Rusia Rayakan 45 Tahun Sukhoi Su-27 Series, Raih Ekspor 700 Unit Su-27/Su-30 Sejak Tahun 2000
|
Tahun ini menjadi momen bersejarah bagi industri kedirgantaraan Rusia. Dimana tahun 2022 menandai 45 tahun penerbangan prototipe perdana (20 Mei 1977) jet tempur Sukhoi Su-27 yang dikembangkan Biro Desain Eksperimental Sukhoi, yang secara resmi ikut menandai kelahiran keluarga jet tempur Su-27/Su-30.
Baca juga: Hari Ini 34 Tahun Lalu, Terbang Perdana Su-27M, Cikal Bakal Sukhoi Su-35
Dari siaran pers yang diterima Indomiliter.com, JSC Rosoboronexport, agen resmi penjualan produk persenjataan Rusia, menyebutkan bahwa pada abad ke-21, Su-27/Su-30 menjadi salah satu pesawat tempur paling laris di dunia, dan telahg dibeli oleh Angola, Belarusia, Venezuela, Vietnam, India, Indonesia, Kazakhstan, Cina, Malaysia, Uganda, dan lainnya.
Penghargaan 45 tahun Sukhoi Su-27 series diberikan kepada perancang pesawat Pavel Osipovich Sukhoi secara pribadi dan tim Biro Desainnya yang legendaris, yang berhasil memperoleh formula teknis dalam memajukan kesuksesan global merek Sukhoi.

“Superioritas udara adalah faktor kunci dalam setiap konfrontasi. Itu sebabnya kami menaruh perhatian besar untuk mengembangkan platform canggih baru. Pada suatu waktu, Su-27 menjadi terobosan teknologi dan perintis dari seluruh keluarga jet tempur yang terdiri dari Su-27, Su-30, Su-34 dan Su-35. Hari ini, jet ini adalah andalan Angkatan Udara Rusia dan berhasil melakukan misi bahkan dalam kondisi yang sangat buruk,” kata Vladimir Artyakov, First Deputy Director General of Rostec State Corporation.
Saat ini keluarga penempur Sukhoi series yang ditawarkan untuk ekspor diwakili oleh varian Su-30SME, Su-34E dan Su-35 4+/4++. Dalam hal penjualan, Rosoboronexport telah mengirimkan sekitar 700 unit jet tempur Su-27/Su-30 ke luar negeri sejak tahun 2000. “Pada tahun 2021, portofolio pesanan perusahaan diisi dengan kontrak baru untuk pasokan Su-30SM,” ujar Alexander Mikheev Director General of Rosoboronexport.

“Selama 10 tahun terakhir, pangsa pasokan pesawat tempur dalam total ekspor senjata Rusia telah mencapai 40-50 persen, dan bahkan melebihi angka ini hari ini. Saat ini, mitra kami sangat menghargai fakta bahwa mesin, avionik, senjata, sistem, dan komponen di pesawat tempur Rusia dibuat secara eksklusif oleh Rusia. Ini memastikan independensi negara pembeli dari tindakan tidak adil yang dilakukan oleh negara ketiga. Selain itu, arsitektur terbuka sistem avionik dan senjata, yang diterapkan pada pesawat tempur Rusia, memungkinkan pelanggan asing, dengan keterlibatan Biro Desain Sukhoi, untuk mengintegrasikan beberapa sistem buatan dalam negeri dan senjata yang diluncurkan dari udara ke dalamnya.
Salah satu operator asing yang paling menonjol dari jet tempur Su-30 adalah India, di mana program produksi berlisensi dari pesawat tempur Su-30MKI, yang merupakan tulang punggung Angkatan Udara negara tersebut, telah berhasil dilaksanakan dalam kerangka program Make in India.
Lepas dari itu semua, tim aerobatik Russian Knights dan Falcons of Russia juga punya andil besar dalam membesarkan nama Su-27/Su-30/Su-35. Musim panas ini, pesawat-pesawat tersebut akan didemonstrasikan di Forum Militer dan Teknis Internasional Army 2022. (Gilang Perdana)
Sayangnya kita hanya miliki beberapa unit, baru mau akan ditambah versi barunya malah dihalangi lik Sam entah apa maunya pakai alasan utk sanksi Rusia padahal resiko terbesar berhadapan dengan Cina yg selalu ganggu kedaulatan di Natuna Utara cepat atau lambat suatu ketika pasti berantem kita, dengan negara2 ASEAN mah ndak mungkin kita akan perang. Semoga kita bisa segera dapatkan KF1 Boramae dengan cara pemerintah segera bayar tunggakan supaya tidak dipermalukan terus kita di medsos Korea, kasihan para engineer dan pilot TNI AU kita disana menanggung malu pastinya.
kalau membahas sukhoi di indonesia kan cukup panjang sejarahnya, dan hal ini juga terkait embargo, sebenarnya untuk kasus indonesia ini mirip turki, beli dari rusia karena kena embargo amerika, cuma untuk turki rada miris, minta patriot ngga dikasih, lalu disuruh ganti ke yang lain setelah milih s-400 malah diembargo, alasannya inilah apalah hadeh
Pesawat yg dr generasi awal smpai generasi terbaru (SU-35) yg di bangga-banggain hanya manuver COBRA nya saja,
gak ada yg lain.
Yg sebenarnya sudah gak terlalu berguna di era peperangan BVR Modern..
JAGO pd saat pameran. tp
NOOB pas dibawa perang.
@kbrj
Pertimbangan ekonomi dan politik punya peranan penting yang bikin Su35 gagal
Ditambah internal TNI AU dimana semua perwira pro Ruskies punah tak tersisa karena purna tugas berganti ke angkatan baru dgn mindset condong pro barat
Ane lebih condong bahwa Ruskies kehilangan kesempatan besar antara 1993-2002 untuk memberikan kesempatan perwira TNI secara kontinyu belajar di Ruskies sono hingga sekarang terutama di saat Amriki mengembargo pendidikan perwira TNI. Ruskies tak mengambil kesempatan besar itu untuk membangun generasi perwira TNI dgn mindset pro Ruskies saat ini
India dan Vietnam bisa jadi contoh disaat vendor barat menyerbu tetap saja mereka lebih prioritas ke Ruskies karena Ruskies mau kasih beasiswa, pelatihan & fasilitas buat perwira India dan Vietnam. Ruskies emoh melakukan hal yang sama untuk TNI
Hebatnya, selama TNI mengopersikan si 27/30 blm pernah mengalami kecelakaan yg menyebabkan total loss. Beda dg pesawat buatan Amrik dan Korea. Padahal jam terbang Sukhoi TNI termasuk paling tinggi di dunia.
@Kabeerje percuma kita berantem sama China dg pespur yg sama/speknya sama dg China apalagi China punya jumlah yg lebih banyak. Udah betul Indonesia tetap lanjut ke pespur buatan Barat. F-16 dg Amraam terbukti menjadi ancaman nyata buat pespur sekaliber Su-30MKI, apalagi kalo yg muncul itu Rafale. Sekedar Su-57 atau J-20 aja Rafale masih berani ngeladenin loh, apalagi Flanker.
Btw total penjualan Flanker masih dibawah F-35 ternyata. Rusia gimana kabarnya Su-57 ya, kapan mau produksi massal nih??
Btw, pollingnya pilihannya bagus semua. Tapi mungkin Ane lebih milih NASAMS dan Mica. Kedua senjata tersebut memiliki compatibility dg senjata untuk pespur yg dimiliki oleh Indonesia. AMRAAM bisa dipake F-16, Mica bisa dipake oleh Rafale.
Sang legenda “Phantom of the Sky” yg sangat ditakuti pihak barat. Suatu pencapaian yg luar biasa.
Kalau saya tidak condong ke Timur ataupun Barat siapa yg bisa supply apapun yg kita mau tanpa embel2 atau ancaman apapun sebagai negara berdaulat itu yg utama, menurut saya sampai sekarang belum ada bukti nyata pesawat merk apa yg paling hebat karena belum pernah dogfight secara langsung, semua masih diatas kertas dengan iklan kecap no 1 semua. Thn 90 an sampai awal 2000 an kita masih sangat orde baru makanya Rusia masih sulit masuk kesini baru setelah diembargo sama Amerika cs habis2 an kita mulai berpaling ke Rusia dan maturtengkyu ke Rusia kita masih bisa miliki Sukoy tanpa syarat karena modal cekak saja arsenal kita kurang bertaji. Dan walau kita kalah dari semua lini persenjataan dengan Cina bukan berarti kita langsung pasrah seperti tidak bernyali paling tidak mereka akan segan dan hormati, belum tentu kita kalah berantem dengan Cina misal sampai gebugan berlarut2 belum tentu mereka bisa kuasai kita walau senjata kita habis toh cina jauh lebih tidak gegabah bila kita lumayan kuat. Apa yg bisa diharapkan dari negara yg saat kita pesan F35 bilang ente belum kelasnya, pakai F16 saja lagian antrian panjang tapi ada negara lain pesan langsung disambut padahal nyata kita perkuat semua aspek dan lini bukan utk hadapi Amerika cs ndak kepikiran itu justru kita gerah dengan kelakuan cina yg harus amat sangat kita waspadai…sederhana koq kita bukan bangsa yg suka buat onar kita bangsa yg mau hidup aman dan nyaman tapi jangan diganggu.
@Kabeerje: Kebutuhan F-35 untuk USA dan sekutunya itu sekitar 3000 unit, bahkan jika pabrikan bisa memproduksi sampai 150 unit/tahun, dengan jumlah yg sudah diproduksi 800 unit, masih harus indent selama 14 tahun. Sudah tepat USA memberikan rekomendasi F-15 EX, kemampuannya jelas sangat tinggi dan tidak semua pespur bahkan pespur generasi kelima yg memiliki kemampuan terbang dg radius jauh, mampu membawa senjata lebih banyak dan terbang lebih cepat dari F-15EX. Bahkan jika Indonesia cuman membeli F-16, dg adanya radar AN/APG-80 AESA, masih akan mampu melawan Flanker, Flanker KW dan Super Flanker milik China berbekal AMRAAM. Indonesia jelas butuh banyak pespur saat ini dan segera. Makanya, daripada harus nunggu selama 14 tahun, Sebaiknya Indonesia ambil aja pespur generasi Keempat plus yg lini produksinya tidak rame. Syukur-syukur bisa dirakit di Indonesia juga, jadi bisa dapet ToT/offset juga seperti yg diamanatkan oleh undang-undang.
Hohoho
Lihatlah peristiwa di atas udara perbatasan India – Pakistan
Bagaimana seeker bapuk R77 bikin Sukhoi India lari terbirit-birit
Manuver kobra kalah strong vs BVRAAM
Seeker bapuk memang yahud!!