Rusia Tawarkan Paket Upgrade Sistem Hanud Pantsir S-1 ke Uni Emirat Arab

Mau tidak mau, Rusia sangat berkepentingan terhadap kelangsungan alutsistanya yang dijual ke luar negeri, terlebih bila alutsista yang dimaksud tergolong maskot ekspor. Dan ketika tujuh unit sistem hanud Pantsir S-1 berhasil dihancurkan oleh serangan drone di Libya pada pertengahan 2020 lalu, maka Rusia harus melakukan langkah pendekatan pada negara pengguna untuk melakukan upgrade pada Pantsir S-1 yang ada.

Baca juga: Tujuh Unit Sistem Hanud Pantsir S-1 Dihancurkan (Lagi) oleh Serangan Drone

Dikutip dari tass.com (14/11/2021), pada ajang Dubai AirShow 2021, disebutkan bahwa pihak Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA) selaku pengguna Panstsir S-1, telah melakukan pembicaran intens untuk kemungkinan peluang upgrade pada arsenal Pantsir S-1 yang dimiliki negara kaya minyak tersebut. Sebagai informasi, UEA telah menerima 50 unit sistem hanud Pantsir S-1, berikut 1.000 rudal dari Rusia dengan nilai pembelian US$800 juta. Dan tujuh unit Pantsir S-1 yang hancur di Libya adalah milik UEA.

“Kami sedang mendiskusikan peluang upgrade Pantsir-S1 untuk UEA. Upgrade memungkinkan peningkatan secara signifikan kemampuan sistem,” ujar Dmitry Shugaev Director of the Federal Service for Military-Technical Cooperation. Meski begitu, tidak dijelaskan secara jelas, elemen apa dari Pantsir yang akan mendapatkan upgrade. Sebelumnya, beberapa unit Pantsir S-1 yang dioperasikan Suriah di Idlib, juga dilaporkan dihancurkan oleh serangan drone milik Turki.

Pantsir S-1 yang rusak berat (terbakar) di Lanud Al-Watiya, Libya.

Mengingat drone adalan momok terbesar Pantsir S-1, maka besar kemungkina upgrade yang ditawarkan akan mengarah pada kemampuan untuk menangkal serangan dari wahana tanpa awak ini. Salah satunya dengan menghadirkan jenis rudal baru yang akan dipasang pada Pantsir S-1. Belum diketahui persis, spesifikasi dari rudal anti drone ini, namun disebut-sebut rudal ini punya diameter yang kecil, bahkan satu tabung rudal 57E6 dapat dimuati oleh empat rudal berukuran kecil ini. Hadirnya rudal anti drone dimaksudkan sebagai elemen tindakan balasan yang ringan untuk menghadapi sasaran yang terbang rendah dan lambat.

Dan yang paling penting, harga rudal anti drone ini jauh lebih murah dibanding rudal dalam ‘paket’ Pantsir S-1, dengan demikian rudal anti drone dapat diluncurkan tanpa si operator pusing menimbang-nimbang rendahnya nilai sasaran yang harus dihancurkan.

Pantsir S-1 eksisting menggunakan jenis rudal 9M335 (57E6). Rudal berbentuk tabung booster di ekor yang terlepas pada jarak tertentu dari peluncur. Skemanya rudal didorong keluar secara soft launch menggunakan cartridge gas terkompresi untuk menghindari kendala asap pembakaran yang dapat mengganggu sensor dan sistem optik.

Baca juga: Lewat Operasi Rahasia, Amerika Serikat Angkut Pantsir S-1 dari Libya ke Lanud di Jerman

Mengingat populasi Pantsir S-1 yang lumayan besar, yakni 200 unit telah diproduksi oleh Ulyanovsk Mechanical Plant dan tersebar di Uni Emirat Arab, Vietnam, Suriah, Yordania, Serbia, Oman, Irak, Ethiopia dan Aljazair, maka jelas diperlukan langkah serius dari biro perancang Pantsir – KBP Instrument Design Bureau, agar para penggunanya merasa percaya diri untuk mengoperasikan sistem hanud ini. (Gilang Perdana)

33 Comments