Rusia Kembangkan Amunisi dengan Sistem Peledakan Khusus untuk Tangkal Drone Ukraina
Serangan drone yang masif dilakukan Ukraina tak pelak telah membuat Rusia harus berpikir keras untuk merancang sistem senjata anti drone yang efektif. Seperti salah satunya dilakukan Kizlyar Electromechanical Plant yang kini mengklaim tengah mengembangkan Advanced Ammunition Control System untuk melawan ancaman drone Ukraina. Nah, seperti apakah kehebatan dari sistem anti drone ini?
Baca juga: Produsen Kanon Hanud ZU-23-2 Kebanjiran Pesanan dari Negara di Afrika
Advanced Ammunition Control System adalah teknologi yang dirancang untuk mengoptimalkan peledakan amunisi dengan dampak maksimal pada sasaran. Fitur penting dari sistem ini adalah merekayasa amunisi untuk menghitung titik ledakan yang ideal. Sistem ini mampu memastikan ledakan menghasilkan pecahan peluru dalam jumlah besar yang ditujukan langsung ke sasaran di udara, menjadikannya pertahanan yang efektif terhadap drone.
Dalan kasus belakangan ini, drone yang sering digunakan untuk pengawasan, pengintaian, dan bahkan serangan langsung (kamikaze), sulit dideteksi dan dinetralisir karena ukuran dan kelincahannya. Kemampuan sistem yang dikembangkan Kizlyar untuk menyerang sasaran yang tersembunyi di balik penghalang dapat berguna untuk mengatasi drone berukuran kecil yang mungkin beroperasi dari posisi tersembunyi.
Saat ini, senjata anti-pesawat era Soviet ZU-23M2 yang diperbarui digunakan sebagai prototipe untuk menguji sistem ini. Namun, Kizlyar menyebut bahwa teknologi amunisi ini dapat untuk memodernisasi beragam senjata artileri, yang mencakup kaliber 30, 40, dan 57 milimeter.
ZU-23-2 adalah kanon laras ganda anti pesawat kaliber 23 mm yang ditarik (towed) buatan Soviet. Kanon yang juga digunakan Arhanud TNI AD ini dikembangkan pada akhir tahun 1950-an dan terutama ditujukan untuk menyerang sasaran yang terbang rendah, termasuk pesawat terbang dan helikopter.
Sejalan dengan perkembangan, ZU-23M2, versi modern dari meriam otomatis anti-pesawat ZU-23 era Soviet, telah ditingkatkan untuk lebih meningkatkan kemampuan tempurnya. ZU-23M2 dilengkapi dengan sistem penargetan canggih yang menggabungkan laser rangefinder, television channel, dan optical-mechanic device. Hal ini memastikan perolehan dan pelacakan target yang tepat, bahkan dalam kondisi yang menantang.
Selain itu, untuk pengoperasian dalam skenario cahaya redup atau malam hari, ZU-23M2 dapat dilengkapi dengan thermal location channel dan specialized television system. Untuk memberikan pertahanan berlapis terhadap ancaman udara, sistem senjata berbasis kanon ini juga dapat dibekali dengan dua rudal hanud jarak pendek, seperti 9M32M Strela-2M atau 9M39 Igla, yang menawarkan pertahanan anti-udara yang komprehensif. (Gilang Perdana)
TNI AD punya meriam Zur 23 mm anti pesawat tenaga hidrolik, belum digital otomatis, padahal perlu di perbanyak di tempatkan di luar pulau jawa perlu dikuisis Indonesia lumayan tuh buat di tempatkan di 3 Matra Udara dara laut di Indonesia
Jamannya RCs dan DRONEs, udah nggak model cuman IMPACT MUNITION. Peluru biasa ngabisin peluru di banding WALL of TUNGSTEN PELLETS munition 2-3 burst.
12 gauge SHOT GUNs dgn peluru BIRD SHOT , BUCKS SHOT atau malah DRAGON BREATHS ammo sudah wajib di bawa buat ANTI DRONE PERORANGAN