Rusia Tampilkan UMT – Torpedo Ringan Serbaguna untuk Misi Anti Drone Bawah Laut
|Dalam dinamika peperangan yang menyangkut matra laut, maka serangan dari drone bawah laut – Autonomous Underwater Vehicle (AUV) tak bisa dikesampingkan. Rusia yang mendapat tantangan berat di Laut Hitam, telah merilis UMT, yakni jenis torpedo ringan yang beruran kecil yang dirancang untuk misi anti drone.
Baca juga: Saab Sukses Uji Tembak Perdana Torpedo Ringan SLWT dari Kapal Selam dan Korvet
Diperkenalkan pertama kali pada International Maritime Defense Show (IMDS) 2023 di Kronshtadt pada 21-25 Juni 2023, UMT berukuran lebih kecil daripada torpedo ringan standar NATO. Sebagai ilustrasi, torpedo ringan (light torpedo) NATO seperti Raytheon MK46/MK54 berdiamater 324 mm, maka UMT diamater (kaliber)-nya hanya 220 mm.
Torpedo UMT mengadopsi desain silinder klasik dengan tiga elemen pada stukturnya, yakni bagian depan menampung sensor akustik dan hulu ledak, bagian belakang berisi baterai dan propelan, dan di tengahnya terdapat peralatan kontrol dan manajemen sistem tempur yang dapat dihubungkan ke konsol eksternal sebelumnya.
Torpedo UMT dikembangkan oleh Concern Sea Underwater Weapon – Gidropribor (bagian dari Tactical Missiles Corporation). UMT dirancang untuk memerangi kapal selam tanpa awak dan kapal permukaan. Meski ukuran dan bobotnya kecil, torpedo ini memiliki kekuatan besar dengan jangkauan optimal. UMT dilengkapi dengan peralatan analog-digital multiprosesor modern untuk mendeteksi dan menghancurkan target.
Pihak pengembang menyebut torpedo UMT dapat beroperasi dalam pilihan mode otonom dan kendali jarak jauh, dengan membawa hulu ledak 35 kg. Torpedo UMT punya panjang 2 meter dan berat sekitar 100-140 kg.
UMT tidak dirancang untuk diluncurkan tabung torpedo, sebaliknya torpedo ini dipersiapkan untuk dapat diluncurkan dari helikopter, pesawat terbang dan drone udara. UMT dapat menjangkau sasaran hinga 7.000 meter dengan kecepatan 27 knots. Pihak pengembang menyatakan bisa digunakan di seluruh wilayah lautan di dunia. (Gilang Perdana)
Selain anti drone laut, ini senjata bisa jadi drone laut juga. Bergeraknya otonom, warhead segitu dah cukup bikin kerusakan
torpedo buatan indonesia sampai sekarang blm ada upgrade, harus dipasang AI, rute penipuan, proxy fuse, pembaharuan program identikasi suara dan dibuat model siluman.. harusnya dibangun sektor khusus ini utk mengerjakan torpedo, seperti ada bidangnya mengerjakan rudal balistik, rudal dll..