Rusia Luncurkan Perm (Yasen M Class) – Kapal Selam Serang Nuklir Pertama yang Disiapkan dengan Rudal Jelajah Hipersonik Tsirkon
Berlokasi di galangan kapal Sevmash di Severodvinsk, pada 27 Maret 2025, Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi meluncurkan Perm, yakni kapal selam serang bertenaga nuklir generasi keempat yang termasuk dalam Yasen M class. Berbeda dari Yasen M class lainnya, Perm merupakan kapal selam serang pertama yang dilengkapi dengan rudal jelajah hipersonik 3M22 Tsirkon (Zircon) sebagai senjata andalan.
Sebagai catatan, salah satu Yasen M class, yakni K-561 Kazan, sempat membetot perhatian dunia pada pertengahan tahun lalu, lantaran dalam pelayaran ke Kuba ternyata mendekat ke wilayah pesisir Amerika Serikat, yaitu hanya berjarak 150 kilometer dari kota Miami.
Perm adalah unit keenam dari Yasen class secara keseluruhan, kapal selam ini mulai dibangun pada29 Juli 2016, di galangan kapal Sevmash di Severodvinsk. Peluncurannya menandai tahap penting dalam program pembangunan kapal Angkatan Laut Rusia yang sedang berlangsung. Perm dijadwalkan untuk mulai beroperasi dengan Angkatan Laut Rusia pada tahun 2026 dengan penempatan di Armada Pasifik.
Perm sedikit berbeda dalam desain dari kapal selam Yasen M class (Project 885M) sebelumnya untuk mengakomodasi sistem rudal Tsirkon dan merupakan kapal selam serang reguler pertama yang secara khusus dibangun untuk penempatannya.
Vladimir Putin Putin launches another nuclear-powered submarine “Perm” for the Russian Navy.
The Perm, a Project 885M Yasen-M submarine is the first regular underwater carrier of Zircon hypersonic missiles. In addition, the nuclear submarine is armed with 10 torpedo tubes,… pic.twitter.com/fjH1nwZCJA
— Chay Bowes (@BowesChay) March 28, 2025
Perm dikembangkan oleh Malakhit Marine Engineering Bureau di bawah Kepala Desainer Vladimir Pyalov. Kapal selam ini dibangun oleh Sevmash, bagian dari United Shipbuilding Corporation, yang telah membangun kapal selam Yasen class sejak tahun 2009.
Sevmash telah mengirimkan beberapa kapal selam Yasen M class ke Angkatan Laut Rusia di bawah program pengadaan pertahanan negara, yaitu Kazan (2021), Novosibirsk (2021), Krasnoyarsk (2023), dan Arkhangelsk (2024). Kapal selam tambahan yang sedang dibangun termasuk Ulyanovsk, Voronezh, dan Vladivostok, dengan rencana yang dilaporkan untuk lebih banyak unit, termasuk Bratsk. Angkatan Laut Rusia memproyeksikan untuk membangun total 12 unit Yasen class.
🚨🇷🇺 PUTIN LAUNCHES NUCLEAR SUB EQUIPPED WITH HYPERSONIC ZIRCON MISSILES
Putin officially launched Perm, a nuclear-powered submarine armed with Zircon missiles capable of flying at several times the speed of sound.
Zircons have a 900 km range and are considered nearly… https://t.co/0gqgVsQ3iu pic.twitter.com/FiyEEClq1p
— Mario Nawfal (@MarioNawfal) March 27, 2025
Persenjataan kapal selam ini mencakup 10 tabung torpedo kaliber 533 mm, yang terletak di bagian tengah lambung dan dipasang miring karena adanya susunan sonar bulat besar di haluan. Kapal selam ini mampu meluncurkan berbagai jenis torpedo, termasuk model USET-80, Fizik-2, dan Case, serta ranjau laut.
Perm memiliki delapan sistem peluncur vertikal (VLS) yang dikonfigurasi untuk membawa 4 rudal jelajah antikapal P-800 Onyx, 4 rudal jelajah hipersonik berkemampuan nuklir 3M22 Tsirkon, atau 5 rudal jelajah 3M14 Kalibr per peluncur. Untuk pertahanan diri, kapal selam ini juga membawa sistem pertahanan udara portabel (MANPADS), seperti Igla atau Verba. Sistem di dalamnya mencakup persenjataan elektronik, navigasi, dan perangkat hidroakustik yang diperbarui.
3M22 Tsirkon di Perm adalah rudal jelajah hipersonik Rusia yang dikembangkan oleh Tactical Missiles Corporation (KTRV). Menurut data yang tersedia, rudal tersebut memiliki panjang antara 8 dan 9,5 meter, dengan hulu ledak seberat 300 hingga 400 kg. Dirancang untuk menyerang target laut dan darat, rudal ini dapat mencapai kecepatan hingga Mach 9 (sekitar 11.025 km/jam) dan memiliki perkiraan jangkauan operasional antara 400 dan lebih dari 1.000 kilometer.
Menggabungkan sistem navigasi inersia dengan pencari radar aktif untuk panduan, Tsirkon terbang pada ketinggian 30–40 km selama fase pertengahan lintasannya untuk mengurangi hambatan udara, meningkatkan kecepatan dan jangkauan, meskipun kecepatannya menurun pada fase terminal karena peningkatan hambatan atmosfer.
Meskipun dinyatakan sangat sulit untuk dicegat, beberapa sistem pertahanan udara yang digunakan secara internasional — termasuk THAAD, SM-3, SM-6, Patriot PAC-3, dan sistem berbasis Aster 30 — secara teoritis mampu menyerang target pada kecepatan yang sama selama fase terminal.
Perm ditenagai oleh reaktor nuklir berpendingin air bertekanan KTP-6-185SP yang menghasilkan 200 megawatt (sekitar 268.204 hp). Tenaga penggerak disediakan melalui poros tunggal dan baling-baling dengan kebisingan rendah, didukung oleh dua pendorong, yang memungkinkan kapal selam mencapai kecepatan hingga 31 knot di bawah air dan 16 knot di permukaan.
Reaktor nuklir generasi keempat ini memiliki masa pakai inti 25–30 tahun, sehingga tidak perlu lagi mengisi ulang bahan bakar di tengah masa pakai, dan memungkinkan sirkulasi pendingin alami, yang berkontribusi pada tanda akustik yang lebih rendah.
Dengan kedalaman menyelam maksimum 600 meter dan kedalaman operasional 520 meter, Perm dapat menyelam terus-menerus selama 100 hari. Kapal selam ini memiliki bobot terendam 13.800 ton dan bobot permukaan 8.600 ton, sedikit lebih rendah dari unit Yasen M sebelumnya. Panjang keseluruhannya adalah 130 meter, dengan lebar 13 meter dan draft 9,4 meter, dan menampung 64 awak kapal. (Gilang Perdana)
Tiongkok dan Rusia sudah 1 langkah lebih maju dari AS soal rudal hipersonik, hingga tahun ini bagaimana progress pengembangan rudal yang melaju dengan kecepatan lebih dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara milik AS tersebut?