Update Drone KamikazeKlik di Atas

Sama-sama Gunakan C-130J Super Hercules, Jerman dan Perancis Bentuk Skadron Udara Bersama

Hidup bertetangga dan akur, ditambah ada kesamaan alutsista, menjadikan Perancis dan Jerman membuat terobosan baru dalam lingkup kerja sama pertahanan. Untuk pertama kalinya, kedua negara di Eropa Barat ini mewujudkan skadron angkut bersama. Persisnya skadron angkut bersama ini didirikan karena Perancis dan Jerman mengoperasikan pesawat angkut Lockheed Martin C-130J Super Hercules.

Baca juga: C-130 Hercules Capai Usia 67 Tahun, Jadi Pesawat dengan Jalur Produksi Terlama dalam Sejarah

Dikutip dari Janes.com (2/9/2021), Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer dan mitranya dari Perancis, Florence Parly, pada 30 Agustus lalu menandatangani perjanjian antar pemerintah tentang kerja sama transportasi udara taktis Perancis-Jerman. Kementerian Pertahanan Jerman mengumumkan dalam siaran pers pada 2 September, bahwa perjanjian itu secara resmi membentuk skadron udara C-130J binational di vreux, Normandia, Perancis pada 1 September 2021.

Komposisi skadron udara binational ini terdiri dari empat unit C-130J dari AU Perancis, yang terdiri dari dua unit C-130J (varian angkut) dan dua unit KC-130J (varian tanker). Sementara AU Jerman (Luftwaffe) diketahui memesan tiga unit C-130J-30 dan tiga unit KC-130J pada Agustus 2018 sebagai bagian dari kesepakatan senilai US$959 juta. Tapi perlu dicatat, AU Jerman baru akan menerima C-130J perdana pada awal tahun 2022, sementara unit terakhir dijadwalkan akan diterima Jerman pada tahun 2023.

Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan bahwa persiapan armada transportasi udara taktis dua negara telah dimulai pada tahun 2016 dengan tujuan untuk meningkatkan interoperabilitas kekuatan dua negara. Pemerintah kedua negara mengharapkan skadron mencapai kemampuan operasional penuh – full operational capability pada tahun 2024, saat C-130J pesanan Jerman tuntas dikirim oleh Lockheed Martin.

Dalam siaran pers, Kementerian Pertahanan Perancis menekankan bahwa upaya kolaboratif ini akan memperkuat interoperabilitas antara angkatan bersenjata kedua negara dan akan memungkinkan pasukan Perancis dan Jerman untuk bekerja dalam tim campuran, terlepas dari kebangsaan mereka.

Untuk tahap awal, skadron ini akan ditugaskan dengan misi transportasi udara dan pengisian bahan bakar udara untuk Komando Transportasi Udara Eropa (EATC) di Eindhoven, Belanda.

Baca juga: Setelah 50 Tahun Pengabdian, AU Jerman Siap Pensiunkan Transall C-160

Di Jerman, proyek pengadaan C-130J disebut “small area”. Hal ini untuk mengurangi gap kapabilitas yang muncul akibat pensiunnya Transall C-160. Meskipun AU Jerman sekarang memiliki kemampuan transportasi udara yang luas dengan Airbus A400M, namun untuk beberapa waktu akan ada kesenjangan kemampuan, terutama dalam transportasi udara taktis ketika menggunakan lapangan terbang dengan infrastruktur kecil dan landasan pacu yang tidak beraspal, serta di bidang pengisian bahan bakar udara helikopter. Selain itu, dibutuhkan pesawat untuk mendukung pergerakan pasukan khusus. (Gilang Perdana)

7 Comments