Saat Menhan ‘Lirak-Lirik’ Jet Tempur dari Eropa, Bagaimana Nasib Program KFX/IFX?

Sebagai pejabat yang punya tanggung jawab pada pengadaan alutsista, ‘manuver’ yang dilakukan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk memperkuat matra udara tergolong sangat aktif. Dengan masih memegang komitmen pada rencana pengadaan Sukhoi Su-35, Menhan Prabowo juga menujukkan ketertarikan pada Rafale saat kunjungan kerjanya ke Perancis. Malahan yang terbaru, Menhan Prabowo juga menyatakan tertarik untuk mengakuisisi Eurofighter Typhoon milik AU Austria.

Baca juga: KAI Tampilkan Fuselage Jet Tempur KFX, Jadwal Peluncuran Perdana Dipatok April 2021

Terlepas dari semangat Menhan untuk menambal kekuatan udara Indonesia, terkhusus saat tensi di Laut Cina Selatan memanas, yang seolah luput dari perhatian adalah nasib program KFX (Korean Fighter Experiment)/IFX (Indonesian Fighter Experiment). Bahwa Indonesia kesulitan pendanaan dalam program KFX/IFX tentu bukan berita baru lagi. Presiden Jokowi dalam lawatan ke Korea Selatan pada September 2018 telah meminta negosiasi ulang kepada Presiden Korea Selatan Moon Jae In, dengan maksud mengurangi beban pembayaran biaya pengembangan program KFX/IFX.

Dalam program pengembangan KFX/IFX, sesuai kesepatakan bilateral pada tahun 2016, Indonesia kebagian porsi untuk menanggung biaya pengembangan sebesar 20 persen, dengan nilai total US$1,5 miliar dan sampai saat ini baru terbayarkan sekitar US$200 juta. Merespon dari permasalahan keuangan yang dihadapi Indonesia, pemerintah Korea Selatan dan Indonesia kemudian sepakat membentuk komite bersama dan akan menyelesaikan negosiasi ulang dalam waktu 12 bulan, terhitung mulai Oktober 2018.

Namun yang menjadi masalah (lagi), negosiasi ulang antara Indonesia dengan Komite Bersama Korea gagal menyimpulkan solusi dalam batas waktu yang disepakati, malahan negosiasi ulang ditunda lantaran pandemi Covid-19.

Sumber dari media di Korea Selatan menyebut, bahwa Indonesia masih tetap akan melanjutkan komitmen pada program KFX/IFX. Sebagai solusinya, Indonesia menawarkan pembayaran kontribusi dalam bentuk barang, yakni seperti penjualan pesawat angkut CN-235, ground equipment dan pakaian untuk orang dewasa. Dikatakan juga Indonesia telah meminta perpanjangan batas waktu pembayaran dan memperluas transfer of technology yang didapatkan dari program KFX/IFX.

Nah, yang menjadi soal, pembahasan terkait opsi-opsi di atas tidak ada kelanjutannya sampai saat ini. Dari beberapa sumber media internasional, pihak Korea Selatan disebut terus membuka pintu negosiasi dan justru menunggu respon lebih lanjut dari pihak Indonesia. Bagi Korea Selatan, adanya kabar lanjutan dari pemerintah Indonesia sangat dinanti, pasalnya pada April 2021, prototipe perdana KFX/IFX akan diluncurkan (roll out) dan kepastian keterlibatan Indonesia sangat dinanti bagi masa depan program ini.

Merujuk informasi dari Janes.com, pihak manufaktur Korea Aerospace Industrie (KAI) mengharapkan agar 100 injiner dari PT Dirgantara Indonesia dapat kembali bekerja menggarap program KFX/IFX. Sebelumnya para injiner Indonesia di Korea Selatan terpaksa dipulangkan ke Tanah Air pada Maret 2020 setelah merebaknya kasus Covid-19.

Bagi Korea Selatan, KFX adalah program nasional, yang dengan atau tanpa Indonesia pada akhirnya program jet tempur pengganti F-5 E/F Tiger dan F-4 Phantom ini akan dilanjutkan. KFX akan dipesan dalam jumlah ratusan (120 unit) oleh AU Korea Selatan, rencananya KAI akan mematangkan desain dan performa jet tempur twin engine ini hingga pembuatan enam prototipe. Pun setelah mulai diserahkan kepada AU Korea Selatan pada pertengahan 2026, KFX akan dihadirkan dalam beberapa block varian pengembangan.

Dalam porsi Indonesia, bila rencana berjalan mulus, TNI AU kelak akan mendapatkan 48 – 50 unit IFX. Lantas berapa biaya per unit jet tempur twin engine ini? Mengutip dari tealgroup.com, harga satu unit KFX ditaksir mencapai US$100 juta, namun itu taksiran harga tertinggi, ada sumber lain yang menyebut harga jual per unit jet tempur ini bakal ada di kisaran US$70 juta.

Baca juga: Korea Selatan Tanggapi Darurat Pendanaan Proyek KFX/IFX, Indonesia Tawarkan Pembayaran Kontribusi dengan CN-235

Lepas dari yang dipaparkan di atas, komitmen atas program KFX/IFX adalah taruhan besar bagi reputasi Indonesia di mata internasional, dengan jadwal peluncuran prototipe KFX/IFX yang tak lama lagi (April 2021), maka program ini seharusnya menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diputuskan oleh para pengambil kebijakan. (Haryo Adjie)

73 Comments