Saab Dukung Implementasi Data Link dan Interoperability di Lingkup Kodal TNI
Interoperability menjadi kata yang kerap mudah diucapkan dalam bahasan dunia militer. Indikator kemajuan militer suatu negara, salah satunya dapat diukur dari kemampuan membangun data link dan interoperability diantara perangkat alutsista yang dioperasikan. Tapi faktanya, mewujudkan interoperability adalah sebuah tantangan besar, terlebih bila sedari awal perangkat yang digunakan berasal dari beberapa vendor berbeda. Hal inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi TNI untuk bisa dicarikan solusinya.
Berangkat dari kasus diatas, Universitas Pertahanan (Unhan), sebagai lembaga pendidikan dibawah Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, bekerjasama dengan Saab, manufaktur elektronik dan persenjataan global dari Swedia, dari tanggal 10 – 11 November 2015 menggelar seminar dengan tema “Achieving National Information Superiority through The Mastery of Defense Technology.” Saab yang punya pengalaman dalam membangun data link, menghadirkan Bo Granbom, Director Air Communication Solutiuons Program Manager Saab, dan Roland Heicker, professor bidang Cyber Defence dari Royal Institute of Technology di Stockholm, Swedia.
Baca juga: Sewaco – Sistem Senjata Terpadu Armada TNI AL
Antara Unhan dan Saab sebelumnya telah melakukan penandatanganan kerjasama pendidikan di Stockholm bulan Juni lalu. Didukung PT Inti dan ITB (Institut Teknologi Bandung), nantinya akan dirumuskan solusi interoperability dan data link yang terbaik untuk dapat diadopsi oleh ketiga matra TNI. “Selama ini interoperability masih menjadi masalah yang cukup signifikan bagi operasional TNI, salah satu faktornya karena penggunaan beberapa perangkat (jaringan komunikasi) yang berbeda antar satuan, sehingga menjadi persoalan dalam lingkup kodal (komando dan pengendalian),” ujar Marsekal Muda TNI Suparman, Pembantu Rektor III Unhan.
Dalam diskusi seminar yang digelar di Hotel LorIn, Sentul, terungkap bahwa komunikasi antar Puskodal (Pusat Komando Pengendalian) matra TNI menggunakan saluran yang berbeda, sehingga penyampaian pesan dan informasi mengalami tantangan pada standarisasi. Suparman yang telah lama berkarir di Satuan Radar (Satrad) Kohanudnas menyebut keragaman jenis radar bisa menjadi contoh. Sejak awal radar Kohanudnas memang sudah punya jenis yang berbeda-beda, dan menjadi masalah dalam hal interoperability antar jenis radar. Tapi lewat inovasi teknisi dalam negeri, persoalan itu kini telah bisa dipecahkan.
Baca juga: Saab Tawarkan Radar Erieye AEW&C Untuk Indonesia
Saab yang kampiun dalam teknologi data link dan interoperability antar perangkat tempur, mendukung penuh implementasi teknologi strategis ini di Indonesia. Dalam paparan seminar, Saab juga menjelaskan keunggulan Multilink-S yang mengusung interoperability pada elemen tempur pertahanan udara dan national tactical data link system. “Kami disini menawarkan solusi yang terintegrasi untuk membangun data link diantara beberapa perangkat komunikasi dari jenis berbeda yang digunakan TNI,” ujar Örjan Borgefalk, Vice President Industrial Cooperation Saab Asia Pacific kepada Indomiliter. (Haryo Adjie)
Baca juga: Libatkan Peran Duta Besar Swedia, Saab Genjot Paket Kekuatan Udara Untuk Indonesia
pembelian Su-35 sangat tidak transparan, lebih baik dibatalkan saja
Deterensinya semu, karena tanpa ToT
sangat mahal biaya operasionalnya
Tidak konek dengan semua sistem kita
mirip striker tanpa team (alone wolf)
apa program ini masuk bagian dari ToT? kalau iya harus saya acungi jempol buat Saab Swedia. Sementara yang lain mana (Rusia dan Cina) ToT nya? Semoga masih ada peluang buat Gripen masuk Indonesia.
@Deano: soal peluang Gripen, kita lihat saja tanggal mainnya, bila belum ada ijab kabul tentang pembelian Sukhoi Su35, mestinya segala sesuatu masih bisa terjadi 🙂
dengan gandeng perusahaan asing, gimana dengan soal keamanan data min?
Saat jumpa pers, Marsekal Muda Suparman sudah mengulas soal itu, intinya untuk keamanan data dan kerahasiaan terjamin, sebab kode enkripsi sepenuhnya ada di tangan user. Penyedia solusi hanya menyiapkan semacam platform.
berusaha keras melobi agar indonesia beli dari mereka
Lobi adalah hal yang biasa dalam perdagangan. Yang penting transparan.
@Irawan: memang untuk urusan transparansi jadi nilai yang dikedepankan perusahaan Swedia ini.