Saingi An-124 Ruslan: Cina Obsesi Kembangkan Pesawat Angkut Berat dengan Desain Blended Wing Body

Cina rupanya tidak puas dengan penciptaan Xian Y-20, yang punya spesifikasinya identik dengan C-17A Globemaster III buatan AS. Lebih dari itu, Cina punya obsesi untuk membangun pesawat angkut berat yang lebih besar, yang disebut bakal punya kapasitas angkut setara Antonov An-124 Ruslan.

Baca juga: Antonov An-225 Mriya Hancur di Bandara Gostomel, Kesedihan Mendalam Bagi Pecinta Aviasi

Pasca hancurnya Antonov An-225 Mriya dalam invasi Rusia di Ukraina, saat ini pesawat angkut kargo terbesar di dunia posisinya ditempati An-124 Ruslan.

Seperti dikutip Defence Blog (6/10/2025), Cina dilaporkan sedang mengembangkan konsep pesawat angkut strategis generasi berikutnya yang memiliki kemampuan signifikan berbeda dari model yang sudah. Pesawat baru ini dirancang untuk melampaui kemampuan pesawat angkut berat legendaris, Antonov An-124 Ruslan buatan Ukraina.

Pesawat ini menggabungkan beberapa fitur desain canggih untuk meningkatkan kinerja dan stabilitas, seperti badan pesawat dan sayap terintegrasi (integrated fuselage and wing), ekor berbentuk V (V-shaped tail), penempatan mesin pada sayap, skema ekor yang dimodifikasi untuk meningkatkan stabilitas, dan diklaim memiliki efisiensi aerodinamis yang lebih baik daripada An-124 Ruslan dan C-5A.

Pesawat angkut ini dirancang agar sangat fleksibel, memungkinkan operasi di berbagai medan sulit, termasuk mampu beroperasi dari landasan pacu tanah dengan panjang 2.600 meter dalam kondisi muatan penuh. Pesawat ini juga mampu beroperasi dari ketinggian 4.000 meter dengan muatan yang dikurangi, kemampuan yang penting untuk operasi di wilayah seperti Tibet dan Asia Tengah.

Pesawat angkut kargo masa depan ini punya ruang kargo yang terbilang sangat besar dan luas, mencakup tinggi: 5 meter, panjang lebih dari 21 meter dan luas area melebihi 170 meter persegi.

Antonov An-124, Tak Terlepaskan dari Eksistensi Armada Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU

Pesawat angkut baru Cina ini diklaim mampu membawa kargo hingga 120 ton, atau setara dengan kapasitas muat standar An-124 Ruslan. Ini berpotensi mengungguli An-124 dari segi kemampuan performa seperti kecepatan jelajah (1.000 km/jam vs 800-850 km/jam An-124) dan efisiensi aerodinamis.

An-124 hanya dapat membawa muatan 150 ton untuk jarak yang relatif pendek (sekitar 3.000 km) atau kurang. Sementara konsep pesawat Cina bertujuan membawa 120 ton sejauh 6.500 km (tanpa refueling). Ini menunjukkan prioritas Cina memindahkan muatan berat, termasuk alutsista, ke titik konflik atau pangkalan yang sangat jauh di seluruh dunia dalam satu kali terbang.

‘Luput dari Perhatian’, Pesawat Angkut Berat Y-20 Kunpeng Mampir di Lanud Halim Perdanakusuma

Banyak kendaraan tempur berat utama Cina, seperti tank dan howitzer self-propelled, memiliki berat di bawah 120 ton. Menetapkan batas 120 ton memungkinkan pesawat untuk mengangkut hampir semua aset darat utama Tiongkok dengan kecepatan, jangkauan, dan efisiensi optimal.

Kapasitas angkut disebut mampu membawa hingga 117 kendaraan atau lebih dari 300 personel. Desain landing memungkinkan pendaratan dengan overload hingga 3g.

Perancang spesifik pesawat ini belum terungkap. Namun, pekerjaan desain konsep dan penelitian awal kemungkinan besar dilakukan oleh AVIC (Aviation Industry Corporation of China). Desain radikal Blended-Wing-Body (BWB) yang menyatukan badan pesawat dan sayap menjadi satu permukaan angkat tunggal pada rancangan pesawat ini berasal dari studi dan makalah teknis yang dipublikasikan oleh para peneliti dan insinyur dari AVIC.

Karena pesawat ini adalah proyek strategis militer yang merupakan evolusi dari pesawat angkut berat mereka saat ini (Y-20), kemungkinan besar perusahaan yang akan bertanggung jawab adalah Xi’an Aircraft Industrial Corporation (XAC), yang memiliki pengalaman, fasilitas, dan keahlian untuk menangani proyek pesawat angkut berkapasitas besar Y-20. (Gilang Perdana)

USAF Targetkan Pesawat Angkut Strategis Baru di 2040, Pengganti C-17 dan C-5

One Comment