Saat Landasan Rusak Akibat Serangan Udara, Inilah yang Dilakukan Prajurit TNI AU

Sebagai instalasi strategis, pangkalan udara (Lanud) tak pelak menjadi sasaran terfavorit untuk ditangani dalam sebuah serangan. Bila sulit untuk diduduki, melumpuhkan aktivitas di lanud menjadi krusial dilakukan dalam babak awal suatu serbuan ke wilayah lawan. Oleh karenanya, wajar bila pertahanan udara (hanud) di lanud harus memadai, yaitu menyesuaikan dengan potensi dan jenis ancaman yang akan timbul.

Baca juga: Cina Rilis Gliding Sub Munitions Dispenser, Senjata Penghancur Landasan dengan Ratusan Bom

Terkait dengan upaya melumpuhkan suatu lanud, maka titik utama yang akan diincar dalam serangan udara adalah landas pacu (runway). Dengan merusak/menghancurkan landas pacu, maka tidak mungkin untuk menerbangkan pesawat atau jet tempur untuk melakukan counter, jika pun bisa, bakal butuh waktu untuk melakukan perbaikan.

TNI AU rupanya sadar betul bahwa potensi kejadian di atas bisa terjadi di masa depan Untuk itu diperlukan kesiapan, selain elemen hanud titik berupa rudal dan kanon reaksi cepat, yang juga tak kalah penting adalah unit yang akan melakukan perbaikan manakala lanud TNI AU mengalami kerusakan akibat serangan bom atau rudal penghancur landasan.

(Foto-foto: Instagram @militer.udara)

Dikutip dari Instagram @militer.udara, berlokasi di Lanud Halim Perdanakusuma, Dinas Konstruksi TNI AU (Diskonsau) menggelar latihan parsial, Operasi Rekonstruksi Pangkalan Udara (ORPU). Latihan berlangsung sehari (14/10/2021), dengan melatihkan pelaksanakan rekontruksi landasan udara yang hancur karena serangan udara musuh.

Dalam latihan itu juga dilakukan penggelaran PALS (Precision Approach Lighting System), PAVI, serta Power supply di Runway Mini Satrekons Diskonsau. Pada latihan ini, diskenariokan telah terjadi pengeboman di landasan Pangkalan Udara oleh musuh yang mengakibatkan terjadinya kerusakan landasan pacu dan padamnya instalasi listrik.

Kemudian tim Rekonstruksi diperintahkan melaksanakan kegiatan investigasi awal jihandak dan tingkat kerusakan landasan serta instalasi listrik akibat kejadian tersebut. Selanjutnya tim rekonstruksi melakukan manuver untuk melaksanakan kegiatan rekonstruksi dengan membawa peralatan dan materil yang dibutuhkan ke lokasi kerusakan, sesuai dengan prosedur rekonstruksi.

Pada simulasi ini, tim rekonstruksi melakukan De-watering di lokasi crater (lubang bekas bom), merapikan sisi crater dengan melakukan cutting pada sisi luar crater dengan menggunakan cutting machine dan eksavator/bachoe loader, memasukan kembali debris (serpihan material akibat bombing) ke dalam crater dengan menggunakan wheel loader.

Setelah itu, tim Rekonstruksi juga melakukan pemadatan dengan menggunakan vibro compactor dan menambah material base course ke dalam crater hingga level yang diinginkan menggunakan dump truck, perataan areal crater, melakukan pengujian hasil pemadatan dan melaksanakan pekerjaan surfacing sesuai dengan aspal hot mix, serta melakukan pembersihan terhadap material yang tersisa yang dapat mengakibatkan Koba (Kerusakan oleh Benda Asing).

Baca juga: TNI AU Operasikan Inflatable Hangar untuk Jet Tempur, Dapat Disiapkan Kurang dari 24 Jam

Latihan yang berlangsung satu hari ini bertujuan untuk menguji kesiapan personel Satrekon Diskonau dalam merekonstruksi landasan pacu atau runway yang dihancurkan oleh musuh. (Bayu Pamungkas)

12 Comments