Saab Koster Class: Kandidat Kapal Pemburu Ranjau Terbaru Untuk TNI AL
Meski diterpa isu seputar pemangkasan anggaran, patut disyukuri pengadaan beberapa alutsista tetap berjalan. Salah satu yang sudah mendapat persetujuan dari pemerintah adalah pengadaan kapal pemburu ranjau untuk TNI AL. Seperti disebutkan dalam berita terdahulu, US$215 juta telah dialokasikan untuk MCMV (Mine Counter Mesaure Vessels). Meski anggaran sudah siap, namun masih jadi pertanyaan, jenis kapal pemburu ranjau apa yang bakal diakuisisi TNI AL?
Baca juga: US$215 Juta, Anggaran Pengadaan Kapal Pemburu Ranjau Terbaru TNI AL
Untuk segmen kapal berkualifikasi pemburu dan penyapu ranjau memang berbeda dengan kelas kapal patroli, meski wujudnya serupa. Sampai saat ini dipercaya industri dalam negeri belum menguasai pembuatan jenis kapal buru ranjau. Dalam artian, pengadaan kapal buru ranjau dipastikan dengan membeli produk dari luar negeri. Namun dengan semangat luhur untuk kemandirian alutisista, besar kemungkinan proses pembangunan akan dilakukan sebagian atau bahkan seluruhnya di Indonesia, tentu semua berpulang pada kesepakatan kontrak dan nilai dari pembelian itu sendiri.
Dari beberapa jenis kapal pemburu ranjau yang beredar di pasaran, nama Koster Class menjadi yang paling diperhitungkan saat ini. Koster Class buatan Saab Kokums, Swedia, ditawarkan dalam dua pilihan, yakni MCMC 47 dan MCMV 52 (Enhanced Koster Class). Selain digunakan oleh AL Swedia, varian terdahulu, Landsort Class MCMV 47 telah dioperasikan empat unit oleh AL Singapura, dan ditangan Singapura, keluar kapal pemburu ranjau ini populer dengan sebutan Bedok Class.
Baca juga: Tripartite Class, Andalan TNI AL dalam Latma Buru Ranjau 6th WP MCMEX 2015
Sebelum bicara ke soal teknis, peluang Koster Class sebagai pengganti Tripartite Class Satran (Satuan Kapal Ranjau) TNI AL didasari oleh beberapa poin:
- Koster merupakan generasi kapal pemburu ranjau dengan spesifikasi terunggul di kelasnya.
- Pihak manufaktur memberikan opsi ToT (Transfer of Technology) kepada Indonesia.
- Proses ToT dan penggarapan produk kapal Swedia dapat dijalankan dengan mulus, mengingat Saab telah mempunyai riwayat kerjasama dengan PT Lundin Industry Invest. Sebagai informasi, Bedok Class AL Singapura, hanya satu unit yang dibuat di Swedia, sementara tiga unit lainnya dibangun di Singapura oleh ST Engineering (Marine).
- Saab telah memberikan presentasi dan penawaran solusi kapal pemburu ranjau ini kepada TNI AL.
- Pada bulan Juni 2015 silam, KSAL Laksamana TNI Ade Supandi bahkan telah bertandang ke fasilitas AL Swedia di Karlskrona, bagian selatan Swedia. Dalam kunjungan tersebut, selain melihat kapal siluman andalan Swedia, Visby Class, KSAL juga telah melihat langsung sosom kapal pemburu ranjau yang Koster Class yang digunakan AL Swedia.
Baca juga: Tripartite Class – Kapal Pemburu Ranjau Andalan TNI AL
Koster Class
Punya desain laksana kapal patroli, Koster Class MCMW 47 dirancang tak hanya sebagai pemburu dan penyapu ranjau, kapal dengan panjang 47 meter ini juga dapat berperan sebagai command and control platform bagi aksi unmanned influence sweep drones, atau towing a mechanical sweep mine. Berbeda dengan Bedok Class kepunyaan Singapura, Koster Class berstatus sebagai multi-purpose vessel, dimana punya peran tambahan untuk menjalankan misi anti kapal selam (AKS).
Melengkapi asasinya sebagai buru dan sapu ranjau, Koster Class dilengkapi mine hunting sonar system dengan kombinasi hull mounted sonar (HMS) dan propelled variable depth sonar (PVDS), yang disebut terakhir akrab dikenal sebagai Remotely Operated Vehicle Sonar (ROV-S). Daftar sensor pun seabreg ada di kapal buru ranjau tercanggih ini, sebut saja underwater positioning system, mine disposal systems, mine Disposal Vehicles (MDV), mechanical minesweep, provisions for remote control of SAM influence minesweeping system, hyperbaric chamber and provisions for mine clearance divers, navigation systems, electromagnetic compatibility, data link 16 capability dan communication system. Dengan adanya hyperbaric chamber, maka kapal ini juga mendukung untuk tugas penyelaman di laut dalam, termasuk berguna dalam misi SAR.
Baca juga: Saab Double Eagle MKIII – Robot Pendeteksi dan Penghancur Ranjau Laut
Rancang bangun lambung Koster Class menggunakan material glass reinforced plastic, menjadikan kapal punya kemampuan low magnetic and acoustic signatures, mengurangi kemungkinan kapal terkena dampak dari ranjau laut. Untuk perlidungan pada awaknya, Koster Class sudah dilengkapi proteksi penuh pada bahaya radiasi nuklir, biologi dan kimia. Sebagai dukungan persenjataan, pada haluan terpasang kanon Bofors 40 mm. Koster Class juga dapat melepaskan ranjau laut dan bom laut (depth charges) untuk menghancurkan kapal selam.
Spesifikasi Koster Class
– Length overall: 47,5 meter
– Beam: 9,6 m
– Draught: 2,3 m
– Displancement: 400 ton
– Speed: 15 knots
– Hull: GRP sandwich
– Main engines: Four 300 kW diesels
– Propellers: Two Voith cycloid propellers
– Crew: 29
Baca juga: USV SAM-3 – Drone Laut Penyapu Ranjau Yang Battle Proven
Enhanced Koster Class
Ini merupakan versi peningkatan dari Koster Class, Enhanced Koster Class MCMV 52 punya panjang 52,5 meter. Versi ini dilengkapi berbagai penyempurnaan dan penambahan sistem untuk mendukung misi buru dan penghancuran ranjau. Karena punya dimensi lebih besar dari Koster Class 47, MCMV 52 juga sanggup membawa awak lebih banyak, 51 orang dan endurance lebih panjang di lautan.
Spesifikasi Enhanced Koster Class
– Length overall: 52,5 m
– Beam: 10,2 m
– Draught: 2.4 m
– Displacement: 550 ton
– Speed: >14 knots
– Hull: GRP sandwich
– Main engines: Four diesels
– Propellers: Two Voith cycloid propellers
– Crew: 51
@admin
Bung admin kapal penyapu ranjau ini dilengkapi dg berbagai peralatan spt : hull mounted sonar, side scan sonar, rov dan auv/uuv….bisa diulas fungsinya masing2 item dan perbedaan penggunaannya? Trimakasih
Enaknya nanti dibedah satu2 mas 🙂
@admin
Bung admin pengen tau perbedaan istilah “kapal pemburu ranjau vs kapal penyapu ranjau”….kalau melihat nomenklatur kapal perang negara2 Nato/eks.Warsawa istilah2 ini masih berlaku sampai sekarang?
Dahulu fungsi buru (cari dan identifikasi) dan sapu (hancurkan) ditempatkan dalam kapal yang terpisah. Tapi di era saat ini, peran buru dan sapu sudah terintegrasi di satu kapal. Plus bonus kemampuan anti kapal selam misalnya.
kok favorit ada polling nya kah? mungkin tahun depan belinya, tahun depannya lagi gripen NG. jadi pas pengadaan datalink 2015-2018 dari SAAB berguna. leopard 2 – enchanted koster class – Gripen NG (land-sea-air datalink)
Habis kesambet kali ni botjah?
Tumben2nan muji2 gripen…
@blangkon
Disebut “favorit” karena keluarga kapal penyapu ranjau buatan swedia ini yang paling mudah dijumpai oleh personel TNI AL serta sudah membuktikan sendiri kemampuannya dalam pelaksanaan operasi bersama/latihan bersama dg AL singapur yang mengoperasikan Bedok Class…serta bisa membandingkan dg kemampuan kapal penyapu ranjau yang dimiliki AL (buatan belanda dan eks. jerman timur)
Satu lagi yang menjadi nilai lebih yaitu, singapur mendapatkan TOT dari swedia utk memproduksi dan melakukan perawatan di singapur, sehingga jika AL juga mengadopsi kapal ini, paling tidak akan memudahkan dalam pengadaan suku cadang dan bisa saling bertukar pengalaman dg dalam pengoperasian dan perawatan kapal ini.
#India saja, saat ini enggak pesan kapal penyapu ranjau buatan rusia…sekarang mereka pesan beberapa kapal penyapu ranjau dg teknologi korea selatan dan dipastikan india mendapat TOT dari korsel serta bisa memproduksinya di india
….hal yang sulit diperoleh dari rusia, dengan jumlah yang minimal.
@admin
Bung admin saya telah membaca beberapa artikel anda tentang kapal minesweeper tripartite milik AL….seingat saya ketika masih berdinas, kapal2 tsb menggunakan UUV PAP buatan ECA/perancis…bukan double eagle buatan swedia.
Mungkin sumber yang anda kutip adalah perlengkapan UUV tripartite milik AL belanda atau milik negara eropa lainnya yang baru menerima hibah kapal penyapu ranjau ini
di artikel memang tidak disebutkan TNI AL memiliki double eagle buatan swedia. cuma admin menyarankan untuk membelinya. dibaca lagi dengan teliti, kakek.
@admin
Trimakasih bung admin, sudah menyempatkan membuat artikel ini….
Yang penting jangan ada lagi pungli dan titipan gelap dari para petinggi kita.
seperti kasus nya Freddy Budiman
Kualitas alutsista made in Swedia emang bagus. Barusan baca di Angkasa online soal satu2nya jet tempur yg bisa cegat blackbird. http://angkasa.co.id/sejarah/saab-aj-37-viggen-satu-satunya-jet-tempur-yang-mampu-mengunci-sr-71-blackbird/
Ditambah lagi Swedia bagus soal transparansi bisnis & kerjasama. Oia, metromini Jakarta sekarang pake Scania ya? Scania bukannya bagian dari SaaB?
Scania sejak tahun 1980 sudah lepas dari Saab Grup. Bus Scania saat ini digunakan TransJakarta (50 unit), bukan Metromini mas 🙂
http://photo.sindonews.com/view/16973/pemprov-dki-akan-ganti-metro-mini-dengan-bus-scania-low-entry-city
Oia, Scanianya tetep dioperasiin Transjakarta tapi di rute2 Metromini & Kopaja.
Busnya bagus. Sebetulnya kota2 besar Indonesia butuh bus yg pintu masuknya rendah kayak Scania Low Entry ini drpd pintu tinggi a la bus busway Jakarta. Dengan low entry berarti nggak perlu peninggian halte yg seringkali merampas pedestrian yg lebarnya kecil. Ditambah lg kaum difabel sulit akses krn nggak semua halte tinggi itu pake ramp & seringkali juga jarak pintu bus dengan lantai halte terlalu lebar. Jika agar busnya nggak naik-nurunin penumpang sembarangan maka solusinya lebih ke penegakkan regulasi & sistem manajemen dibanding tinggiin halte.
Perencanaan kota kita & eksekusinya emang parah banget. Ini salah satu hal paling boros dr penggunaan anggaran negara.
*out of topic
2 Kapal Selam Challenger-class milik Singapura adalah Bekas Sjöormen-class buatan Swedia, masih terus dipakai sampai datangnya U218 dari Jerman.
Buatan 1968, tahun yang sama dengan Frigat KRI Ahmad Yani (Van Seijk) milik TNI-AL
udah mau diganti sama U type 218SG
udah dijelaskan diatas
Belajar dengan banyak galangan kapal asing, biar pinter buat semua jenis kapal. Kapal BHO dg Perancis, kapal latih tiang tinggi dg Spanyol, PKR dg Belanda, KS dan LPD dg Korsel. Saatnya kapal buru ranjau dg Swedia, dan fregat dg Denmark
Betul betul, demi kemandirian dimasa depan