Rusia Mulai Produksi Set Pertama Torpedo Nuklir Poseidon untuk Kapal Selam Belgorod
Rusia telah memproduksi set pertama torpedo berkemampuan nuklir Poseidon, demikian diwartakan Kantor Berita Rusia TASS pada hari Senin kemarin. Batch pertama dari torpedo super Poseidon yang telah lama dinanti diproduksi untuk diluncurkan dari kapal selam nuklir Belgorod K-329. Belgorod dibangun dari lambung Oscar-II Class dan dirancang dengan misi khusus yang berbeda dari misi kapal selam Rusia sebelumnya.
Belgorod yang punya panjang 178 meter dan bobot 19.000 ton, dirancang sebagai wahana bagi peluncur torpedo/drone bertenaga nuklir Poseidon. Bukan itu saja, Belgorod dirancang untuk membawa kapal selam khusus berukuran mini untuk penyelaman laut dalam, seperti “Losharik”,
“Set pertama Poseidon telah dibuat, kapal selam Belgorod akan menerimanya dalam waktu dekat,” kata sumber dari internal Rusia. Sumber militer anonim juga mengatakan kepada TASS bahwa tes terpisah dari unit utama Poseidon, termasuk sumber tenaga nuklirnya, telah berhasil diselesaikan.
Sebelumnya CNN.com, melaporkan bahwa Angkatan Laut Rusia gagal mencoba uji conba torpedo Poseidon di Samudra Arktik pada November 2022. Pengembangan Poseidon adalah tanggapan Rusia terhadap penarikan AS dari Perjanjian Rudal Anti Balistik dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Rusia untuk mengatasi sistem pertahanan rudal AS.
Pada Januari 2019 pihak AL Rusia merencanakan untuk mengakusisi 30 unit Poseidon, dimana torpedo nuklir ini akan ditempatkan di empat kapal selam nuklir, masing-masing dua unit untuk Armada Utara dan Armada Pasifik Rusia. Bagi intelijen AS dan NATO, pengembangan Poseidon dan diluncurkannya kapal selam nuklir pengusungnya – Belgorod, jelas merupakan ancaman potensial.
Meski detail torpedo Poseidon masih diselimuti kabut misteri, namun beberapa literasi berhasil menggambarkan seperti apa sosok yang juga disebut sebagai torpedo shaped robotic mini submarine ini, dengan dapur pacu tenaga nuklir, Poseidon dapat melesat hingga kecepatan 100 knots (185 km per jam) dan dapat menghantam sasaran sampai jarak 10.000 km.
Kedalaman selam Poseidon ini pun tak bisa disamakan dengan torpedo konvensional, lantaran kedalaman maksimum torpedo ini bisa mencapai 1.000 meter. Para analis militer menyebut Poseidon akan menyelam di kedalaman 50-100 meter untuk memanfaatkan fitur stealth pada kecepatan rendah. Kedalaman rendah dalam mode siluman lebih disukai karena gelombang suara pindah ke dasar laut dan mengurangi radius deteksi.
Dimensi Poseidon tak bisa disamakan dengan sosok torpedo konvensional, dimana panjang Poseidon mencapai 24 meter dengan diameter 1,6 – 2 meter. Dengan dimensinya yang besar, menjadikan tampilan Poseidon laksana kapal selam mini.
Mampu menjelajah hingga 10.000 km, Poseidon mengandalkan tenaga dari reaktor nuklir berpendingin gas, namun berbobot rendah dan padat. Desainer kapal selam Rusia mengatakan bahwa reaktor berdaya rendah lebih disukai untuk Poseidon karena sifatnya less noisy.
Baca juga: Rusia Canangkan Pembangunan Pangkalan Poseidon di Tahun 2022
Poseidon mengadopsi silent running strategy layaknya kapal selam. Fitur siluman digunakan saat kecepatan rendah sebelum mencapai area target. Mode berkecepatan tinggi diaktifkan setelah mencapai jarak sasaran pendek (2-3 kilometer), ketika probabilitas deteksi Poseidon sudah jauh lebih tinggi. (Bayu Pamungkas)
Hohoho
Justru mubazir kalau fasilitas pendukung macam sonobuoy network coverage cuma seuprit. Lebih gede melesetnya daripada hit kena sasaran!!
@bupati livik
yang nyelem dalem banget ngga cuma kalsel rusia, semua kalsel modern, kalau nyelem dalem banget, apalagi kalau bawa icbm sama bertenaga nuklir
Harus lebih dulu d tes ledak d pantai Inggris…baru terlihat hasilnya Maximum atau kurang….. Serangan sunami akan terlihat LBH alamiah…walau dg tingkat radiasi nuklir tinggi…
Knp ya. Kasel Russia kok kalo nyelem dalem bgt? Untuk menghindari sonar musuh apa?