Update Drone KamikazeKlik di Atas

Rusia Produksi Rudal Balistik Iskander-1000, Separuh Wilayah Eropa dalam Jangkauan Serangan

Nama rudal balistik jarak pendek Iskander ibarat mimpi buruk bagi Ukraina, pasalnya tingkat presisi rudal produksi KB Mashinostroyeniya (KBM) dikenal lumayan baik, dan telah menghancurkan beberapa aset penting selama jalannya peperangan. Dan belum lama ada kabar, bahwa “Bang Iskandar” punya varian baru yang lebih canggih dan mematikan.

Baca juga: Dihantam Iskander-M, Dua Peluncur Rudal Hanud Patriot Ukraina Hancur di Donetsk, Ini Kata Moskow

Setelah debut Iskander-M, kini Rusia mulai memproduksi dan menyebar varian baru yang disebut “Iskander-1000”. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Rusia akan memulai produksi dan penyebaran rudal jarak menengah dan pendek sebagai respons terhadap penyebaran serupa oleh AS di luar wilayah mereka.

Rudal-rudal ini berpotensi mencakup Iskander-1000, yang pertama kali diperkenalkan pada Mei 2024 melalui sebuah video yang memperingati ulang tahun ke-78 lokasi uji coba rudal Kapustin Yar. Menurut sumber-sumber Rusia, rudal-rudal ini dapat ditempatkan di Kaliningrad atau wilayah Smolensk, yang memungkinkan Rusia untuk menargetkan hampir separuh negara-negara Eropa, serta aset angkatan laut di Laut Baltik.

Hal ini menyusul pernyataan dari Commander-in-Chief of the Strategic Missile Forces pada 17 Desember 2023, yang mengindikasikan bahwa kompleks industri militer Rusia dapat segera memulai produksi dan memasok sistem rudal ini jika diperlukan. Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi dimulainya produksi pada 6 Mei 2024.

Sebagai rudal balistik jarak menengah, Iskander-1000 ydikembangkan oleh Machine-Building Design Bureau (Kolomna). Rudal ini didasarkan pada sistem rudal balistik Iskander-M 9K720, yang memiliki jangkauan hingga 1.000 kilometer, dua kali lipat jangkauan Iskander-M saat ini. Rudal balistik Iskander dibuat oleh perusahaan Rusia, KB Mashinostroyeniya (KBM), yang terletak di Kolomna, Rusia. KBM adalah bagian dari Rostec, perusahaan milik negara yang mengelola aset teknologi dan pertahanan di Rusia.

Pengembangan Iskander-1000 mengikuti laporan yang menunjukkan adanya peningkatan pada rudal Iskander dan Kinzhal untuk jangkauan yang lebih jauh, hulu ledak yang lebih kuat, dan kemampuan yang lebih baik untuk menghindari pertahanan udara. Perkembangan ini sejalan dengan respons Rusia terhadap AS dan sekutunya, terutama setelah AS mengumumkan rencana pada bulan Juli 2024 untuk menyebarkan rudal jelajah jarak jauh di Jerman.

Presiden Putin mengindikasikan bahwa Rusia akan mengambil tindakan balasan berdasarkan tindakan AS dan sekutunya. Potensi penyebaran rudal Iskander-1000 di wilayah seperti Smolensk juga dapat menimbulkan ancaman signifikan terhadap jet tempur F-16 Ukraina yang baru tiba.

[Video] Terkonfirmasi, Unit Peluncur HIMARS Ukraina Dihancurkan Rusia dengan Rudal Iskander

Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa setiap pangkalan udara Barat yang menampung F-16 yang ditujukan untuk Ukraina akan dianggap sebagai target yang sah bagi pasukan Rusia, termasuk lapangan udara di negara-negara NATO seperti Polandia dan Rumania. Kemampuan Iskander-1000 untuk menyerang target dengan presisi tinggi dan waktu peringatan minimal meningkatkan kerentanan pangkalan udara dan tempat perlindungan ini.

Jika Rusia menyebarkan rudal balistik dengan jangkauan 1.000 km di Kaliningrad atau wilayah Smolensk, beberapa negara akan berada dalam jangkauannya karena kedekatannya. Dari Kaliningrad, yang terletak di Laut Baltik dan berbatasan dengan Polandia di selatan dan Lithuania di utara dan timur, rudal dengan jangkauan 1.000 km dapat mencakup sebagian besar Eropa, termasuk Polandia, Lithuania, Latvia, Estonia, Jerman, Denmark, Swedia, Republik Ceko dan, Slovakia. Wilayah ini juga berpotensi mencakup sebagian Finlandia, Ukraina, dan Norwegia, tergantung pada lokasi pasti yang ditargetkan di negara-negara tersebut.

Seperti dikutip Armyrecognition.com, Iskander-1000 akan mempertahankan tata letak klasik rudal 9M723-1/K5 tetapi dengan peningkatan volume muatan bahan bakar padat sebesar 10-15%, serta mesin yang diperbarui, sistem kontrol yang disempurnakan, dan hulu ledak yang direvisi.

Rudal balistik Rusia yang baru ini kemungkinan akan menampilkan sistem pemandu inersia otonom, kemungkinan dengan koreksi navigasi satelit dan mungkin pemandu radar berdasarkan peta medan area target selama tahap penerbangan akhir. Penyimpangan rudal dari target diperkirakan dalam jarak 5 meter.

Rusia Gelar Sistem Rudal Jelajah Iskander-K, Dilengkapi Jaring Kamuflase

Untuk memudahkan penyebarannya, rudal Iskander-1000 diharapkan akan diluncurkan menggunakan peluncur Iskander standar, yang memiliki kesamaan struktural dengan rudal balistik 9M723 dari sistem rudal taktis Iskander.

Sistem propulsinya diharapkan berupa mesin roket propelan padat yang mirip dengan rudal 9M723 tetapi berpotensi lebih besar. Sistem ini mungkin menggunakan jenis baru bahan bakar roket dengan denyut yang lebih tinggi, mungkin berbasis oktogen, dengan impuls spesifik hingga 480 unit.

Bahan bakar baru pada Iskander-1000 dapat mendorong rudal hingga kecepatan 2.700 hingga 3.100 m/s, menghasilkan hulu ledak fragmentasi berdaya ledak tinggi (HE-Frag) atau hulu ledak cluster yang beratnya mencapai 350 kg pada jarak 900 hingga 1.000 km, atau hulu ledak yang lebih ringan hingga 1.250-1.300 km. Rudal tersebut akan dilengkapi dengan kontrol gas-dinamis dan kemudi aerodinamis untuk manuver, dengan kapasitas kelebihan muatan hingga 25-30 unit. Rudal ini juga akan dilengkapi dengan INS dan modul koreksi GLONASS/GPS Comet-P8 atau sistem peperangan elektronik pita X/J/Ka.

Mesin roket berbahan bakar padat Iskander-1000 menghasilkan suar kontras panas yang hanya terlihat selama fase penerbangan aktif, sehingga memberikan waktu peringatan yang lebih singkat, yakni 2 hingga 7 menit, tergantung pada jarak target, sehingga mempersulit upaya intersepsi oleh sistem rudal pertahanan udara (hanud) seperti Patriot, SAMP-T, atau Iris-T SLM. (Gilang Perdana)

[Video] Rudal Hanud IRIS-T SLM Ukraina Pasokan Jerman Berhasil Dihancurkan Drone Kamikaze Lancet 3

5 Comments