Saab Indonesia Suguhkan Desain Gripen dalam 4 Livery Unik, Ini Filosofinya!
|Lepas dari kepentingan promosi, menampilkan sosok jet tempur dengan livery yang unik tak pelak menjadi perhatian bagi banyak kalangan. Meski pada dasarnya setiap jet tempur dapat ditorehkan dengan livery yang atraktif, tapi nampaknya desain jet tempur dengan sayap delta adalah yang favorit. Bentang sayap yang relatif besar, memberi kebebasan tersendiri bagi ‘seniman’ untuk menorehkan desain ‘tanpa batas.’
Baca juga: Lawan Kebakaran Hutan, Jet Tempur Gripen Luncurkan Bom Pintar
Hal tersebut sudah terbukti pada tuangan livery unik di jet tempur Mirage-2000, Rafale, Typhoon, dan Gripen. Umumnya pemberian livery sengaja dipersiapkan untuk menyambut suatu event, sebut saja negara pengguna keempat jenis pesawat di atas berlomba-lomba dalam desain ‘tattoo’ di latihan tempur tahunan antar negara NATO – NATO Tiger Meet (NATO Tiger Association). Livery pesawat di NATO Tiger Meet boleh dibilang sangat ‘nyeleneh,’ mulai dari gambar macan sampai tengkorak tak pernah absen disini.
Terkait livery unik, Saab Gripen, penempur bersayap bersayap delta ini juga tak kalah dalam sensasi livery unik. Persisnya sejak Saab merilis Gripen E pada tahun 2016, fokus dalam kreasi livery jet tempur terasa menjadi perhatian penting. Mulai dari livery di mockup sampai brosur, Gripen E masif ditampilkan dalam cat kamuflase loreng abu-abu dot matrix (digital camo) yang futuristik.
Meski tak dirancang secara khusus, di bulan April 2019, di periode yang masih hangat dengan HUT TNI AU (9 April – red), Saab Indonesia merilis desain Gripen C (singlet seat) dengan livery dengan ‘kearifan lokal’ yang berhasil membetot perhatian netizen pemerhati dunia militer di Tanah Air.
Kepada Indomiliter.com, Anders Dahl selaku Country Manager Saab Indonesia menjelaskan tentang desain livery Gripen yang saat ini beredar, “Ini adalah contoh bagaimana Saab beradaptasi ke pelanggan dalam kebutuhan dan syarat dari lingkungannya. Kami dapat memadukan teknologi paling mutakhir dengan tuntutan operasional TNI AU. Tentang desain livery, kami melihat elemen khas Indonesia seperti Garuda dan Bendera Merah Putih, serta motif klasik dan digital camo menjadi ilustrasi yang menarik untuk memberikan suatu gambaran yang utuh.”
Baca juga: Gelar Satu Skadron Gripen Ke Pangkalan Aju, TNI AU Hanya Butuh Satu C-130 Hercules
Gripen dengan livery unik memang bukan sebatas tuangan di layar desain, sebagai bukti adalah bagaimana AU Ceko yang sukses men-tato armada Gripen-nya dalam beberapa event besar. Sekali lagi, terlepas dari kepentingan promosi, kreativitas seni pada alutsista bagaikan oase penyegar dalam jagad penikmat dunia militer. (Haryo Adjie)
Ayolah SAAB tawarkan saja rudal2 mu dan segera rayulah petinggi kemenhan at mabes TNI dng ilmu T.O.T rudal kalian..
Karna di lini ini yg blm d isi negara manapun stelah c705 g ad kabar…
Kl turki dan ukraine semakin lengket sama TNI susah nanti saab masuk k indonesia…
F-16 sdh d hati untuk ngimbangin belanja dr timur…
Wkwkwwkwkkakakakakak..bravo SAAB…
Ga bakal makin susah dengan Turki lha mesin mikrojet misilnya aja masih buatan Perancis microturbo TRI 40 sama Neptune Ukraina masih baru, platformnya masih darat.
Kita ga butuh gripen, kita butuhnya rudal icbm minuteman, mobile suit zaku dan tank mammoth untuk mengantikan bambu runcing Mark QQ yg sudah level 99.
F-16V Tetep aja, tapi buat ganti Hawk nanti pilih Gripen aja, mereka mau ToT, bisa kita pake buat membuat jet sendiri.
Camo yg kedua bagus tpi pilihan ttp ke f16v hehe.. sorry ye saab
Apaan sih mending Gripen daripada F-16V karena produk US enggaka ada ToT
gripen lebih cocok ganti Hawk sih ,tapi sayang
Salut buat sales nya.. Gigih banget dalam memperjuangkan produk nya..
Salut dengan saab, ngeyel & pede abis klo jualan produk” mereka. Sayang peluang gripen di Indonesia terbilang tipis pdahal ni pespur lumayan bagus meski belum menyandang battle proven tapi setidaknya pernah meng KO sukhoi kw cina hhhhh. Saran utk swedia, coba deh kalian tawarin ToT gila-gilaan produk rudal kalian sepertinya lebih menjanjikan klo untuk Indonesia sekarang.
Terus misi Gripen bersama NATO di Libya gimana dong? bukan battle proven?
kasihan looo gripen di Libya… sampai sempat ga dapat jatah minyak…
Lha misi? Swedia cuma partispan di libya, kalau sekedar ikut misi tanpa pernah terjadi riwayat meng-lock, tempur udara, shoot down kill dll belum bisa disebut battle proven. Toh swedia mengirim gripen juga untuk menguji daya tahan pespur di iklim gurun tanpa pernah terlibat “pertempuran udara” yang sesungguhnya
Sama dong kayak SU-35….dikirim ke suriah cuma buat ngecer tabung gas 15 kg, wik, wik, wik 😂😂😂
Husst jangan bilang gitu bung sulappan nanti ada yang ngamuk wkwkwkw
masih mendingan Su-35 bisa bikin F-22 ngibrit…
48 F-16 V sdh final, kalo nambah gripen jeroan gado2 duit dr mana lg kecuali SU-35 di korbankan, Mending Saab kerjasama dg PT.LEN utk T.o.T code source & komponen komponen utk semua jenis rudal, keuntunganx pihak saab dpt duit byk & bg kami bisa bikin rudal nasional utk kelengkapan sistem Hanud, Pespur, kapal perang & Kasel serta kami bisa ekspor, lbh cepat lbh baik kesempatan ini di ambil saab kalo lamban nanti negara lain yg mengambil kesempatan ini kyk ukraina, china, Turki & negara NATO lainnya
Mendingan Gripen ini kasih pinjem gratis kepada TNI-AU untuk merebut hati supaya dilirik… bukanya mereka memiliki kelebihan Gripen C/D yang berusaha disewakan???
Siapa tahu bisa sebagai pembuka peluang mereka untuk dijadikan pespur unggulan bagi Indonesia…
Jujur peluangnya susah Gripen diakuisisi TNI AU soalnya kelas medium fighter udah diisi F-16 sebanyak 2 skuadron ( skuadron 3 & 16 ) dan kita udah bisa MRO sendiri di Lanud Iswahyuddin. Apalagi di sumber lain bilang Hawk 109/209 bakal dipindah dari Skuadron 1 ke Skuadron 12 dan digganti F-16 V plus skuadron F-16 V baru di Kupang; kalau masalah pengganti F-5 di Skuadron 14 males lah ngomongnya, ga jelas udah bertaun2 tapi kan terakhir kan menurut KSAU ” apapun penggantinya “. Peluang Gripen kecil sih buat diakuisisi TNI AU tapi enggak buat produk2 Saab lain kayak Saab 2000 Erieye AEWC, RBS-70, radar Giraffe, N-LAW & Carl Gustav ATGM juga perangkat perangkat elektronik kemampuan SIGINT/ELINT.