dan dapat dioperasikan dengan NATO, meskipun terdapat perbedaan pendapat di Eropa mengenai cara terbaik untuk mencapai tujuan ini. Kecepatan dan efisiensi tampaknya menjadi pendorong utama di balik keputusan Jerman untuk melanjutkan sistem yang sudah dikembangkan dan tersedia, daripada menunggu pengembangan solusi Eropa yang mungkin memerlukan waktu lebih lama.

Yunani memperoleh sistem hanud S-300 yang awalnya ditujukan untuk Siprus tetapi dialihkan karena tekanan Turki. Sistem ini tetap beroperasi di Yunani, yang juga telah diberi izin untuk membeli 40 pesawat tempur F-35A Amerika.

Zubr Class – Inilah Hovercraft Terbesar di Dunia yang Mampu Membawa Tiga Unit MBT

Sementara Turki memilih untuk membeli sistem hanud S-400 Rusia, yang menyebabkan Turki dikeluarkan dari program F-35 oleh Amerika Serikat. Namun, perubahan haluan baru-baru ini memungkinkan Ankara untuk mempertimbangkan membeli F-16 Viper, menyusul peran fasilitatifnya dalam aksesi Swedia ke NATO.

Seperti dikutip Armyrecognition.com, partisipasi Turki dalam ESSI dipandang sebagai langkah menuju integrasi yang lebih baik dengan standar NATO dan berpotensi membuka jalan bagi reintegrasi ke dalam program F-35, menyoroti pentingnya interoperabilitas antar anggota sekutu NATO, seperti yang disebutkan oleh Menteri Pertahanan Turki Yaşar Güler. Inisiatif ini mewakili kemajuan signifikan dalam konsolidasi pertahanan udara Eropa dan kerja sama militer dalam NATO. (Gilang Perdana)

One Comment