Rusia Kini Punya ‘MM-1’ – Drone Kamikaze dari Bahan Plastik Busa Konvensional, Diklaim Tidak Terdeteksi Sistem Peperangan Radio Elektronik

(Photo by Ekaterina Adamova)

Serangan drone berbahan karton yang diluncurkan Ukraina ke pangkakan udara Rusia di Kursk region pada akhir Agustus lalu, jelas telah mencoreng pamor militer Negeri Beruang Merah, pasalnya drone karton buatan Australia yang harganya tak ‘seberapa’, tapi mampu menghancurkan empat unit Su-30 dan satu unit MiG-29. Namun, serangan drone karton rupanya telah membangkitkan para inovator Rusia untuk menciptakan lawan tanding yang ideal untuk drone karton.

Baca juga: Drone Berbahan Karton Buatan Australia Serang Basis Jet Tempur Su-30 dan MiG-29 Rusia

Para inovator dan profesional Rusia kini berhasil menciptakan drone yang disebut MM-1. Drone ini terbilang unik, pasalnya dibuat dari plastik busa konvensional, yang menjadikan MM-1 tidak ‘terlihat’ oleh sistem peperangan radio elektronik lawan.

Rincian perkembangan MM-1 dipublikasikan oleh Kantor Berita Rusia TASS oleh juru bicara pusat teknologi inovatif, TsAGIStart, yang berada di Central Aerohydrodynamic Institute’s Technology Park. Konstruksi MM-1 menggunakan busa biasa sehingga produksinya layak secara ekonomi. Fitur penting dari drone ini adalah transparansi radionya yang optimal, memastikan tidak adanya bagian yang dapat menimbulkan interferensi.

MM-1 dirancang sebagai drone kamikaze yang dilengkapi dengan kemampuan untuk menghindari deteksi oleh sistem peperangan elektronik. Pihak pengembang mengklaim MM-1 memiliki potensi untuk berhasil menavigasi dan menerobos penghalang radio elektronik musuh.

Guna menjamin sifat ‘stealth’, drome MM-1 dirancang sebagian besar tidak menggunakan material dari bagian logam. Komponen logam sejauh ini masih ada, tapi hanya terdapat di bagian motor dan sejumlah sekrup. Namun, jika ada gangguan yang timbul karena sekrup ini, pengembang siap meluncurkan model yang dilengkapi sekrup fiberglass.

Dikutip dari BulgarianMilitary.com, MM-1 pertama kali diperkenalkan ke publik dalam konferensi bertajuk “Development of the Industry of Unmanned Aviation Systems: Instructions, Challenges, and Solutions” yang dihelat oleh TsAGI pada 6 Oktober 2023.

Juru bicara TsAGIStart menyampaikan bahwa drone MM-1 mampu mencapai kecepatan hingga 100 km per jam sambil membawa muatan (payload) hingga 5 kg. Drone ini beroperasi berdasarkan mode First Person View (FPV) yang mengandalkan kamera depan sebagai kepanjangan ‘mata’ pilot drone.

Saat ini MM-1 baru diproduksi satu unit. “Kami berencana memproduksi lima perangkat lagi dalam waktu dekat. Sebelumnya, serangkaian tes tambahan untuk jangkauan dan durasi penerbangan akan dilakukan. Tujuannya MM-1 bisa menempuh jarak 100 km dalam waktu kurang lebih satu jam,” ujar juru bicara TsAGIStart.

Bahan foamplast yang digunakan pada drone MM-1 merupakan salah satu jenis busa yang terbuat dari bahan polimer plastik. Ini biasanya digunakan di berbagai industri untuk tujuan isolasi, pengemasan, dan bantalan. Bahannya ringan, fleksibel, dan memiliki sifat insulasi termal dan suara yang sangat baik.

Foamplast biasanya diproduksi dengan mengembangkan manik-manik plastik menggunakan panas dan tekanan, menghasilkan struktur seperti busa dengan jaringan seluler rongga yang saling berhubungan. Struktur seluler ini memberikan sifat unik pada plastik busa, seperti kepadatan rendah dan kompresibilitas tinggi.

Perangkat berbasis frekuensi radio (Radio Frequency/RF), seperti sistem RFID (Radio Frequency Identification) mengandalkan gelombang elektromagnetik untuk berkomunikasi dan bertukar informasi. Perangkat ini bekerja dengan mengirimkan dan menerima sinyal radio untuk mengidentifikasi dan melacak objek atau individu. Namun, bahan plastik busa menimbulkan tantangan dalam pendeteksian RF karena komposisi dan sifat fisiknya.

Baca juga: Guna Minimalisir Deteksi Radar, Rusia Gunakan Drone Berbahan Kayu

Struktur seluler bahan plastik busa bertindak sebagai penghalang gelombang radio. Ketika gelombang radio bertemu dengan plastik busa, maka gelombang tersebut diserap, dihamburkan, atau dipantulkan oleh banyak rongga berisi udara di dalam material. Hamburan dan penyerapan gelombang radio ini menyulitkan perangkat berbasis RF untuk mendeteksi atau membaca sinyal secara akurat dari objekyang ditutupi atau dikelilingi oleh bahan plastik busa. (Gilang Perdana)

2 Comments